Food estate menjadi program andalan Presiden, latar belakang dan tujuan konkretnya seperti apa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, Presiden membayangkan bahwa menginginkan sebuah kawasan yang luas, datar, ditunjang oleh sumber daya air, lalu curah hujan yang bagus. Presiden menggambarkan kalau nanti wilayah itu dikelola dengan model mekanisasi yang besar, nggak tanggung-tanggung, alat-alat mekanisasi yang besar. Jadi Presiden impiannya adalah membuat sebuah wilayah yang menjadi contoh.
Beliau mungkin membayangkan bagaimana pertanian yang ada di Brazil atau Argentina, sebuah kawasan yang luas, dengan cara-cara pengelolaan yang sangat luar biasa modern.
Pemikiran itu juga diperkuat dengan adanya awareness dari FAO, badan pangan dunia sudah mengingatkan, hati-hati bahwa pandemi ini juga akan membawa sebuah persoalan baru dalam konteks penyediaan pangan di setiap negara. Kita juga bisa membayangkan nanti bisa-bisa kita punya duit tapi kita tidak bisa impor. Karena negara lain juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Untuk itu maka upaya yang optimal harus disiapkan oleh negara adalah bagaimana membangun sebuah kawasan baru yang Presiden memberi nama Food Estate itu. Sehingga harapannya adalah proses ekstensifikasi itu yang nantinya ditingkatkan menjadi intensifikasi bisa betul-betul menjawab sebagian dari kebutuhan nasional kita.
Berarti tujuannya mencapai kemandirian pangan?
Iya intinya menuju kesana, tapi memang tidak mudah kemandirian pangan sebuah negara dibangun, karena pada dasarnya tidak ada satu negara pun yang betul-betul mandiri. Karena tuhan menciptakan tanah itu sudah seadil-adilnya. Ada tanah yang tidak bisa ditanami bawang putih, atau kentang yang tidak bisa ditanam di dataran biasa. Itu berkaitan dengan agronomis sebuah wilayah.
Proyek food estate ini pertama direalisasikan di Kalimantan, kenapa? Apa ada kaitannya dengan ibu kota baru?
Background gambaran yang diimpikan Presiden tadi salah satunya yang bisa memenuhi itu di Kalimantan Tengah. Di sana ada area yang luas, flat, didukung oleh sumber daya air yang baik. Jadi kalau mau full mekanisasi juga bisa dilakukan di sana. Tidak seperti yang kita lihat di Jawa. Di Jawa itu tanah kotak-kotak kecil. Walaupun ada pemikiran bagaimana dengan sistem teknologi digital seperti sekarang ini tanggul-tanggul kecil itu bisa kita ratakan, tapi masyarakat punya batas GPS. Sehingga memudahkan untuk mekanisasi, tapi ternyata juga tidak mudah. Karena berkaitan dengan culture dan masyarakat ingin tahu bahwa lahannya memiliki batas yang pasti.
Kalau di Kalimantan ini memang sebuah area yang flat, luas, yang sangat memenuhi syarat apabila digunakan mekanisasi yang bersifat masif begitu.
Program lumbung pangan ini kan sudah jadi wacana di era kepresidenan sebelumnya, tapi hanya sebagai wacana saja, karena sulit dijalankan, ini era Jokowi apa yang bisa memastikan proyek ini berjalan?
Satu juta hektar yang dulu pernah digagas oleh zamannya Pak Presiden Soeharto itu sebenarnya sebagian sekarang sudah eksisting. Jadi apa yang dilakukan Pak Jokowi sekarang itu sebagian dari program 1 juta hektare itu. Karena masyarakatnya saat ini berada di pulang pisau itu juga bagian dari program yang lama. Dengan berprosesnya waktu maka sekarang petani sudah bisa bagus lahannya, karena mungkin ditanam yang berulang-ulang sehingga tanahnya menjadi sempurna.
Ini juga ada sebagian wilayah yang dulu pernah digarap oleh masyarakat, tetapi karena arus air yang tidak termanage dengan baik maka akhirnya tanah itu menjadi idle. Nah sekarang ini pemerintah datang ke sana, membantu masyarakat. Satu, Menteri PUPR akan menyiapkan irigasi, bahkan ke depannya irigasi akan bersifat digital. Jadi pasang surutnya air itu dikendalikan oleh teknologi.
Berikutnya yang kedua menyiapkan jalan produksi agar efisiensi menjadi lebih tinggi lagi efisiensinya. Dari Kementerian Pertanian nanti akan menyiapkan proses budidayanya. Bagaimana mengelola lahannya, karena ini mekanisasi semuanya. Berikutnya bagaimana menyiapkan benihnya, pupuknya, karena di sana ada kelompok tani dengan CPCL mereka bisa mengajukan kepada Kementerian Pertanian dan ini sudah berjalan.
Sehingga nanti, pilihan-pilihannya adalah sebuah wilayah yang digunakan untuk tanaman pangan, ada wilayah yang digunakan untuk hortikultura. Kurang lebih nanti ada 30 ribuan hektare yang disiapkan untuk tanaman pangan untuk padi khususnya. Itu ada di Pulang Pisau dan Kapuas. Berikutnya akan ada sebagian lagi yang nanti rencana akan ditanami umbi-umbian, khususnya ketela pohon. Itu nanti rencananya yang akan diselesaikan oleh Kementerian Pertahanan.
Kemenhan itu diikutsertakan dalam proyek Food Estate ini, alasannya apa?
Begini sebenarnya, maksudnya kenapa itu diberikan kepada Kementerian Pertahanan, kalau kita berbicara strategi pertahanan negara, itu bagaimana sebuah wilayah, pulau-pulau besar itu mampu mandiri dalam mempertahankan pulau itu, konsepnya seperti itu. Maka kita mengenal namanya kompartemenisasi, jadi masing-masing wilayah, pulau-pulau besar itu mampu menghadapi serangan apabila ada invasi dari luar.
Kalau kita membuat imajinasi seperti itu maka setiap wilayah harus punya ketahanan di bidang logistiknya. Karena ujung dari pertemuan adalah pertempuran berlarut. Nah perang berlarut itu membutuhkan logistik yang banyak. Sebagai contoh seperti Irak kemarin, begitu dia tidak bisa bertahan, dia mundur saat itu dia melakukan gerilya dan di situlah perang berlarut berjalan. Bertahun-tahun dia harus menghadapi, menjaga momentum peperangan itu. Makanya diperlukan logistik. Jadi pulau-pulau itu harus memiliki logistik yang kuat di dalam situasi. Nah itu kalau dikaitkan bagaimana Kementerian Pertahanan dilibatkan dalam konteks itu.