Banyak Gen Z Belum Dapat Kerja, Apa Solusinya?

Banyak Gen Z Belum Dapat Kerja, Apa Solusinya?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 07 Okt 2024 16:15 WIB
Sejumlah pencari kerja antre saat mengikuti Pameran Bursa Kerja di Depok Town Square, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (30/7/2024). Dinas Tenaga Kerja Kota Depok menggelar bursa kerja yang diikuti 40 perusahaan dengan 2.105 lowongan pekerjaan yang bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Ilustrasi Pencari Kerja/Foto: ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa sebanyak 9,9 juta atau 22,3 persen penduduk Indonesia berusia 15-24 tahun, berstatus pengangguran atau Not Employment, Education, or Training (NEET). Hal ini menandakan perlunya perhatian serius kondisi ini.

Eksekutif bisnis asal Kanada, Don Tapscott, pernah mengatakan banyak anak muda terjebak dalam situasi di mana mereka tidak memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas sangat penting dalam menciptakan lapangan kerja yang layak.

"Generasi Z akan menjadi kekuatan yang dominan dalam membentuk masyarakat dan ekonomi masa depan," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip Senin (7/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi anak muda untuk memiliki semangat yang tinggi, mimpi yang besar, dan tujuan hidup yang terarah. Visi Indonesia Emas 2045 bertujuan menciptakan Indonesia yang maju, adil, dan makmur saat bangsa ini merayakan 100 tahun kemerdekaan.

Salah satu pilar utama dari visi ini adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Namun, angka pengangguran yang tinggi di kalangan generasi muda bisa menjadi batu sandungan besar dalam mencapai tujuan tersebut.

ADVERTISEMENT

Muda-mudi bangsa harus diberdayakan dengan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dalam dunia kerja yang terus berubah. Edukasi dan bimbingan menjadi kunci agar pemuda Indonesia tidak hanya memahami pentingnya literasi keuangan, tetapi juga cara mengelola keuangan. Dengan memahami literasi keuangan, generasi muda dapat mengambil keputusan yang bijak dalam mengelola sumber daya mereka dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Menjawab tantangan tersebut, Young Vision hadir sebagai komunitas anak muda positif yang berkomitmen untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup pemuda Indonesia.

Sejak didirikan pada tahun 2016 oleh bersaudara kembar Kevin Adiputra Hermi dan Devin Adiputra Hermi, agensi yang bergerak di bidang jasa asuransi dan keuangan ini telah memberdayakan lebih dari 3.000 anak muda.

"Agensi kami berfokus menciptakan lapangan kerja yang signifikan dan memberikan edukasi pengembangan diri yang berharga bagi setiap anggota," ujar Devin.

"Young Vision bukan hanya sekadar komunitas, tetapi juga gerakan untuk mendorong anak muda Indonesia agar berani bermimpi besar dan bergerak pada tujuan hidup yang lebih baik," tutur Kevin menambahkan.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads