Jakarta -
PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) tengah berupaya membayar polis jatuh tempo dari produk JS Saving Plan. Perseroan melakukan sejumlah cara agar kewajiban perseroan bisa dipenuhi.
Opsi yang ditawarkan adalah memperpanjang (
roll over) polisnya selama setahun dengan tawaran bunga 7%. Pasalnya perseroan saat ini mengalami tekanan likuiditas untuk menunaikan kewajibannya.
Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko membeberkan mengenai penyebab terjadinya tunggakan polis hingga cara perseroan membayarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak wawancara khusus
detikFinance bersama Hexana seperti ditulis, Senin (7/1/2019).
Boleh diceritakan bagaimana awal persoalan tunggakan polis terjadi?Mengenai permasalahan hari ini bahwa di masa lalu terutama empat tahun terakhir 2013-2014 itu model bisnisnya agak berubah di mana melihat besarnya premi tanpa melihat karakterisktik premi itu sehingga model bisnis kita mengarah, lebih mengarah ke
banking product ya yang punya sifat utang. Seperti utang yang ada jatuh temponya dan itu memang efeknya kepada neraca itu cepat sekali menjadi perusahaan besar. Karena seperti orang nabung, seperti orang berinvestasi neracanya seperti neraca bank sepertinya dan dalam penerimaan preminya didominasi oleh produk yang mempunyai sifat jatuh tempo.
Produknya apa namanya?Produknya namanya Saving Plan. Intinya seperti orang taruh duit,
nabung, nanti dibayar pokok plus bunga.
Jatuh temponya berapa lama?Jadi kontraknya itu lima tahun tetapi ada
window dicairkan setiap tahun. Jadi semua investor berhak mencairkan setiap tahun. Makanya mereka menyebutnya jatuh tempo satu tahun.
Ada namanya masa asuransi, ada periode investasi. Periode investasi itu menghitung bunganya setiap tahun jatuh tempo dibayar pokok dan bunganya.
Nah karena sifatnya jatuh tempo, itu seperti utang kan seperti bank terima deposito dan wajib dibayar pokok plus bunga. Beda dengan proteksi asuransi kita bicara probability, kalau risiko terjadi nah itu
life insurance bicara mortalitas. Jadi itu tidak
definite kapan jatuh tempo nggak. Beda. Oleh karena itu manajemennya beda, cara investasinya beda meng-
cover-nya juga beda mestinya.
Selanjutnya bagaimana?Di masa lalu kemudian besar eksposurnya. Di situ sifatnya utang jatuh tempo tentunya kan dengan cara mencairkan asetnya, karena semua premi dibilang aset investasi. Karena melihatnya masih belum seperti sebuah produk yang bisa jatuh tempo, portfolio manajemen sehingga kaget ketika orang mencairkan ya udah yang jatuh tempo sama asetnya nggak jatuh tempo liabilitiesnya jatuh tempo. Akibatnya perusahaan tidak bisa membayar sepenuhnya atas pokok, sehingga
restructuring yang paling (memungkinkan dilakukan).
Kita melindungi hak pemegang polis. Bunga jatuh tempo dibayar sepenuhnya dan
roll over kasih insentif, dibayar maju artinya secara
return on investment masih terlindungi masih terjamin, pokoknya yang kita minta di-
restructure rescheduling. Kalau
comparative investasi di obligasi korporasi itu biasanya bunganya di-
stand-
still-kan sekian pokoknya bisa di-
restructure 10 tahun sampai dia mampu membayar.
Ini bagian dari edukasi juga ya, jadi misalnya sekadar dialog ringan. Saya bertemu beberapa nasabah apakah bapak/ibu ketika membeli ini menyadari sepenuhnya, apakah menyadari akan risikonya, apakah menyadari bahwa ini bukan tabungan tapi investasi,
degree-nya di atas investasi.
Investasi itu
high risk high return, jadi kalau ibu selama ini menikmati
return yang tinggi, lancar sekian tahun hari ini ketemu risikonya sebenarnya. Nah, ini kita
restructure dengan men-
delay selama satu tahun. Kita minta satu tahun tapi bunga kan kita bayar di depan malahan.
