Kisah Bambang Susantono dan Sukses Jokowi Menata Transportasi Solo

Kisah Bambang Susantono dan Sukses Jokowi Menata Transportasi Solo

Sudrajat - detikFinance
Kamis, 13 Jul 2023 08:15 WIB
Buku Waktu-waktu Terbaik karya Bambang Susantono
Bambang Susantono bersama Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan, 3 Maret 2020. (Foto: Instagram Bambang Susantono)

Dari Kementerian PU, Bambang Susantono ditarik ke kantor kementerian koordinator perekonomian hingga menjadi deputi. Dari situ karirnya terus meningkat dengan menjadi wakil menteri perhubungan. Sejumlah proyek besar yang lama mandeg diurainya dengan penuh tanggung jawab.

Bambang antara lain menjadi ketua dewan penasihat pembangunan MRT Lebak Bulus - Dukuh Atas dan ketua tim koordinasi percepatan pembangunan jalur ganda kereta api jalur utara sepanjang 727 km.
Dari proyek tiket elektronik dan kisah lain yang disampaikan Fenty dengan asyik, saya maklum bila Jokowi 'kepincut' dengan Bambang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku 'Waktu-waktu Terbaik' karya Bambang SusantonoBambang Susantono, Waktu-waktu Terbaik karya Fenty Effendy, terbitan Gramedia, Juni 2023 Foto: Muhammad Ridho

Di antara keduanya punya karakter dan gaya kepemimpinan yang mirip dalam mengemban tugas dan tanggung jawab. Tak birokratis dan lebih suka blusukan untuk memastikan pekerjaan di lapangan berjalan sesuai target.

Untuk memantau dan mengoordinasikan program jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang rampung pada 3 September 2014, Bambang Susantono melakukan 19 kali kunjungan ke lapangan, 31 rapat koordinasi, dan tiga konferensi jarak jauh. Demi menghemat waktu dan menerobos kemacetan, Bambang tak sungkan menumpang sepeda motor saat meninjau lapangan.

ADVERTISEMENT

Bambang biasa menerobos sekat birokrasi dengan mengandalkan sowan dan kulo nuwun alias koordinasi dan komunikasi. Baginya, pangkat dan jabatan diadakan untuk menyelesaikan masalah, bukan membebani anak buah. "Saya enggak melihat orang berdasarkan hirarki atau pangkat. Kalau koordinasi lihat pangkat, ya semakin enggak jalan," ujarnya.

Di luar soal birokrasi, dalam buku setebal 288 halaman ini Fenty juga mengurai sisi humanis dan teladan dari seorang Bambang. Saat SD dia pernah mendapatkan beasiswa dari Gubernur DKI Ali Sadikin. Dua gelar master dan doktor yang diraihnya sambil mengasuh dua balita Nurul Prameswari dan Diannisa Paramitha, tak cuma diimplementasikan di birokrasi. Dia membagi ilmu, pengetahuan, dan pengalamannya dengan mengajar di sejumlah perguruan tinggi.

Suami dari Lusie Indrawati itu juga menyempatkan waktu untuk menulis di media massa dan menulis buku. Bambang antara lain menerbitkan "1001 Wajah Transportasi Kita" (2009) dan "Infrastructure and Regional Development in Indonesia" (2015).


(jat/hns)

Hide Ads