Eksklusif! Airlangga Hartarto Jawab Kritik soal New Normal hingga Pra Kerja

Wawancara Khusus

Eksklusif! Airlangga Hartarto Jawab Kritik soal New Normal hingga Pra Kerja

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 01 Jun 2020 15:46 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Foto: Syailendra Hafiz Wiratama
Jakarta -

Rencana pemerintah yang ingin menerapkan tatanan hidup kenormalan baru atau new normal banyak diperdebatkan. Sebenarnya apa yang diinginkan pemerintah dengan pengurangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu?

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjawab pertanyaan itu dalam wawancara eksklusif Blak-blakan dengan detikcom.

Tentu ada alasan ekonomi yang mendasari penerapan new normal tersebut. Pemerintah tak ingin pandemi Corona berubah menjadi pandemi PHK.

Meski begitu, penerapan new normal tidak semudah itu dilakukan. Ada beberapa syarat mutlak yang harus terpenuhi suatu daerah untuk menerapkan new normal.

Airlangga juga menegaskan penerapan new normal akan dilakukan dengan protokol baru yang ketat. Pengawasan juga dilakukan secara ketat. Jika muncul gelombang kedua dari wabah COVID-19 maka penerapan new normal bisa dibatalkan.

Tak hanya itu, Airlangga juga menjawab tentang Kartu Pra Kerja yang pendaftaran gelombang keempatnya hingga kini belum dibuka. Ada apa sebenarnya? Apakah karena program ini dihujani kritikan pedas?

Berikut wawancara lengkap detikcom dengan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto:

Bapak sebagai Menko Perekonomian, apa dasar-dasar RI untuk bisa melonggarkan aktivitas sosial atau yang disebut menuju era kenormalan baru?

Pertama yang kita lakukan itu bukan pelonggaran jadi kalau protokol COVID tetap kencang, yang kita lakukan adalah bagaimana beradaptasi dan Bapak Presiden sudah mengerahkan bagaimana masyarakat produktif dan aman dari COVID-19. Tentu harus dimulai dengan data-data kesehatan itu sendiri, data kesehatan, kemudian penyebaran virus, kemudian kesiapan pelayanan kesehatan. Itu sebagai faktor mutlak. Apabila faktor itu posisinya sudah lebih baik berdasarkan data yang ada di BNPB dan juga trend-nya dalam 2 minggu itu sudah turun dan angka atau Rt-nya sudah di bawah satu, maka daerah-daerah tersebut layak untuk melakukan uji coba. Jadi selalu dengan uji coba dulu.

Kemudian yang kedua protokolnya disiapkan di setiap sektornya. Kemarin Kementerian Perhubungan sudah membuka dengan protokol yang ketat, kemudian 11 sektor tidak pernah ditutup termasuk sektor industri ada kasusnya misalnya di kawasan Cikarang Jababeka yang aktivitas industri tetap berjalan dan tidak ada pandemi COVID-19 di sana. Kalau industri lebih mudah dikendalikan karena mereka sudah lebih tertib di pabrik. Tinggal berikut disesuaikan dengan transportasinya.

Kemudian berikutnya tentu kita menginginkan agar pandemi COVID-19 ini tidak merembet atau merembes pada pandemi PHK. Sehingga salah satunya adalah melakukan restart, produktif tapi aman dari COVID-19. Oleh karena itu protokol-protokol nya baru, cara protokol baru ini diberlakukan sampai ditemukannya vaksin. Kalau kita menunggu vaksin sampai tahun depan. Kelihatannya dengan protokol kesehatan yang harus uji klinis dan yang lain, tidak dalam waktu dekat.

Oleh karena itu perlu disiapkan protokol dalam situasi yang berbeda dengan situasi normal kemarin, makanya kita sebut ini sebagai normal baru. Dalam normal baru tentu protokol menggunakan masker, cuci tangan, kemudian tes temperatur dan yang lain, semua itu berlaku untuk semua sektor kehidupan bermasyarakat dan new normal itu butuh kerjasama yang erat antara tentu dari segi medis, kesiapan medis untuk mengantisipasi segala persoalan. Kemudian dari segi masyarakat itu sendiri, kesiapan masyarakat dan kedisiplinan masyarakat. Kemudian dari sektor sektor usaha itu sendiri, termasuk regulatornya kementerian dan lembaga. Sehingga kerjasama ini harus dilakukan secara disiplin karena kalau tidak disiplin yang kita kita khawatir akan terjadi secondary wave, itu yang tidak dikehendaki dalam new normal. Oleh karena itu dalam protokol normal apabila ada secondary wave ya bisa ditutup kembali. Jadi ini yang menjadi insentif dan disinsentif baik kepada masyarakat maupun pemerintah daerah maupun sektor-sektor.

