Thomas Lembong Kejar Investasi Rp 678 Triliun Tahun Ini

Wawancara Khusus

Thomas Lembong Kejar Investasi Rp 678 Triliun Tahun Ini

Yulida Medistiara - detikFinance
Kamis, 05 Jan 2017 07:16 WIB
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus menarik investasi masuk ke Indonesia. Untuk tahun ini, BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 678 triliun.

Ini lebih tinggi sekitar dari target investasi di 2016 yang sebesar Rp 594 triliun. BKPM optimistis, target itu bisa tercapai dengan berbagai strategi yang sudah disiapkan.

Lantas, apa saja strategi BKPM agar target investasi Rp 678 triliun itu bisa tercapai? Kepala BKPM, Thomas Lembong, menjelaskannya lewat wawancara khusus dengan detikFinance di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (3/1/2016). Berikut petikannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum masuk ke target 2017, bagaimana realiasi investasi di 2016?
Kita kan tunggu ada rilis resmi nanti jadi sekitar tanggal 24 Januari, tidak bisa saat ini. Tapi kelihatannya momentum cukup bagus. Kelihatannya itu on track dari sisi realisasi 2016 dan momentum memasuki 2017. Sekarang bagaimana kita menjaga momentum, sudah 2 tahun reformasi ada banyak kebijakan dan terobosan.

Perkiraan Anda, apakah realisasi investasi 2016 sesuai target?
Saya mau bicara optimistis bahwa dengan momentum investasi yang cukup kuat, cukup positif untuk 2016.

Berapa target investasi di 2017 ini?
Untuk total investasi Rp 678 triliun. Biasanya untuk penanaman modal asing (PMA) antara 60% sampai 67%, sisanya PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Hemat saya, dampak dari aliran uang tax amnesty itu baru terasa pertengahan tahun ini karena ada repatriasi, itu mungkin baru sampai di sektor rill di kuartal II atau kuartal III.

Thomas Lembong Kejar Investasi Rp 678 Triliun Tahun IniFoto: Yulida Medistiara


Sektor apa saja yang menjadi andalan untuk menarik investasi tahun ini?
Pariwisata itu penting karena mengikuti tren regional, menghasilkan devisa, lapangan kerja karena bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu infrastruktur pendukung. Misalnya kawasan industri. Kalau mau buka pabrik untuk ekspor itu, kita membuka lebih banyak kawasan industri. Selain itu listrik, jalan tol, pelabuhan. Ini sektor yang banyak multiplier efeknya dan kembali ke penghasilan devisa.

Apa strategi BKPM untuk mengejar target investasi itu?
Kita harus punya strategi ekonomi yang masuk akal. Kita harus menunjukkan bisa beralih ke orientasi ekspor dan bisa menghasilkan devisa dengan jumlah yang cukup tinggi.

Misalnya di pariwisata, booming wisatawan Tiongkok. Negara lain itu kan berlomba-lomba menarik wisatawan asing, termasuk wisatawan Tiongkok. Pendek kata ini menjadi atraktif bagi investor.

Saya juga mengimbau semua pelaku usaha untuk mengubah orientasi lebih ke ekspor dan ke jasa. Karena di 2017 yang menjadi primadona itu adalah yang bisa menghasilkan devisa.

Tantangan apa yang perlu diwaspadai dalam upaya menarik investasi itu?
Tantangan utama itu kita harus menyesuaikan dengan gejolak kurs dolar. Menguatnya dolar sehingga orang lebih tertarik untuk investasi di Amerika Serikat. Jadi itu bisa berdampak negatif pada aliran modal ke negara berkembang, ini harus disesuaikan (hns/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads