Anthoni Salim merupakan pemilik Grup Salim yang dinobatkan oleh majalah Forbes sebagai orang terkaya nomor 3 di Indonesia. Total kekayaan keluarga Salim menurut Forbes mencapai US$ 8,5 miliar atau setara Rp 130,42 triliun (kurs Rp 15.344).
Anthoni Salim adalah bungsu dari tiga bersaudara dari anak Liem Sioe Liong (Sudono Salim) yang merupakan generasi pertama Keluarga Salim. Dia dikenal luas sebagai taipan yang namanya sudah menjulang sejak Orde Baru.
Anthoni Salim, bos dari Grup Salim saat ini paling dikenal dengan dua emiten konsumen yang dimiliki yakni PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) serta anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Produknya sudah banyak menemani kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia bahkan di sejumlah negara di dunia, salah satunya lewat Indomie.
Anthony Salim juga merupakan orang di balik besarnya Indomaret. Bagaimana tidak besar, saat ini keberadaan perusahaan jaringan ritel tersebut sudah terdapat 20.000 gerai dan 31 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Anthoni Salim memang bukan ujug-ujug saja menjadi pengusaha. Dia menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu pada 1971 di Ewell County Technical dan meraih gelar Bachelor of Arts. Sekembalinya ke Indonesia membantu ayahnya mengurusi bisnis yang memang sudah beranak-pinak.
Kepiawaian Anthoni Salim teruji saat ia menggantikan ayahnya dan terjadi krisis keuangan 1997-1998. Saat itu sejumlah aset milik Grup Salim harus dilego, termasuk harus rela melepas kepemilikan BCA.
Selain yang sudah disebutkan tadi, Grup Salim memiliki investasi luas di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Keluarga Salim juga memiliki saham di perusahaan investasi yang terdaftar di Hong Kong, First Pacific yang memiliki aset sebesar US$ 27 miliar di enam negara.
Terbaru, Anthoni Salim masuk bisnis batu bara yang sedang jadi primadona. Dia menggandeng PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang merupakan entitas milik Grup Bakrie.
Jalan ceritanya, bersama-sama entitas Bakrie, perusahaan milik Anthoni Salim di Hong Kong akan menjadi pembeli saham private placement BUMI. Harga pelaksanaan dari aksi korporasi ini senilai US$ 1,6 miliar atau setara Rp 24,16 triliun (kurs Rp 15.100).
(aid/das)