Daerah mana yang data atau kurva R0-nya itu sudah mulai melandai dan mungkin dalam waktu dekat sudah bisa dilakukan uji coba?

Ada secara dinamis 110 daerah kabupaten/kota yang tidak pernah terkena COVID-19. Dari situ pun dievaluasi terus-menerus. Nah itu dengan kriteria-kriteria yang ada, apakah itu kesiapan terhadap kesehatan, jumlah tesnya, kemudian juga kesiapan masyarakatnya, kesiapan sektor dan kesiapan lain itu mungkin bisa turun lagi dari 110. Kalau dari segi provinsi tentu ini tidak bisa secara keseluruhan provinsi itu secara bulat kabupaten/kotanya tetapi bertahap juga. Karena yang sekarang dilihat oleh pemerintah lebih mikro lagi, level kabupaten kota, bahkan di kecamatan.

Oleh karena itu 8 daerah di antaranya termasuk Bali, Kepri kemudian juga kita lihat daerah lain Jawa Tengah di kabupaten kota tertentu, bahkan kalau di DKI Rt-nya sudah di bawah 1. Tetapi DKI sendiri kan menunggu pulang mudik ini berapa dan apakah masih bisa terkendali sampai 4 Juni. Di Jabodetabek sebetulnya menunggu, walaupun Jawa Barat PSBB berakhirnya tanggal 29 Mei. Jadi semua itu tergantung kepada kondisi di daerah masing-masing dan monitoring dari BNPB dan data yang dipakai adalah data yang ada di BNPB.

Kritik yang terlontar dari beberapa pakar bahwa minimnya uji dalam bentuk rapid test maupun swab. Jokowi minta per hari 10.000, tapi yang terlaksana kan jauh sekali dari itu, sehingga kemungkinan datanya kurang tepat?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalau data DKI sudah lebih masif. Di DKI sudah sesuai dengan standar dimana per per 100.000 jumlahnya, rasionya sudah cocok. Sedangkan dari daerah lain menyesuaikan dan yang diminta oleh Bapak Presiden kan tes PCR satu hari 10.000 dan dari data-data yang ada bisa mencapai 12.000 atau 13.000. Beberapa hari melampaui target.

Dengan menerapkan normal baru, sebenarnya target yang ingin dicapai pemerintah apa?

Jadi pemerintah mengatakan bahwa masalah kesehatan, sosial ekonomi ini seperti dua sisi dari mata uang, dua sisi dari koin, dimana itu berjalan beriringan. Sehingga untuk mengurangi yang tadi PHK. Berdasarkan studi yang dilakukan, Moody's misalnya, penelitiannya yang mengatakan bahwa perekonomian ini kan kemarin kita turun ke 2,9 di bawah 3%, tapi masih tetap tumbuh dan itu pun masih relatif tinggi dibandingkan yang lain, yang lain sudah masuk dalam zona negatif. Tapi di Kuartal II ini kemungkinan turun ke negatif berdasarkan Moodys. Namun diprediksi juga di Kuartal III dan Kuartal IV kita mengejar, naik.

Nanti itu kita berharap bahwa di negara lain di Asean, seperti Filipina dan Vietnam juga memonitor ini. Sehingga kita melihat bahwa pertumbuhan ekonomi ini penting, karena sekarang sebelum pandemi ini 7 juta orang belum mendapat pekerjaan, bukan PHK dan pada saat PHK terjadi pandemi sekitar 1,8 juta. Tentu kita harus segera mungkin menciptakan kesempatan-kesempatan baru, tadi kami bahas terkait dengan proyek strategis nasional (PSN) dengan Bapak Presiden dan kita mendorong bahwa proyek strategis nasional ini yang besarnya lebih dari Rp 1.400 triliun untuk terus berjalan. Ini akan menciptakan lapangan pekerjaan antara 3,5 sampai 4 juta lapangan pekerjaan sepanjang 4-5 tahun ke depan.