Masih menguntungkan?Ini masih terlindungi kalau bicara
return on investment. Memang akan berbeda
case-nya kalau orang sangat perlu uang segera. Itu juga sebenarnya mohon maaf, kalau kita bicara saat investasi kan menandatangani tentang risiko investasi dan orang masuk investasi harusnya
secondary needs, primary needs tabungan dulu
saving dulu. Jadi saya agak bingung ketemu itu katanya tidak punya uang, loh ini investasi kok jadi primer.
Tapi kebutuhan orang macam-macam, memang tidak semuanya
well educated. Jadi akhirnya orang-orang yang tidak masuk kriteria
eligible sebagai investor pun masuk menjadi investor.
Problem-nya di situ yang berkembang menjadi menekan, banyak menjadi sekian itu lebih banyak yang tidak menuntut untuk segera dibayar, yang segelintir itu yang bersuara setelah kita dalami ini termasuk orang-orang yang tidak
eligible masuk ke level ini. Ini pelajaran juga bagi kita semua ke depan investasi ditambah
disclaimer lagi.
Satu analogi ketika saya di bank, saya menjual produk derivatif, itu meskipun sudah ada kontrak yang panjang saya masih tambah satu lembar bahwa saya hari ini nama ini tanda tangan. Itu mungkin teman-teman belum punya pengalaman nanti ke depan kita harus hati-hati tidak mengejar volume tapi juga ada perlindungan nasabah.
Jadi itu
case-nya hingga hari ini dengan likuiditas yang terbatas kami tidak bisa mencairkan semua. Dari uang yang tersedia ini saya lebih baik menggunakan bukan untuk membayar pokok. Sebab kalau dipakai untuk membayar pokok hanya sebagian yang terbayar. Kalau saya pakai menjamin
return-nya berarti bunganya maka akan ter-
cover semua. Akan ter-
cover sampai saya membayar bunga itu sampai tahun depan pun masih cukup. Jadi semua yang jatuh tempo dengan asumsi 30%
roll over, hari ini yang
roll over itu uang saya masuk membayar bunga tapi memang pokoknya itu sumbernya dari mana ini saya nggak bisa bilang detail tapi percaya bahwa Kementerian (BUMN) sebagai pemegang saham itu berkomitmen menjaga perusahaan ini
going concern. Apa wujud
going concern-nya itu sama-sama mendukung upaya-upaya mencari solusinya.
Langkah Jiwasraya ke depan seperti apa?Saya hanya katakan kepada teman-teman kepada nasabah yang ketemu bahwa kita ada inisiatif-inisiatif yang dijadwalkan awal Q2 (kuartal II-2019) kita sudah
nerima dan itu kenapa saya bilang kita mulai membayar tentatif pokok itu mulai Q2 tahun ini. Inisiatifnya seperti apa? Saya nggak bisa bilang detail dulu karena nggak bisa di-declare, khawatir makin di-declare makin banyak intervensi makin banyak kepentingan.
Berapa banyak nasabah JS Saving Plan?
Total nasabah itu kalau awal sekitar 17.000. Jadi kita punya 7 juta peserta, jadi saving plan itu 17.000. Jadi sebenarnya dalam jumlah orang ya sedikit tetapi karakteristik produknya itu punya fitur jatuh tempo ya kan yang harus dibayar kaya produk bank. Kalau yang lainnya kan lebih kepada proteksi ya, jadi ini lah problem-nya di dalam manajemen likuiditasnya pun harusnya berbeda.
Sekarang saya sudah menerapkan yang namanya profiling manajemen saya pakai berapa lajur yang jatuh temponya jadi time gap-nya manageable lebih tertata. Dulu orang nggak berpikir mungkin teman-teman masih berpikir sebagai orang asuransi kalau dulu, kalau sekarang ternyata mempunyai produk semacam ini kita harus mengarah ke manajemen mobility yang modern karena ada unsur-unsur produk yang seperti bank. Jadi sebagian ilmu banking harus diterapkan di asuransi karakteristiknya. Jadi 17.000 nasabah itu tapi tersebar gitu yang di sepanjang tahun. Sampai hari ini kami, karena tadi alasan kecukupan dana yang bisa menservis bunga maka kami masih pada program roll over.
17.000 ini bunganya tetap dibayar?
