Gegara Jualan Popok, Pria Ini Jadi Orang Terkaya di Jepang! Begini Kisahnya

Kisah Inspiratif

Gegara Jualan Popok, Pria Ini Jadi Orang Terkaya di Jepang! Begini Kisahnya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 10 Jan 2024 08:00 WIB
Takahisa Takahara
Takahisa Takahara - Foto: Takahisa Takahara (Forbes)
Jakarta -

Siapa sangka cuma karena popok saja pria ini jadi orang terkaya di Jepang? Begini kisahnya. Pria tersebut adalah Takahisa Takahara yang merupakan penerus usaha popok orang tuanya, Unicharm.

Takahara berhasil melebarkan sayap usaha orang tuanya hingga dia menjadi salah satu orang terkaya di Jepang. Hampir seluruh kekayaannya bersumber dari penjualan popok bayi sekali pakai (pampers) hingga barang-barang keperluan pribadi lainnya dengan merk MamyPoko, Charm, dan Lifree di bawah naungan Unicharm.

Dilansir dari Forbes, pria kelahiran 1961 ini memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 6,8 miliar atau setara dengan Rp 100 triliun (kurs Rp 15.500). Di tahun 2023, Takahara masuk ke dalam jajaran lima orang terkaya di Negeri Sakura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Takahara saat ini menjadi CEO Unicharm meneruskan bisnis ayahnya Keiichiro yang telah meninggal pada Oktober 2018. Ayahnya sendiri membangun Unicharm pertama pada 1961 di mana pertama kali mulai menjelajah ke luar Jepang pada 1980-an, termasuk membuat usaha patungan di Indonesia pada 1997.

Dalam catatan detikcom, Unicharm mulai memperkenalkan popok sekali pakai lebih tipis pada 2010 di Thailand. Sebab pampers di Thailand seringkali digunakan hanya untuk tamasya, bukan untuk penggunaan sehari-hari.

ADVERTISEMENT

Pampers merek Unicharm sekali pakai itu kini telah memiliki dua model yakni popok gaya celana dan yang disegel dengan pita perekat di dua sisi samping.

Sejak kepemimpinan Takahara, Unicharm semakin berkembang. Hampir dua pertiga dari pendapatan tahunan Unicharm senilai US$ 6,4 miliar berasal dari luar Jepang, terutama dari negara-negara Asia lainnya. Saham Unicharm juga telah tercatat di Tokyo Stock Exchange.

Banyak yang memuji keberhasilannya dalam melakukan riset pasar yang mendalam sebagai pemimpin. Sejak mengambil posisi CEO pada 2001, di 2014 Takahara telah mengunjungi 19 negara dan wilayah di luar Jepang untuk melihat langsung produksi dan pemasaran.

"Mungkin menjengkelkan untuk memiliki bos yang mengunjungi garis depan begitu sering, Tetapi saya perlu melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kinerja produk kami terjaga di pasar lokal," kata Takahara.

Pendekatan pemasaran Takahara adalah untuk mencocokkan gaya hidup konsumen. Selain itu juga untuk mempelajari keinginan konsumen dan menuangkannya ke dalam produk berdasarkan kebutuhan mereka.

Perusahaan ini telah memiliki lebih dari 1.300 karyawan orang tua dan tenaga kerja gabungan dalam grup yang mencapai lebih dari 12.000.

(kil/kil)

Hide Ads