Siapa yang tidak kenal Martha Tilaar? Pasti kenal dong, karena namanya selalu bermunculan di kosmetik atau jamu legendaris di Indonesia dengan merek dagang Sariayu.
Mungkin yang ini banyak belum tahu, kalau di balik kesuksesannya ada jatuh bangun Martha Tilaar dalam menciptakan produk Sariayu hingga dikenal sampai sekarang. Dilansir dari website resmi Martha Tilaar Group, Jumat (4/11/2022), bisnis itu bermula hanya dari salon kecantikan kecil berukuran 4x6 meter pada 1970.
Tekadnya membuka salon selepas pulang dari Amerika Serikat (AS) saat menemani suami, Henry A. Rudolf Tilaar yang bekerja. Selama di sana, Martha Tilaar melanjutkan sekolah di Academy of Beauty Culture di Bloomington, Indiana. Tempat itulah yang menjadi awal keakraban perempuan asal Kebumen itu dengan dunia kosmetik dan kecantikan.
Dengan modal seadanya, salon pertama dibuka di garasi kediaman orang tua Martha Tilaar, Yakob Handana di Menteng, Jakarta Pusat. Promosi berupa lebaran brosur pun gencar disebarkan dari rumah ke rumah.
Usaha tersebut mendapatkan respons positif, hingga Martha Tilaar bisa menarik pelanggan dari kalangan warga asing yang bekerja di kedutaan. Dalam waktu hanya 6 bulan salonnya bisa pindah ke tempat yang lebih besar.
Dua tahun berselang pada 1972, Martha Tilaar membuka salon kecantikan keduanya yaitu Martha Griya Salon di Menteng. Di salon ini lah untuk pertama kalinya perawatan kecantikan tradisional berbasis tanaman herbal dan bisnis kecantikan dimulai.
Lima tahun kemudian, sayap bisnisnya melebar ke produk kecantikan dan jamu modern dengan merek Sariayu-Martha Tilaar di bawah bendera PT Martina Berto. Perusahaan itu didirikan berdasarkan kerjasama dengan Bernard Pranata (almarhum) dan Theresia Harsini Setiady yang merupakan pendiri Kalbe Group.
Pada 1981, PT Martina Berto mendirikan pabriknya sendiri di kawasan industri Pulogadung dan kembali mendirikan pabrik kedua pada 1983 di wilayah yang sama.
Di tahun yang sama, didirikan PT Sari Ayu Indonesia (SAI) untuk mendukung PT Martina Berto dalam mendistribusikan produk kosmetiknya. Perlahan-lahan, Martha Tilaar dan keluarganya pun berhasil mengakuisisi PT Martina Berto dan membentuk Martha Tilaar Group pada 1999.
Kini Martha Tilaar Group terdiri atas beberapa perusahaan di berbagai bidang. Mulai dari PT Martina Berto Tbk yang bergerak di pemasaran dan produksi, PT Cedefindo perusahaan produksi dan maklon, PT SAI Indonesia perusahaan distributor dan logistik, PT Martha Beauty Gallery yakni sekolah dan pendidikan kecantikan Puspita Martha International School, PT Cantika Puspa Pesona perusahaan jasa spa dan salon, serta PT Kreasi Boga Primatama perusahaan penyedia tenaga kerja.
Dalam pencapaiannya tersebut ada banyak kisah yang membuat Martha Tilaar terpacu untuk bisa sukses hingga kini, salah satunya karena saat mengawali karier dirinya pernah diremehkan karena statusnya sebagai seorang perempuan. Tidak jarang dirinya ditolak bank saat ingin mengajukan kredit usaha.
Perjalanan pahit juga pernah dirasakan Martha Tilaar saat ingin memasarkan produk di pusat perbelanjaan. Banyak juga teman-temannya yang tidak mempercayai produk masker herbal dan lulurnya.
"Teman-teman saya mengira saya adalah orang gila yang ingin menjadi dukun atau penyihir agar cepat kaya," ujarnya dikutip dari BBC.
Perkataan itu lantas membuat Martha Tilaar terpacu untuk membuktikan produknya akan sukses di kemudian hari. Terbukti saat ini brand Sariayu sudah berjejer di pusat perbelanjaan Indonesia dan mendapat berbagai penghargaan bergengsi.
Simak Video "Modal Rp 1,5 Juta, Pasutri Ini Bisa Sukses dengan Ms Glow"
[Gambas:Video 20detik]
(aid/zlf)