Indonesia memiliki produk air minum dalam kemasan (AMDK), yang sangat populer bernama Aqua. Saking populernya, merek melekat di ingatan masyarakat, jadi jika ingin membeli air minum kemasan apapun yang disebut merek Aqua.
Aqua merupakan produksi dari PT Aqua Golden Mississippi. Perusahaan itu didirikan oleh seseorang yang mendapatkan ide membuat produk minuman di tengah-tengah dirinya bekerja di perusahaan minyak.
Sosok itu adalah Tirto Utomo. Kini perusahaannya menjadi produsen air mineral minum kemasan terbesar dan tertua di Indonesia dari sisi pangsa pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tirto sendiri merupakan kelahiran Wonosobo. Sebelum akhirnya membangun bisnis air minum dalam kemasan, Tirto berkuliah di Universitas Gadjah Mada yang berada di Surabaya sambil bekerja sebagai wartawan di Jawa Pos.
Namun, melansir dari Biografiku, karena kuliah tidak menentu akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Di sana, ia kuliah sambil bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna.
Namun, pada tahun 1959 Tirto diberhentikan sebagai pimpinan redaksi harian Sin Po. Akibatnya, sumber keuangannya menjadi tidak jelas. Meski demikian, ia bertekad untuk menyelesaikan studinya itu. Tidak ada dasar berbisnis jika melihat pendidikan dan pekerjaan sampingannya itu.
Pada 1960, Tirto berhasil mendapatkan gelar Sarjana Hukum. Ia memulai karirnya dengan bekerja di Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina.
Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Jenjang karirnya cukup mulus, Tirto berhasil menduduki jabatan Deputy Head Legal dan Foreign Marketing.
Dalam buku 50 Great Business Ideas form Indonesia yang ditulis oleh M. Ma'ruf, disebutkan bahwa pada tahun 1971, Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal dan Foreign Marketing Pertamina melakukan negosiasi kontrak kerja sama dengan perusahaan dari Amerika Serikat.
Tak semudah dibayangkan, negosiasi itu berantakan, karena istri delegasi dari Amerika Serikat mendadak terkena diare karena mengonsumsi air yang tidak bersih yang disediakan. Dari sanalah Tirto kemudian mengetahui, orang bule tidak biasa mengkonsumsi air sumur yang direbus, namun air mineral yang steril.
Hal itu yang memunculkan ide bagaimana bisa menyediakan air mineral yang dikemas dengan steril dan dapat dikonsumsi oleh semua orang.
Ia kemudian mengirim adiknya yang bernama Slamet Utomo magang ke Thailand di Perusahaan Polaris untuk mempelajari seluk beluk bagaimana air mineral dapat dikemas.
Setelah adiknya kembali ke Indonesia, bersama adiknya itu Tirto membuat pabrik air minum kemasan dengan nama PT. Golden Mississippi. Pabrik itu dibangun dengan modal sebesar Rp 150 juta
Pabrik yang dibangun di Bekasi pada tahun 1973 menjadi cikal bakal adanya merek Aqua. Ia yang saat itu masih bekerja di Pertamina, memutuskan untuk pensiun dini.
Nama Aqua awal mulanya disarankan oleh Eulindra Lim, Konsultan Indonesia yang bermukim di Singapura. Selain bermakna air, Aqua juga mudah diucapkan.
Tirto Utomo sendiri sering memakai nama samaran 'A Kwa' yang bunyinya mirip dengan 'Aqua' semasa masih menjadi pemimpin redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna di akhir tahun 1950. Nama A Kwa sendiri diambil dari nama aslinya yaitu Kwa Sien Biauw.
Tirto meluncurkan Aqua pertama kali dalam bentuk kemasan botol kaca berukuran 950 ml dengan harga Rp 75 per botolnya. Namun saat itu gagasan minuman berkemasan dianggap hal gila.
Apa lagi minuman rasa pada waktu itu seperti Cola Cola, Sprite, 7 Up, dan Green Spot tengah merajai pasar minuman. Meski idenya sempat dicibir atau bahkan dianggap gila, ia tetap berhasil bertahan dan terus menjalankan bisnisnya.
Selama 10 tahun, Tirto kosisten mengembangkan bisnisnya itu, pabrik kedua Aqua kemudian didirikan di Pandaan, Jawa Timur. Lokasi itu dipilih agar bisa lebih mendekatkan produk Aqua pada konsumen yang berada di sekitar wilayah tersebut.
Pada 1985, Aqua mengembangkan bentuk kemasannya dengan PET (botol plastik) ukuran 220 ml. Transformasi bentuk kemasan ini dianggap lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
Tirto bersama jajarannya terus mengembangkan PT Aqua Golden Mississippi, sampai akhirnya melantai di bursa saham pada 1990.
Banyak terobosan yang dilakukan Tirto bersama perusahaannya, seperti pada 1993, Aqua grup menyelenggarakan program Aqua Peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan menjadi materi yang dapat digunakan kembali.
Dua tahun berikutnya, Aqua Grup menjadi produsen air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Hal itu sebuah sistem pemrosesan air dan pembuatan kemasan Aqua dilakukan secara bersamaan.
Sistem ini memungkinkan botol Aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di akhir atau di ujung proses produksi sehingga proses produksi menjadi lebih higienis karena minim campur tangan manusia.
Pada 1998, terbentuk aliansi strategis antara PT Tirta Investama dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Ltd sebagai minority shareholder. Jadi, mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional asal Prancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte.
Tirto Utomo sendiri sebagai pendiri Aqua masih memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama. Selanjutnya, PT Tirta Investama, PT Aqua Golden Mississippi dan PT Tirta Sibayakindo sepakat untuk bersinergi sebagai Grup Aqua.
Tirto Utomo kini telah meninggal pada tahun 1994. Meski demikian, kejayaan Aqua masih tetap bertahan hingga saat ini.
Lihat juga Video 'Karya Visual Eko Nugroho di Aqua Reflections':