Tetap dibayar, tidak ada satupun yang tidak terbayar. Bahkan ada yang memilih tidak roll over, yang lalu itu sudah kita bayar, yang ke depan tergantung dibayarnya kapan. Kami siapkan kompensasi itu 5,75% nett. Nanti tinggal dihitung dari saat jatuh tempo sampai nanti terbayar itu berapa kita hitung. Belum kita bayar di muka karena belum tahu kapan. Itu pilihan makanya kami rekomendasikan untuk roll over. Dari Kementerian (BUMN) sebagai pemegang saham menetapkan dananya aman, dan kalau dibandingkan komparatif structuring tadi nggak ada yang menjamin.
Kuartal II-2019 nanti pembayaran pokoknya udah ke semua nasabah atau bagaimana?
Bertahap, karena solusinya tidak sekaligus. Ada tahap I ada tahap II juga. Tergantung nanti kecukupannya berapa, tapi nanti berdasarkan yang duluan jatuh tempo.
Pembayaran pokok dari kuartal II-2019 sampai kapan?
Diharapkan sih 2019 selesai ya. Kan ada tahap I awal Q2 setelah itu awal Q4. Itu time table yang mohon maaf saya nggak bisa sebut secara detail inisiatifnya seperti apa.
Upaya lain apa lagi?
Di samping itu kami ada upaya-upaya lain yang bersifat organik, sumber cashflow. Apa yang disebut organik? Apa yang sudah ada di perusahaan ini tapi kami enhance maka kami melakukan transformasi, masih banyak point to improve-nya. Ke depan kalau saya tambahin satu produk lagi itu sudah yang luar biasa kami sebutnya new business value.
Tadi yang produk-produk simple itu mass product ini yang selama ini belum. Produk simple lebih ke retail micro insurance nah itu akan lebih menghasilkan karena bukan bersifat utang. Kemudian saya juga melakukan efisiensi jadi ada rasionalisasi proses itu bisa menghilangkan redundance cost, overheat-nya pasti akan turun. Kemudian sistem korporasi, kami akan meningkatkan kerja sama lebih ke b to b (business to business) lebih ke solution. Kalau selama ini pension fund kita tambahin life insurance-nya apakah personal accident, travel insurance atau yang lainnya. Saya menghitung akan meng-create new business value yang sumber likuiditas.
Jadi nanti satu orang nggak cuma punya satu polis?
Iya kira-kira gitu lah. Kalau sekarang satu kerja sama dengan perusahaan kemudian kita tambahin kebutuhan life insurance-nya udah belum. Masih banyak perusahaan yang selama ini yang dibiayakan bahwa di perusahaan tradisional di kebutuhan-kebutuhan asuransi itu masih dibiayakan di SDM, biaya SDM. Jadi ini akan dikeluarkan dibelikan polis. Kalau selama ini ditanggung sendiri dicadangkan kalau ada kejadian ditanggung, sekarang dipindahkan ke asuransi. Itu sifatnya asuransi.
Di sisi lain kami punya portfolio yang cukup besar di properti investasi yang setelah direvaluasi tahun 2013, praktis nilainya naik nggak produktif karena nggak terlalu menghasilkan karena ada yang nganggur. Kita kumpulin kita identifikasi yang bagus-bagus, pilah-pilah mana kawasan komersial mana residential mana yang bisa kita kerja samakan mana yang semata-mata kita sewakan. Jadi kalau banyak rumah-rumah cukup mewah sih di komplek-komplek elit sih harganya juga tinggi nggak kelasnya rakyat biasa yang bisa membeli, tapi kalau itu nganggur kan PBB-nya aja berapa kan, dan ini saya punya usulan saya cek struktur aktiva kita maka policy-nya yang komersial kita kerja samakan bisa dalam bentuk KSO kerja sama opersional, bisa BOT. Itu kemarin kita mendapat banyak cashflow dari situ. Bukan utang itu, misalnya kerja sama ini bisa segala macam. Lahan besar yang komersial yang tadi.
