Kisah Pengusaha Muslim yang Jadi Raja Minyak dan Orang Terkaya di Afrika

Kisah Inspiratif

Kisah Pengusaha Muslim yang Jadi Raja Minyak dan Orang Terkaya di Afrika

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 30 Mar 2023 03:00 WIB
Ilustrasi padang pasir di timur tengah
Foto: Thinkkstock
Jakarta -

Seorang pengusaha muslim asal Ethiopia berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Afrika dan Dunia, ialah Mohammed Al Amoudi. Kekayaannya itu dihimpunnya dari berbagai bidang usaha mulai dari konstruksi, real estate, hingga kilang minyak.

Mohammed Al Amoudi lahir pada pada 21 Juli 1946, di Kota Dessie, Ethiopia, sebuah negara yang pernah dihantam bencana kekeringan hebat dan kelaparan. Meski demikian, ia berhasil mengumpulkan harta hingga ratusan triliunan rupiah.

Saat usianya menginjak 14 tahun atau sekitar tahun 1960-an, Mohammed Al Amoudi akhirnya bermigrasi ke Arab Saudi bersama dengan saudaranya. Dilansir dari Celebrity Net Worth, sasa-masa suksesnya itupun hingga menjadi konglomerat dicatatkannya saat meniti karir di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekayaan pertamanya didapat dari proyek konstruksi dan real estat di Arab Saudi. Kemudian, uang hasil proyek itu dia kembangkan untuk bisnis kilang minyak yang meluas ke Ethiopia, Swedia dan Maroko.

Meski ia sukses di Arab Saudi, Al Amoudi tak seperti kacang lupa kulitnya. Dia turut menggerakkan perekonomian tempat kelahirannya dengan berinvestasi di tambang emas yang berkontribusi hasil ke pemerintah Ethiopia.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Al Amoudi juga membangun pabrik semen dan lahan pertanian di Ethiopia. Hasil pertaniannya diekspor ke berbagai negara, termasuk dipakai oleh perusahaan-perusahaan ternama seperti Starbucks dan Lipton. Hingga saat ini Al-Amoudi menguasai 70% minyak Ethiopia dan menghasilkan 4 ton emas setiap tahun.

Dilansir dari Bloomberg Billionaires Index, pada 17-28 April 2013 silam, ia mencatatkan kekayaan bersih tertingginya, yakni sebanyak US 12,6 miliar atau bila dirupiahkan dengan nilai saat ini mencapai Rp 190,26 triliun (Kurs Rp 15.100/US$).

Namun kekayaan Al Amoudi sempat menurun drastis, beberapa di antaranya yakni pada Juni 2013 menjadi US$ 8,25 miliar, turun lagi di Desember 2017 US$ 7,55 miliar, serta Maret 2020 menjadi US$ 5,92 miliar. Bahkan, per 27 Maret 2023 ini tercatat kekayaannya mencapai US$ 5,1 miliar atau setara Rp 77 triliun.

Penurunan kekayaan ini dikaitkan dengan revaluasi aset industrinya, terutama sahamnya di Preem, kilang minyak terbesar Swedia, dan Svenska Petroleum Exploration, perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas lain yang berbasis di Swedia.

Investasinya saat ini di Preem dan Svenska masing-masing bernilai US$ 1,66 miliar dan US$ 720 juta. Sementara itu, aset lainnya, termasuk Midroc Gold dan Okote Gold yang berbasis di Ethiopia, masing-masing bernilai US$ 1,13 miliar dan US$ 993 juta.

Mohammed Al Amoudi sendiri menikah dengan Sofia Saleh Selassie Al Amoudi dan memiliki delapan orang anak. Saat ini dia membagi waktunya antara London dan Arab Saudi. Adapun penerusnya ialah Abdul Rahman Al Amoudi.




(das/das)

Hide Ads