Prof Wiratman: Jembatan Selat Sunda Akan Mirip Golden Gate

Prof Wiratman: Jembatan Selat Sunda Akan Mirip Golden Gate

- detikFinance
Selasa, 24 Nov 2009 09:23 WIB
Jakarta - Pemerintah saat ini mulai menggarap secara serius proses pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), yang sudah masuk dalam blue book Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Bahkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah telah mendukung dalam upaya menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa dengan membangun jambatan, bukan terowongan bawah laut.

Melalui program 100 hari pemerintah juga akan menyiapkan tim khusus yang akan menggodok studi kelayakan pembangunan (feasibility study) JSS. Rencananya studi kelayakan itu akan rampung beberapa tahun ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini wawancara detikFinance dengan desainer yang merancang JSS yang juga salah satu ahli jembatan yang dimiliki oleh Indonesia, saat dihubungi detikFinance, Minggu (22/11/2009).

Adalah Prof DR. Wiratman Wangsadinata, pria kelahiran Jakarta 1935 ini merupakan alumnus  Institut Teknologi Bandung (ITB). Prof Wiratman merupakan jebolan S-1 teknik sipil tahun 1960 dan menyabet gelar doktornya di tahun 1992 bidang bangunan.

Pakar jembatan ini juga telah banyak merancang pembangunan gedung-gedung di Indonesia termasuk infrastruktur lainnya seperti menara pencakar langit, power plant, bendungan dan lain-lain. Bahkan calon ikon Jakarta yaitu Menara Jakarta yang akan menjadi tower tertinggi di dunia setinggi 500 meter lebih, merupakan hasil rancangannya.

Selain itu Wiratman juga perancang gedung Wisma Darmala, PSP Office Tower, Kota BNI, Bakrie Tower, Sampoerna Strategic Square, Niaga Tower dan lainnnya. Di bidang perhotelan Wiratman  juga telah merancang hotel Aryaduta, Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra dan banyak lainnya, termasuk beberapa pembangkit listrik.

Di proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda, Anda berperan sebagai apa?

Saya sebagai perencana desainer, tapi pada saat pelaksanaannya nanti di pembangunannya sebagai pengawas.

Sebagai seorang yang ditugasi merancang Jembatam Selat Sunda (JSS), apa saja yang sudah dilakukan?

Sekarang sedang dimulai perancangan desain jembatan, dalam dua tahun rancangan harus selesai. Perancangan dasar ini akan dilakukan  perhitungan mendetail hingga tahun 2012 nanti.

Kalau sudah siap desainnya dan studi kelayakannya, maka sudah bisa dilaksanakan pembangunan. Mengenai investornya sedang dibicarakan. Kalau investor dengan siapa-siapanya,  sebaiknya bisa dibicarakan dengan pihak Artha Graha.

Nantinya teknologi apa yang akan diterapkan Jembatan Selat Sunda ini ?


Kita akan pakai teknologi  jembatan ultra  panjang, di mana panjang bentang tengahnya untuk JSS mencapai 2.200 meter. Sedangkan untuk bentang samping sepanjang 2x800 meter jadi total bentangannya mencapai 3.800 meter. Sedangkan sisanya memakai konstruksi jembatan beton.

Ada lima seksi yang akan dibangun dengan total panjang 29 Km. Seksi 1 dibangun  dengan beton, seksi 2 jembatan gantung ultra panjang, seksi 3 jembatan beton, seksi 4 jembatan gantung ultra panjang dan seksi 5 beton lagi.

Sekarang ini sudah masuk basic design atau perancangan dasar. Di antaranya lebih pada perhitungan pekerjaan yang banyak di lapangan misalnya masalah pengeboran laut dan lain-lain.

Lalu setelah itu pada tahun  2012 basic design selesai maka akan dilakukan tender melalui engineering procurement and construction (EPC)  yang berdasarkan basic design. Kalau sudah ada pemenanangnya baru bisa dibangun.

Dalam basic design ini akan diperhitungkan beberapa aspek seperti faktor kegempaan, arus laut, kekuatan angin dan lainnya. Jadi feasibility study dengan basic design berjalan bersamaan.

Hambatan apa saja yang akan dialami?

Secara teknis tidak ada masalah, masalahnya adalah kurangnya sumber daya manusia kita, mungkin kita bisa  kerja sama dengan tenaga ahli pihak asing. Misalnya dengan ahli yang membuat jembatan Messina di Italia yang memiliki bentang 3.300 meter, kita akan kerja sama dengan mereka termasuk melakukan MoU. Sementara  yang lain juga menawarkan bidang teknologi pengetesan terowongan angin dari China.

Untuk tenaga kerja proses  basic  design ini membutuhkan 20 orang engineering. Sedangkan jumlah tenaga kerja untuk proses konstruksinya belum terpirkan, kita lihat nanti setelah tahun 2012, tentunya akan ribuan orang.

Jadi dari perkiraan sementara paling cepat kapan konstruksi bisa dibangun?


Paling tidak akan dibangun pada  2012, dengan proses pengerjaan selama sepuluh tahun dibangun, ini yang disyaratakan oleh pemerintah. Supaya  ini masuk public private partnership (PPP), kalau tidak selesaikan dua tahun (basic design) maka akan dihapus dari PPP blue book. Kalau tahun 2012 sudah mulai dibangun rencananya jembatan sudah dibuka tahun 2022

Mungkin ini yang menjadi pertanyaan banyak orang, model apa yang akan dipakai dalam membangun JSS?

Seperti yang  saya sampaikan tadi yaitu jembatan ultra panjang. Sebenarnya bentuknya akan sama seperti Suramadu, tapi kalau Suramadu itu pakai cable stayed, yaitu kabelnya lurus. Kalau jembatan Selat Sunda itu digantung sama dengan Golden Gate San Fransisco, tapi kalau Golden Gate Generasi pertama. Sedangkan kalau Jembatan Selat Sunda akan menerapkan teknologi generasi ketiga.

Sama dengan Jembatan Hangzhou di China, tetapi di China tidak ada rel kereta api. Kalau jembatan selat sunda  ada jalur kereta api double track di tengahnya. Lebarnya JSS akan mencapai 60 meter, tidak memakai dua lantai ini lebih kuat terhadap angin karena daya angin lebih tipis, bentuknya aerodinamis.

Yang terpenting karena jembatan ini di atas perairan internasional maka tinggi jembatan dari permukaan laut mencapai 85 meter. Semua kapal laut bisa lewat termasuk generasi terbaru pun.

Berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun JSS?

Biayanya tidak akan jauh dari sekitar US$ 10 miliar ya sekitar plus-minus 10%-15% atau sekitar Rp 100 triliun.

Sebagai jembatan yang akan menelan dana besar berapa lama kekuatan jembatan bisa bertahan?

Rencananya 200 tahun bisa bertahan, tapi itu bukan berarti langsung ambruk setelah itu.

Bagaimana dengan kesiapan pasokan material dalam negeri dalam menyokong pembangunan?

Akan diusahakan komponen lokal terutama untuk kubik beton,  termasuk  baja, meskipun baja sebagian akan dari luar. Harus diusahakan harus di atas 50% komponen lokalnya. (hen/qom)

Hide Ads