BUMN-BUMN karya mereka kan yang ahlinya. Kita ini pada dasarnya kan orang keuangan nih suruh ngurusin properti nggak bisa, ini mereka ternyata juga punya desain punya landscape punya plan ya. Jadi ya cocok nanti dengan begitu akan menghasilkan meski itu tidak immediate dalam hitungan bulan, setahun atau dua tahun. Sedangkan untuk aset-aset relatif tidak likuid dalam arti disewakan nggak bisa kita jual seperti misalnya rumah di Menteng daripada itu ya kita kruangi supaya porsi aktiva non finansial berkurang karena porsinya terlalu gede. Sekarang porsinya hampir 20%, normalnya 10% itu gede. Mugnkin life insurance lain nggak ada yang punya kaya kita. Dulu yang sempat menikmati kenaikan revaluasi saja tpai tidak menghasilkan cashflow hanya catatan di buku. Itu tidak ada yield-nya, 0,5%. Kalau kerja sama di butik hotel atau kawasan komersial gede-gede itu nanti itu akan menjadi landmark ikon kita dan menghasilkan.
Itu memang ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Jadi tidak semuanya jangka pendek immediate nggak mungkin. Solusi yang struktural penataan balance sheet, manajemen risiko, liability manajemennya kita matching-kan antara liabilities sama aset nanti di masa depan tidak ada lagi missmatch seperti hari ini karena yang lalu pokoknya di-invest begitu aja nggak peduli jatuh temponya kapan, padahal liabilities ada yang jangka pendek ada yang jatuh tempo.
Investasinya kurang pas?
Ada missmatch. Jadi kita kena risiko market risk turunnya harga sama liquidity risk karena tidak likuid tidak bisa dilikuidasi. Dan itu dipicu oleh missmatch dalam tenor investasi. Mereka berpikir bagaimana sebuah life insurance, life insurance yang produk-produknya nggak ada, ini adalah inovasi baru dalam produk. Ini layaknya sebuah banking produk sedikit porsi asuransi, proteksi asuransi jiwa. Porsi premi yang besar itu proteksinya itu cuma berapa persen. Dari premi untuk proteksi itu 1% yang 99% adalah investasi. Jadinya kalau investasi harus dikembalikan plus bunga.
Sedang kita akan mengarah produk yang namanya unit link. Unit link kan tahun-tahun awal kan proteksi. Intensi orang itu sekali lagi, kita harus menjual insurance produk yang kita miliki, sale stock harus kita perbaiki. Orang ketika ditawari, kita tawari proteksinya bukan investasinya gitu. Ini yang banyak paradigma yang harus.
Itu lah kira-kira kondisi kita hari ini. Kalau kami bekerja dengan tenang, inisiatif-inisiatif bisa kita jalankan tapi kalau distorsi, kita selesaikan distorsinya saja. Dan itu rugi semua karena begini kita bekerja di sini manajemen baru given to us. Saya tidak tahu bagaimana itu di-create itu masa lalu, saya berada di sini itu saya bekerja untuk pemegang polis. Jadi saya perlu dukungan pemegang polis dan seluruh sektor.
Personally I say saya ke sini tidak cari jabatan. Saya turun, segala aspek saya turun. tapi karena saya sudah menjadi crew BUMN ya saya ditugaskan di sini saya jalankan selama saya menjadi crew BUMN saya jalankan, akrena saya jadi crew-nya Bu Menteri (BUMN), crewnya BUMN saya jalankan. I'll do my best.
Saya mungkin paling merdeka berhadapan dengan nasabah. Saya sering guyon (bercanda) dengan nasabah, banyak yang mendoakan saya, ngajak makan siang, aneh kan? Saya kadang-kadang. Karena banyak yang kenal saya, saya 30 tahun di industri investasi bank saya di treasury, saya hanya empat tahun di IT balik lagi dan 30 tahun karier saya di banking. MI MI kawan saya lama semua, di bank itu kawan saya lama semua. Jadi saya dengan pertemanan saya kan guyonan.
Berapa bunganya dulu?
Itu wide far dari market return.
Sampai 10%?
Oh nett itu kita 9% turun 7%. Saya masuk 7,5% nett, kalao di-gross-kan waktu deposito 5% gross. To good to be true.
Kurang analisis investornya?
Karena investor sendiri. Sama kalau kita belajar 2008 saya belajar di Harvard waktu itu subprime mortgage case, itu juga greedy di ada yang di-leverage sampai 32 kali. Itu kan saking bodohnya orang. Makanya siapa yang jatuh? Guru investasi Merrill Lynch, Goldman Sachs, semaunya kena Barclays semua bank kena.