Oleh karena itu new normal ini menjadi sangat perlu dan penting. Ini dilakukan bukan hanya di Indonesia, negara lain juga sudah membuka dan melakukan hal yang sama. Nah tentu sampai vaksin ditemukan. Kita tidak bicara situasi seperti sebelum COVID-19. Jadi sampai vaksin ditemukan maka sebelumnya kita harus melakukan new normal.

Korea sudah menerapkan new normal tapi dievaluasi karena ada gelombang kedua, ratusan sekolah diliburkan lagi. Korea saja seperti itu bagaimana dengan tingkat disiplin masyarakat kita?

ADVERTISEMENT

Kalau masalah sekolah memang kita harus lihat psikologi anak-anak, karena kan anak-anakan sulit untuk dilakukan pembatasan. Apalagi untuk anak-anak yang relatif anak SD ke bawah, atau Paud misalnya karena sudah pasti diantar orang tua. Nah itu ada percampuran, itu yang menimbulkan risiko dan anak kecil kan nggak bisa diminta untuk semua tidak bergaul, sekali mereka ketemu ya mereka bergaul.

Oleh karena itu perlu dikaji usia berapa yang sudah siap untuk social distancing, disiplin, selalu memakai masker dan yang lain. Jadi itu yang perlu dikaji secara lebih detail dan kebetulan kan sekolah memasuki libur panjang. Baru nanti di pertengahan Juli baru mulai. Tentu tahapan-tahapan itu nanti disiapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan protokol di sekolah.

Tapi menjelang jelang Lebaran kemarin ada beberapa mall yang dibuka, seperti di Ciledug begitu ramai warga yang datang?

Pertama yang di Ciledug kan tidak dibuka secara protokol, itu karena desakan publik dan itu dibuka. Sebetulnya situasinya kan masih PSBB jadi bukan dibuka yang sesuai dengan protokol. Tapi yang kemarin Bapak Presiden tinjau yang di Bekasi itu adalah mall yang dibuka dengan protokol. Tentu ini yang menjadi contoh kepada mall-mall yang lain.

Tentu pasar tradisional juga ada protokol, walaupun dari pembahasan dengan para gubernur yang paling sulit adalah yang di pasar tradisional. Karena selain jarak kemudian interaksi, kemudian sistem pembayaran yang masih menggunakan cash bukan non cash. Ini yang perlu diawasi.

Tekno

Airlangga juga bicara soal stimulus ekonomi di tengah pandemi Corona. Klik halaman selanjutnya.



Sudah berbulan-bulan pandemi terjadi, pelaku usaha sudah menjerit, pemerintah sendiri menjanjikan akan memberikan stimulus, bisa dijelaskan progresnya?

Jadi stimulus dalam bentuk untuk usaha kecil dan menengah terutama usaha di bawah Rp 10 miliar, itu relatif paketnya sudah lengkap. Jadi untuk usaha kecil menengah mikro pinjaman di bawah Rp 10 juta misalnya melalui UMi dan Mekaar itu sudah full bunganya disubsidi oleh pemerintah. Jadi bunga 19% Itu udah full disubsidi oleh pemerintah. Kalau untuk KUR yang Rp 10 juta sampai dengan Rp 500 juta itu pemerintah memberikan subsidi 6% di tiga bulan pertama dan 6% di 3 bulan kedua. Khusus yang di atas Rp 500 juta sampai Rp 10 miliar itu pemerintah memberikan subsidi 3% di tiga bulan pertama dan 2% di 3 bulan kedua. Ini seluruhnya sekitar Rp 34 triliun sudah disiapkan oleh pemerintah. Tentu tinggal bank-bank itu dan masing-masing dengan unit usaha itu secara bisnis to bisnis diselesaikan. Tetapi restrukturisasi dan cicilan bunga sudah dibayar oleh pemerintah. Sehingga tentunya mereka tinggal kalau apabila demand-nya ada perbaikan mereka bisa mengajukan tambahan modal kerja dan itu pun sudah disiapkan oleh pemerintah. Termasuk juga untuk bank pelaksana seperti BPR, pemerintah sudah mengalokasikan dana di sana. Sehingga tentu paket keseluruhan insentif pemerintah dan yang lain itu jumlahnya sudah di atas Rp 600 triliun.

