Berawal dari Industri Film, Kini Alexander Jadi 'Raja Properti' Berharta Rp 15,5T

Berawal dari Industri Film, Kini Alexander Jadi 'Raja Properti' Berharta Rp 15,5T

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 06 Des 2022 07:00 WIB
Alexander Tedja
Foto: Dok Forbes
Jakarta -

Alexander Tedja merupakan satu dari sekian nama besar di industri properti dan mal di Tanah Air. Kesuksesannya ini datang dari perjuangannya membangun Pakuwon Group.

Menurut catatan Forbes, Senin (5/12/2022), Alexander merupakan Presiden Pakuwon Group dengan total kekayaan bersih US$ 1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun (kurs Rp 15.500).

Dengan kekayaannya itu, ia bahkan sempat menempati urutan ke-38 orang terkaya di Indonesia versi Forbes di 2021 dengan total kekayaan US$ 1,15 atau setara Rp 17,82 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mencapainya, pria kelahiran 22 September 1945 ini harus menempuh proses yang tidaklah instan. Yang tidak disangka-sangka, Alexander bahkan mengawali bisnisnya dari bidang perfilman.

DIkutip dari laman resmi Pakuwon, pada 1972 silam ia berhasil mendirikan PT ISAE Film. Kemudian pada 1977, ia juga berhasil mendirikan Menara Mitra Cinema Corp. Tidak berhenti di situ, ia juga mendirikan PT Pan Asiatic Film pada 1991 silam.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Alexander baru mulai membangun PT Pakuwon Jati Tbk pada 20 September 1982. Ia memulai langkahnya di industri properti dengan membeli sebidang tanah di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya. Tanah itupun kemudian menjadi lokasi berdirinya Tunjungan Plaza I, pusat perbelanjaan modern pertama di Surabaya yang beroperasi sejak tahun 1986.

Bisnisnya pun terus berkembang di Surabaya, hingga dalam beberapa dekade, Alexander mampu membuka Superblok Tunjungan City dan Pakuwon City.

Kemudian pada 1989, Alexander membuka PT Pakuwon Jati Tbk menjadi perusahaan publik (Initial Public Offering/IPO) dan berhasil menembus Bursa Efek Indonesia dengan kode saham PWON.

Semakin sukses dengan bisnis malnya, ia kemudian mulai merambah bisnis properti seperti Sheraton Hotel Surabaya, Kondominium, Regensi, dan Menara Mandiri yang seluruhnya mulai beroperasi pada tahun 2002.

Tidak berhenti sampai di situ, pada 2007 silam, Alexander pun mulai menginjakkan kaki di Ibu Kota melalui proyek pengembangan Superblok Gandaria City, yang kemudian beroperasi sejak tahun 2010. Kehadirannya di pasar Jakarta pun semakin besar melalui proyek Superblok Kota Kasablanka yang telah beroperasi dua tahun kemudian.

Kejayaannya tidak berhenti sampai di situ. Pada 2019, Alexander sempat menempati posisi 15 besar orang terkaya di Tanah Air, dengan total kekayaan US$ 1,6 miliar atau setara Rp 24,6 triliun (kurs saat ini Rp 15.500). Namun kekayaannya pun terus menurun hingga 2022 ini lantaran bisnisnya sempat terdampak pandemi Covid-19.

Kendati demikian, perusahaannya terus berkembang sebagai salah satu pengembang terkemuka di Indonesia dengan dukungan portofolio development dan investment property.

(dna/dna)

Hide Ads