Sekarang ada normalisasi bunga Saving Plan?
Oh ada begitu saya masuk saya pribadi melakukan back testing, saya kumpulin data masa lalu pricing-nya Saving Plan berapa, saya bandingkan dengan pembandingnya karena ini prioritas ini adalah deposito tertinggi di prioritas. Bandingkan apple to apple, gross to gross nett to nett. Begitu saya bandingkan tuh loh kenapa harus dikasih insentif segitu tingginya.
Dulu mungkin butuh banyak uang masuk ke Jiwasraya ya?
Itu dia ya kan. Mohon maaf saya bicara balance dari segi investor sendiri tergiur oleh return yang tinggi tapi kalau smart investor return yang tinggi ada apa sih.
Sama aja saya tanya saya tanpa menyebutkan, tanpa mendiskreditkan, kenapa kalau datang ke suatu bank akan bertanya ini BUKU I, BUKU II, BUKU III, BUKU IV, ini jaminan LPS. Kenapa sih harus nanya dijamin LPS atau nggak? Sebenarnya di sini melakukan screening tentang risiko. Ya kan? Itu natural oh kalau saya masuk BUKU IV maka saya dapat bunga sekian, kalau masuk BUKU III maka bunganya lebih tinggi dong, kalau masuk BUKU II lebih tinggi lagi, kalau masuk BPR tinggi lagi, kenapa? Dikaitkan dengan risiko. Jadi sebenarnya ketika beli produk Jiwasraya nih sadar dia pada waktu itu kalau sesuai tidak di bawah tekanan sadar akan risikonya, nah kebetulan ini risikonya terjadi.
Baru kerasa sekarang ya pak?
Iya, tapi kan tenang. Kenapa? BUMN. Kita BUMN. Hanya masalah waktu kapan dibayarnya, sebentar sementara kita minta waktu satu tahun.
Preminya berapa yang Saving Plan?
Oh gini, Saving Plan itu bukan tarif premi. Premi itu investasinya. Kalau boleh saya gambarkan gini ya, saya punya uang Rp 1 miliar, saya beli Saving Plan ini masa asuransi lima tahun, periode investasi satu tahun dengan hak mencairkan di setiap tahun. Dari situ nanti saya akan menerima bunga nett 7%, maka di tahun ke satu akan menerima Rp 107 (juta). Katakanlah Rp 100 (juta) jangan Rp 1 miliar. Saya dikasih insentif tak kasih proteksi life insurance kalau kamu terjadi meninggal atau kecelakaan ridernya apa. Sisanya berapa? Ini nilai pertanggungannya ada sebesar, nilai premi tadi sebenarnya saya subsidi. Kalau di asuransi lain kan bayar premi toh.
Kalau misalnya nih saya mau ke Semanggi wah Semanggi ini medannya berbahaya nih saya harus melindungi jiwa saya kalau ada apa-apa keluarga saya dapat. Saya cover asuransi satu jam boleh aja ada asuransi satu jam nanti akan ada jadi model. Ada commuter sekali jalan. Satu jam asuransi akan menghitung probability-nya kecil sekali, preminya katakanlah Rp 10. Jadi cukup bayar Rp 10 nanti kalau ada kejadian ada pertanggungannya bayar selama satu jam masanya. Kalau ini satu tahun cuma dibebani premi kecil sekali.
Jadi itu maka disebut bancassurance ada asuransinya ada aspek investasinya dijual di bank. Ke depan produk compliment bukan produk substitusi karena bank tidak bisa menjual produk asuransi, orang asuransi tidak bisa menjual produk bank jadi kombinasi dua itu.
Jadi itulah ceritanya Jiwasraya ini ya moga-moga tidak ada gangguan apa-apa, hingga inisiatif untuk bayar pokok bertahap mulai Q2 bisa berjalan sesuai rencana. Terima kasih pada seluruh stakeholder, pemegang saham juga OJK supportif semua terutama kesabaran peegang polis faktor penentu juga. Kalau mereka nggak sabar ya ayo, saya sih hanya menyarankan bantu saya ini ada yang langsung saya layani tapi mungkin nggak bisa semuanya. Tadi pagi sudah muncul ya gantian yang lain. Saya bekerja untuk anda, kan ada teman saya yang ikut polis teman akrab saya banyak yang punya itu tak ledekin semua waktu beli gimana pertimbangannya ini kan pelajaran high risk high return, syukur ini BUMN.
