Nama Bambang Susantono mulai mencuat saat dia memimpin Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), 2004-2010. Namanya makin diperhitungkan saat ditunjuk menjadi Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono, 2009-2014.
Toh begitu, sejatinya keahlian Bambang tak cuma soal transportasi. Dia juga doktor bidang pengembangan infrastruktur dari Berkeley.
Di luar soal kompetensinya, ternyata Bambang telah mengenal dan pernah menjalin kerja sama profesional dengan Joko Widodo (Jokowi). Tepatnya ketika dia menjadi Wamenhub dan Jokowi masih Wali Kota Solo. Karena itu tak heran bila kemudian dia dipercaya untuk mewujudkan cita-cita Presiden Jokowi membangun Ibu Kota Negara (IKN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang dilantik Presiden menjadi Ketua Otoritas IKN pada 10 Maret 2022. Relasi Bambang dengan Jokowi dimulai saat dia menemui kebuntuan dalam uji coba tiket elektronik di Stasiun Gambir dan Juanda. Dia lantas melirik Solo yang telah menerapkan Intelligent Transport System (ITS). Jokowi membangun ITS sejak 2006 dengan biaya Rp 19 miliar.
Teknologi canggih tersebut diterapkan untuk angkutan bus Batik Solo Trans (BTS) yang mulai beroperasi 1 September 2010. Pergerakan BTS dikontrol lewat ITS sehingga penumpang maupun calon penumpang mendapat kepastian terkait waktu tempuh dan posisi bus yang akan dinaiki.
Bambang kemudian mengusulkan kepada Jokowi agar mengintegrasikan tiket BTS denga kereta api Prambanan Ekspres dan Trans Jogja. Jokowi mewujudkannya pada akhir 2010 dengan memanfaatkan tiket elektronik dari lima bank: BNI, Mandiri, BRI, BCA, dan BPD Jogja. Jokowi dan Solo pun dianugerahi penghargaan tertib lalu lintas dan angkutan umum: Wahana Tata Nugraha.
Sukses penerapan tiket elektronik di Solo itu pun menular ke daerah lain. "Transjakarta mengadopsinya pada 22 Januari 2013, dan kereta komuter di Jabodetabek setahun kemudian," tulis Fenty Effendy dalam buku "Bambang Susantono, Waktu-waktu Terbaik".
Putra tunggal pasangan Brigjen Muhammad Susanto dan Roestini itu lahir di Yogyakarta, 4 November 1963. Bambang merintis karir dengan menjadi PNS di Kementerian Pekerjaan Umum selepas dari Teknik Sipil ITB, 1987. Lalu mengambil master tata kota dan master transportasi di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat, 1996. Dari kampus yang sama dia meraih doktor bidang pengembangan infrastruktur pada 1998.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung ke klik