Sebagai Dirut, Elvyn membawa Pelindo II ke era baru industri pelabuhan dengan berbagai proyek strategis yang tengah dipersiapkan.
Lantas apa jurus Elvyn dalam memimpin Pelindo II?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang Anda hadapi sekitar 4 bulan memimpin Pelindo II setelah dilantik?
Tentu banyak tantangan. Tapi saya kira potensi untuk membesarkan pelabuhan Priok ini ada. Dan itu sangat mungkin. Di manapun saya berada, prinsipnya adalah mengimplementasikan manajemen sistem. Jadi pendekatannya adalah korporasi.
Meskipun ini bidang jasa pelabuhan, tetapi tetap saja ini adalah korporasi. Korporasi itu artinya bagaimana elemen komersialnya harus dikelola, operasionalnya, keuangannya, people-nya, internalnya. Semua harus dikelola. Dan basic-nya adalah corporation.
Jadi saya menggunakan pendekatan korporasi dalam mengelola pelabuhan ini, sehingga dia menjadi korporasi yang hebat. Untuk menjadi korporasi yang hebat tentu bisnisnya harus bagus. Operasional, people, pola keuangannya, budayanya harus bagus.
Cara apa yang ditempuh agar hal-hal itu bisa tercapai?
Saya melakukan fine tuning dari visi. Fine tuning vision itu kita bikin lebih loud and clear saja. Visi sebelumnya bagus, tapi saya ingin visi ini menjadi destinasi. Kita mau ke mana nih. Saya sedang sederhanakan ekspektasinya Pelindo II ini akan menjadi pengelola pelabuhan world class yang excellence dalam operasional dan servis.
Dan end game dari vision itu adalah world class in the five coming years. Untuk sampai ke sana, tentu kita siapkan corporate map-nya. Tadi sudah saya sebutkan ada 5 tahapan. Lima tahapan ini kita siapkan dalam 2 fase. Fase pertama dari 2016-2018. Fase kedua, 2019-2020.
Di setiap fase itu, katakanlah di 2016 ada quick win infrastructure. Maka di area komersial kita harus review bagaimana mekanisme business process-nya saat ini. Bagaimana cara kerja sama kita dengan pihak mitra. Di sisi operasionalnya, kita harus review bagaimana pola operasionalnya supaya lebih produktif, efektif dan sophisticated.
Di area keuangannya, bagaimana kita siapkan dana investasi yang cukup. Pengelolaan-pengelolaannya yang juga sophisticated, berbasis IT. Orangnya harus memiliki kompetensi dan sense of belonging terhadap perusahaan. Maka dibutuhkan penguatan culture. Saya menawarkan satu culture baru saat ini yang saya sebut CINTA.
CINTA itu artinya, C untuk customer. I-nya Integrity. N-nya Nation, untuk kepentingan bangsa. T-nya Teamwork. A-nya Action. Jadi saya datang dengan CINTA. Semua harus punya CINTA di sini. Ini akan menggugah. Karena culture itu kan soul. Soul itu roh, sehingga organisasi nggak kering, nggak cuma mikirin kerjaan saja. Tapi bagaimana suasana kerja jadi homey, nyaman dan punya hope untuk hidup yang lebih baik.
Itu sebabnya kita harus siapkan secara sistematis semuanya. Jadi di sini ada visi yang baru, corporate roadmap, culture, dan saya juga mencoba untuk menanamkan karakter. Karakter bagi people di IPC ini.
Karakter seperti apa yang Anda ingin tanamkan di Pelindo II?
Paling tidak harus punya 3 karakter. Karakter yang pertama adalah less birocratic. Artinya pengambilan keputusan harus cepat. Kalau bisa dipermudah jangan dipersulit. Yang kedua adalah less feodalism. Artinya jangan priyayi, kita kerja sama-sama. Kita engaged. Kemudian ada kepedulian dalam less feodalism itu. Yang ketiga adalah more friendly. More friendly ini harus jadi problem solver, jangan jadi problem maker.