Perlu ada PMN?
Pernah ada statement dari pak Deputi mengatakan tidak ada injeksi dari pemerintah. Coba kita pikir prosedurnya kalau semua paham tentang prosedur makro penyusunan APBN yang namanya PMN itu akan masuk ke APBN itu hari ini masuk paling cepat baru tahun depan. Jadi kalau solusinya hanya mengandalkan dari situ malah nggak ada solusi. Itu nanti belum tentu kalau lulus ke Banggar (DPR RI). Pemerintah melakukan upaya lain yang lebih cepat tapi kuncinya pemerintah melakukan upaya lain yang lebih cepat ya inisiatif-inisiatif ini. Tadi sudah saya sampaikan ada sinergi BUMN, strategis partner itu semua corporate action, penjelasannya dari situ aja.
Ada pesan khusus dari Bu Rini untuk Jiwasraya?
Kaya saya me-restructure perusahaan ini, saya turn around strategi perusahaan ini dengan transformasi. Saya remodelling bisnis makanya saya tadi cerita tentang bisnis kita selama empat tahun ini didominasi oleh premi yang kurang sehat karena premi sifatnya utang bentuknya produk seperti mirip banking yang sebenarnya nggak terlalu jadi daging, yang saya maksud jadi daging itu profitability. Itu saya remodelling ke arah yang Unit Link. Saya mengeskpos produk yang sifatnya proteksi, produk digitalkan biar massal orang mudah akses kemudian corporate kita b to b supaya kita bisa jual lebih banyak rider terhadap captive market itu market penetration sambil gali volume yang lebih dari partner saya.
Secara business process kita perbaiki business process ya itu efisiensi yang luar biasa dan cepat. Kita perbaiki policy-nya, arahannya, profil risikonya saya restructure, tadinya very high saya bikin high saja ya dengan komposisi portofolio yang sehat tidak spekulatif. Kemudian berikutnya saya memperbaiki jalur distribusi, kalau tadi keagenanan tidak produktif kita punya 7.000 agen sebenarnya nanti kita tingkatkan lebih dan kita per 1 Januari kita launch sistem keagenan yang mendorong produktivitas karena ada sistem ranking. Jadi makin banyak dia makin kaya jatahnya. Jadi tidak ada struktural lagi.
Kalau kemarin pemimpin cabang produksi nggak produksi digaji, cukup tinggi gajinya. Sekarang kita bikin kombinasi sama variabel dan itu akan mendorong produksi di-delivery di keagenan di korporasi juga di digital juga. Kemudian kita juga dibantu pemegang saham. Kita memang punya spirit yang sama sinergi BUMN selalu ada logonya Sinergi BUMN kita wujudkan bersama-sama. Jiwasraya satu-satunya life insurance milik pemerintah. Saya merasa mendapat dukungan dari semua, paling tidak jadi pilihan kalau sesama BUMN kantong kiri kantong kanan BUMN semua.
Jadi saya kok, ya memang kita menghadapi masa sulit tapi kalau semua semangatnya mendukung ada solusinya kok. Tapi sebaliknya kalau semua kepentingan jangka pendek ya sudah, saya sih nothing to lose tapi kalau saya menoleh ke belakang ada 69.979 pensiunan dan setiap bulan nunggu uang dari Jiwasraya. Kalau itu saya tambah anak satu istrinya satu jadi 210.000 orang yang setiap bulan mengharapkan uang dari Jiwasraya.
Ada 4.800.000 peserta calon pensiunan yang berasal dari kelolaan BUMN BUMD dan swasta. jadi total ada 7 juta lebih peserta belum termasuk keluarganya mengharap uang dari situ. Jadi kalau kita gagal mentrasnformasi gagal menghidupkan Jiwasraya itu sosial impact-nya besar sekali. Mungkin yang lain tidak seperti ini karena customer base kita yang tapi kalau saya boleh memohon kepada semua pihak kita berpikir untuk for the sake of the country ya. Kalau bicara pensiunan di bank rata-rata di bawah Rp 2 juta, artinya tuh uang untuk makan bukan untuk foya-foya. Itu sebenarnya yang memberi penyemangat lah kalau di level saya ya itu ibaratnya kita bekerja sambil beramal buat orang lain. Kalau cari uang bukan di sini.