Jadi yang sudah diselesaikan adalah UMKM, kemudian BUMN dan yang sedang akan diselesaikan itu yang terkait dengan padat karya di atas Rp 10 miliar tetapi basisnya adalah padat karya. Kemudian yang sedang juga dihitung yang non padat karya, non UMKM, non BUMN jadi paketnya kira-kira begitu, ini segera, kita sudah hitung. Ini sesuatu yang dinamis karena kalau kita lihat per hari situasinya bergerak terus.

Jadi pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV tidak minus, di level berapa proyeksi pemerintah?

Target kita sampai akhir tahun 2,3% sampai 2,5%.

Bagaimana dengan konsumsi masyarakat saat ini, apakah Lebaran cukup membantu menyelamatkan ekonomi?

Ya tentukan yang dibuka kan relatif terbatas. Jadi memang Lebaran yang kemarin ini berbeda dengan Lebaran sebelumnya. Biasanya kalau Lebaran itu kan di mana puncak, nah ini tidak terjadi. Bahkan untuk beberapa komoditas kan terjadi deflasi. Itu menunjukkan bahwa adanya demand shock, adanya penurunan permintaan.

Untuk bansos sendiri kelanjutannya seperti apa?

Bansos keseluruhannya akan didesain sampai Desember. Untuk anggarannya kan sudah disediakan, yang belum ini kn listrik baru sampai September. Jadi sudah 3 bulan nanti dilihat lagi subsidi 450 sampai yang 900.

Kapan gelombang keempat program Pra Kerja dibuka? Klik halaman selanjutnya.


Kapan gelombang keempat Kartu Pra Kerja dibuka, ada kendala apa?

Untuk gelombang keempat kita lagi siapkan, selain online dan offline juga mengikuti new normal. Jadi kita siapkan dulu dari segi tarif, dari segi pendaftaran, dari segi whitelist, sehingga tentu kita butuh waktu untuk penyesuaian. Jadi tetap akan dilaksanakan.

Jadi bukan karena banyaknya kritik?

Ya memang kita siapkan yang offline, yang offline ini kan juga berbeda dengan desain awal. Karena offline ini situasinya new normal, Jadi semua harus menyesuaikan terhadap perkembangan dan dinamika yang ada. Ini juga nanti dibuka berbasis daerah-daerah yang sudah hijau (yang diutamakan). Ini yang kita harus monitor, jadi offline bisa di mana, kapan, dan berapa besar kapasitasnya.

Terkait RUU Cipta Kerja yang sempat menimbulkan polemik karena tetap dibahas, saat ini nasibnya seperti apa?

Pembahasan kan sudah dimulai di DPR, jadi kita menunggu hasil pembahasan. Pembahasan antara pemerintah dengan 9 fraksi di DPR. Tentu kita untuk mengikuti perkembangan pembahasan di DPR.

Bagaimana dengan kritik dari kalangan pekerja yang merasa tidak dilibatkan?

Kemarin kan sudah dilakukan pembahasan tambahan dalam periode-periode ini. Ya kita ikuti saja perkembangannya karena itu nantikan pembahasannya yang terakhir.

Jadi mereka akan dilibatkan?

Sampai saat sekarang dilibatkan melalui Menteri Tenaga Kerja.

Harga minyak dunia turun, negara lain sudah menurunkan harga jual BBM, kenapa Indonesia tidak?

Relatif harga minyak kita masih lebih rendah daripada Singapura dan beberapa negara ASEAN yang lain. Kedua harga kita bisa lag time. Harga yang turun itu kan WTI dan itu di future market dan kita basisnya MOPS, MOPS itu Brent jadi berbeda rujukan. Jadi walaupun turun, kan kemarin subsidinya besar sekali. Bahkan pemerintah sekarang masih menyelesaikan pembayaran dengan Pertamina.

Kita punya program Biofuel, dimana delta perbedaan harga antara biofuel dengan harga minyak apabila terlalu rendah itu deltanya semakin tinggi. Sehingga tentu situasi abnormal ini kita tidak mau dianggap situasinya normal, jadi harus dilakukan normalisasi harga harga BBM. Oleh karena itu pemerintah masih melihat secara bulan per bulan.

Soal usulan isu cetak uang dari salah satu anggota Fraksi Partai Golkar, Airlangga pun buka suara. Klik halaman selanjutnya.


Kemarin sempat ramai isu tentang cetak uang, kebetulan itu usulannya dari anggota dewan dari partai yang Anda pimpin?