Lebih sulit mana dibandingkan saat memimpin BPJS Ketenagakerjaan atau perusahaan keuangan lainnya?
Prinsipnya secara korporasi sama saja. Dan bahkan ketika saya mengelola BPJS itu kan bidang jasa, cuma disebut dengan jasa keuangan. Spirit dari jasa itu sebenarnya hanya 4. Ada 4 karakteristik di bidang jasa. Pertama bagaimana speed tinggi. Kalau di bidang keuangan, anda datang ke bank kan nggak mau ngantre lama-lama. Di pelabuhan juga sama. Bongkar muatnya harus cepat. Kapal masuk harus cepat. Yang kedua adalah akses. Anda kalau bisa pergi ke ATM di mana saja ada. Ke kantor cabang di mana saja ada.
Nah di bidang pelabuhan, akses itu terminalnya harus banyak. Dia harus mudah masuk. Yang ketiga physical presents. Artinya kalau di keuangan anda ke kantor cabang bank, harus homey, cozy. Kalau di pelabuhan physical present itu peralatannya harus modern. Kemudian juga container yacht-nya harus cukup. Yang keempat tentu friendly. Di mana pelanggan itu harus dimudahkan. Customer is a king. Jadi semangatnya sama.
Lantas apa tantangan terbesar sebagai Direktur Utama Pelindo II?
Saya sebut sebagai fine tuning system dan engagement. Bagaimana kita lebih komunikatif dengan seluruh stakeholder, baik itu dari internal, maupun stakeholder yang terhubung dengan Pelindo. Dengan begitu maka berbagai persoalan lebih mudah diatasi.
Saya percaya komunikasi adalah salah satu kunci sukses dalam membangun korporasi di bidang apapun. Kita lebih cepat bisa memberikan solusi.
Tentu di samping itu menyiapkan sistem yang lebih komprehensif, yang tadi saya sebut sistem korporasi. Jadi di setiap area aktivitas itu harus duduk sistem. Harus jelas prosedur dan mekanismenya. Jadi organisasi yang hebat adalah organisasi yang terang-benderang. Setiap orang tahu tugasnya. Apa yang harus dikerjakan, apa outcome-nya.
Apa yang sudah anda lakukan untuk terlibat dengan karyawan?
Saya sharing pada mereka, bahwa ketika kita bekerja, di mana pun profesinya, gunakanlah prinsip bekerja dengan Kesungguhan. Bekerja dengan kehati-hatian. Bekerja dengan Kejujuran. Saya selalu katakan, mengambil hak orang nggak bikin kita kaya. Nggak ngambil hak orang juga nggak bikin kita miskin. Bekerja dengan Kegembiraan. Kalau anda kerja stres ngapain anda buang-buang waktu dengan stres. Bekerja dengan keikhlasan.
Lantas, bagaimana cara Anda mengatur waktu dengan keluarga, waktu untuk relaksasi?
Yang pertama ada yang disebut dengan time management. Kita semua punya 7 hari seminggu. Saya dedikasikan 5 hari full untuk perusahaan, dan 2 hari untuk personal dan family. Walaupun dalam praktiknya cukup sulit karena Sabtu pun kadang harus ke kantor.
Tapi ini adalah konsekuensi yang harus dijalani. Intinya mencoba membagi waktu secara terstruktur. Yang kedua, tentu bagaimana menyeimbangkan kehidupan antara otak kiri dan kanan supaya kehidupan ini seimbang. Saya senang musik, jadi saya luangkan waktu untuk dengar musik, untuk main musik pada saat saya bisa.
Terus yang lain kita kan diuntungkan dengan adanya gadget dan teknologi. Misalnya komunikasi dengan anak saya dan teman-teman bisa melalui Whatsapp. Walaupun nggak bertemu wajah, kan masih bisa berinteraksi melalui teknologi. Intinya mem-balancing hiduplah di mana pun kita bertugas.
Apa mimpi terbesar bersama Pelindo II?
Bagaimana Pelindo bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. (drk/drk)











