Kalau lihat timnya itu di sini ada 1.200 pekerja bersama keluarganya, ada agen 7.000, ya belum sama keluarganya menggantungkan hidup. Itu ada hal-hal non teknikal yang selalu mendorong kita selalu bekerja mendapatkan solusi. Tapi kalau ada pihak yang mengambil keuntungan ya palng tidak itu memperlambat apa yang kita lakukan akhirnya ya merugikan semua.
Saya terinspirasi juga, ketika saya satelit ya non engineering aspect. Saya baru merasa merah putih ada di situ ketika saya bernegosiasi dengan negara lain itu menginspirasi saya. Kalau saya bisa melakukan ini lagi asal ada dukungan semua pihak. Dulu didukung semua pihak yang tadinya menentang menjadi mengerti dan perusahaan ini sudah tidak lagi dilihat mikro perusahaan ini sudah dengan stakeholder, kalau nggak Kementerian BUMN nggak akan ngomong.
Saya terima kasih bank partner sudah mengangkat ini menjadi persoalan bersama. Kalau awalnya tuding-tudingan kan, sekarang sudah tidak. Pertemuan terakhir dibuka, ini permasalahan bersama, ini co-handling di-handle berdua dan bahkan pintunya dari bank. Ini nasabahnya dengan small group atau one on one. Jadi ini masalah bersama, kenapa? Karena nasabah-nasabahya small portion dari uang dia, nasabah-nasabah wealth management. Jadi banknya menyadari wah ini nggak boleh lepas nih.
Jadi mereka juga memahami kalau solusinya itu butuh waktu, artinya nasabah ya harus tenang aja. Memang kalau memaksa harus bayar hari ini jujur saya akui tidak bisa. Sya harus jujur ini semua tuntut bayar pokoknha. Saya sih senang kalau bisa bayar, jadi tidak ada niat kami untuk tidak membayar, tidak ada niat kami untuk mempersulit. Justru saya bekerja untuk pemegang polis.
Saya sudah paparkan ke pemegang saham bagaimana roadmap-nya ke depan, jadi tapi mohon maaf strategi detail nggak bisa saya umbar karena di luar ada kompetitor juga.
Mau konfirmasi lagi berarti mulai 3-4 tahun lalu JS Saving Plan sudah terasa?
3-4 tahun lalu produk ini dianggap sebagai solusi untuk menutup kebutuhan likuiditas. Peminatnya banyak akhirnya eksposurnya besar. Dulu bunga awal sempat ada 10%. Sekarang 7% nett tapi kita sudah tidak produksi lagi sudah tutup kecuali untuk roll over. Nanti akan kita buat produk baru yang lebih sehat.
Jadi kita sadari sangat berat kalau mindset-nya seperti itu mungkin pernah dengar Mickey Mouse, kan tikus kecil tapi pernah pakai jaket yang gede kelihatan gagah kan. Ini sama ke balance sheet sangat besar tapi ke profitability sangat kecil. Jadi kalau saya bicara capital allocation ngapain beli sesuatu yang gede tapi tidak menghasilkan. Makanya tadi salah satu strateginya remodelling bisnis kita review semua produk dan pilih produk andalan. Kita fokus pada produk itu dan itupun kita pilah produk yang simple yang bisa massal sama produk yang perlu agen karena perlu meyakinkan orang karena proses proteksi, cover bisa berhari-hari itu nggak bisa digantikan mesin.
Itu yang organik, ada yang dari corporate action ada dukungan dari Kementerian (BUMN) dan stakeholder lain. Mungkin banyak orang bertanya dari mana uangnya datang? Ya dari upaya-upaya itu. Organik sekaligus bisnisnya jadi terima dari yang masuk kemudian ada partnership tadi properti yang saya kerja samakan dengan pihak ketiga itu juga membuat cashflow ada sinergi BUMN. Sinergi BUMN kita kerja sama dengan BUMN b to b dibukakan pintu oleh mereka. Kita punya grup di sini saya bisa komunikasi dengan semua ibarat keluarga ada yang susah dibantu.
Halaman Selanjutnya
Halaman