Kalau itu pendapat anggota dewan bukan posisi partai. Kalau posisi partai kita mendorong untuk dilakukan melalui surat berharga, jadi quantitative easing. Kalau cetak uang BI kan biasanya cetak uang untuk menukar uang. Jadi uang lama yang tidak layak edar dicetak lagi yang baru. Jadi itu proses yang biasa terjadi di BI.

Tapi khusus untuk pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan PP, Perpres dan Perppu itu didorong melalui BI membeli surat berharga di pasar primer. Jadi lebih kepada quantitative easing melalui perbankan. Pemulihan ekonomi kan melalui sektor, sektor itu melalui likuiditas, likuiditas itu yang di perbankan, sehingga bisa mendorong kredit modal kerja kepada sektor.

Apakah tidak ada diskusi terlebih dahulu di internal Partai Golkar sebelum anggota tersebut mengusulkan?

Kalau anggota dewan kan bebas, hak mereka untuk berbicara.

Ada hal yang ingin dijelaskan kepada masyarakat?

Saya pikir satu hal yang penting bahwa Indonesia terdiri dari berbagai daerah, sehingga terkait dengan dibuka-ditutup juga tergantung daerah masing-masing. Jadi data Indonesia itu harus rinci ke daerah-daerah, jangan dijadikan satu. Karena kalau dalam tanda petik yang diumumkan satu-satu data kan kesan di internasional Indonesia keseluruhan, padahal kita bisa pecah. Kayak misalnya Bali kan setara dengan Singapura, capaian di Bali dan Singapura comparable, kalau bicara Korea kan kita bicara Jawa Barat.

Jadi untuk new normal kuncinya ada di keputusan kepala daerah masing-masing?

Iya tetapi juga persetujuan dari Satgas COVID karena yang memegang data dan Menkes. Selama itu PSBB-nya berhenti, maka dia akan berhenti sesuai dengan agenda PSBB tersebut.

Sebenarnya dari mana yang mengusulkan memberlakukan kenormalan baru?

Itu sebenarnya arahan dari Bapak Presiden agar kita masuk dalam periode yang diberi tema produktif dan aman dari COVID-19, sambil menunggu perkembangan dari penyakit itu sendiri.

Brebes jadi lokasi menampung investor yang memindahkan pabriknya dari China. Klik halaman selanjutnya.



Perang dagang China-AS membuat banyak perusahaan memindahkan pabriknya dari China, apakah Indonesia menggaet mereka?

Salah satu yang di sampaikan adalah Indonesia menjadi salah satu yang dipertimbangkan. Oleh karena itu Indonesia perlu menyiapkan diri dengan RUU Cipta Karya. Di lain pihak menyiapkan kawasan industri untuk itu di kawasan industri seperti di Batam, Bintan, Karimun mempunyai potensi besar karena tentu ini dekat dengan marketnya di Asean.

Kemudian juga Kawasan Industri Kendal juga yang sudah siap menerima pelimpahan pabrik. Demikian pula kawasan Pasar di Indonesia industri di Jawa Timur ataupun yang sedang disiapkan oleh pemerintah di kawasan Brebes. Brebes disiapkan karena salah satu yang diharapkan harganya kompetitif, karena yang ditawarkan oleh Vietnam, Thailand itu mereka memberikan setengah gratis. Gratis dulu dilipat kemudian. Kita perlu menyiapkan hal yang cukup strategis dan tidak secara komersial bisa memudahkan perusahaan-perusahaan untuk pindah.

Jadi Brebes itu disiapkan karena memiliki kelebihan upah yang murah?

Tidak juga, satu value chainn, kedua yang punya domestic market. Karena sekarang semua sudah melihat bahwa negara yang mempunyai daya tahan ekonomi itu adalah menjadi basis ekspor tetapi punya domestik demand. Nah itu domestik demand itu sebagai shock breaker, shock absorber terhadap gejolak ekonomi dunia.

Negara yang tidak punya domestic market dia nggak punya shock breaker. Jadi begitu demand-nya anjlok dia langsung amblas. Makanya negara-negara yang tidak punya domestic market semuanya sudah negatif pertumbuhan ekonominya, hanya 3 negara yang pertumbuhannya masih positif Indonesia, China, India.

Apa kelebihan Brebes dibandingkan dengan daerah lainnya?

Brebes dari segi labor intensif lebih siap dan dari segi ketersediaan tanah, ata ruang dan lain sebagainya sudah siap. Pemerintah punya BUMN yang siap beroperasi di sana


Hide Ads