Saras 008 menjadi salah satu tayangan favorit generasi milenial yang lahir di tahun 1980 hingga 1990-an. Sosok pahlawan perempuan itu berganti pemeran silih berganti.
Salah satu pemerannya adalah Nadia Stefanie. Dia menjadi karakter superhero tersebut di era 2000-an. Nadia sudah lama menghilang dari dunia pertelevisian setelah terkenal sebagai Saras 008.
Setelah lama tidak terdengar, ternyata Nadia kini berkonsentrasi di dunia bisnis produk kecantikan. Kepada detikcom, Saras 008 itu menceritakan awal mula dirinya terjun sebagai pengusaha. Bagaimana kisahnya? berikut hasil wawancara detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah bisa diceritakan sedikit mengenai karir Anda sebagai Saras 008?
Baik, saya di tahun 2001 sebetulnya sudah masuk ke dunia sinetron. Tapi kalau dunia entertainment itu sebetulnya dari umur saya 6 tahun sampai dengan tahun 2005. Selanjutnya saya fokus kuliah satu tahun, terus saya fokus di dunia bisnis karena memang dunia bisnis itu sebagai dunia impian saya sih dari dulu. Saya itu dari dulu memang berencana mau menjadi pengusaha.
Kalau terkait peran sebagai saras bisa diceritakan sedikit bagaimana pengalamannya?
Oh iya, itu Saras itu saya di tahun 2001 sampai dengan 2002 itu memang pengalaman menarik banget karena dulu sebelum saya lulus SMA itu nggak boleh sama orangtua saya untuk sinetron. Jadi saya itu baru boleh setelah kuliah terus saya dipanggil Indosiar untuk (memerankan) Saras. Nah di situ yang menarik adalah karena memang saya itu kan basicnya taekwondo. Di situ memang kita tetap dilatih setiap minggu untuk gerakan-gerakannya ya supaya lebih bagus segala macam.
Suka dukanya karena kebanyakan adegannya fight, berarti shooting-nya lebih capek, dan pakai stand in juga tapi itu juga jarang, kita lebih banyak untuk ya sudah fight saja gitu. Tapi nggak ada masalah karena kita ada kemampuan di situ, dan yang lucunya kalau Saras karena penggemarnya memang kebanyakan anak kecil jadi kebanyakan fans-nya anak-anak kecil itu.
Apa yang kemudian membuat Anda hijrah ke dunia bisnis?
Iya jadi setelah sinetron Saras ada beberapa sinetron lainnya. Jadi memang saya nggak langsung dari Saras langsung berhenti terus ke dunia bisnis, itu nggak. Jadi saya ada beberapa sinetron lainnya seperti Montir-montir Cantik, Cinta SMU, Love in Bombay, itu banyak. Nah lalu saya karena sinetron itu kan padat banget dari pagi sampai malam, bahkan kadang dari pagi sampai pagi lagi. Terus akhirnya saya memutuskan untuk ya sudah deh saya fokus kuliah dulu. Setelah kuliah itu rencana mau melanjutkan di sinetron lagi. Tapi kenyataannya setelah lulus kuliah terus saya diajak tante saya untuk berbisnis, ternyata kok lebih enak dunia bisnis ya karena memang sudah passion dari awal itu mau jadi pengusaha.
Awal mula merintis bisnis tahun berapa?
Awal mulanya 2006, itu sebagai supplier untuk pemerintah dan juga swasta. Awalnya seperti itu dan ternyata karena memang sudah passion saya, kesukaan saya di situ, jadi saya menikmati saja walaupun yang namanya bisnis kan naik turun ya. Tapi saya sangat enjoy dengan dunia bisnis yang saya geluti dari tahun 2006 sampai dengan sekarang.
Dari tahun 2006 sampai sekarang, bisnis apa saja yang sudah Anda jalani?
Kalau dari 2006 sampai dengan sekarang itu supplier memang fokusnya. Tapi saya dari 2018 mencoba bisnis baru yang tentu saja itu merupakan passion saya, yaitu di dunia kecantikan. Tahun 2018 saya membuka salon kecantikan tapi memang khusus wanita. Terus di 2019 saya launching brand skincare saya sendiri, namanya Stefskin. Lalu di 2020 saya juga launching untuk Stefie herbal slimming tea. Jadi memang jenjang karir saya bertahap, nggak langsung semuanya saya geluti.
Suka dukanya seperti apa dalam menjalani bisnis?
Suka dukanya yang pasti bisnis itu kan ada saja ya yang baru, kompetitor, segala macam. Suka dukanya lebih ke situ sih dan kita itu harus upgrade terus kemampuan kita, kemampuan berbisnis, kemampuan berkomunikasi, kemampuan produk dan lain sebagainya. Suka dukanya di situ, bagaimana menuangkan ide-ide kreatif kita ini agar diterima oleh calon klien kita dan dia mau membeli barang kita. Nah itu yang bagi saya suka duka kita yang kita lewati nggak sebentar.
Perkembangan produknya seperti apa dan respons konsumen seperti apa?
Kalau respons konsumen khususnya kita bicara yang langsung menyentuh masyarakat ya itu berarti kita bicara brand kecantikan skincare maupun salon kecantikan dan lain sebagainya. Karena kalau supplier kita itu ke pemerintah atau ke swasta itu kan tidak mencakup banyak orang. Tetapi kalau skincare ini banyak orang yang menjadi tantangan kita ya saat ini apalagi di era pandemi itu adalah bagaimana mempromosikan orang tapi konsumen itu dari rumah, bagaimana cara meyakinkannya. Nah itu yang memang kita pikirkan banget tuh, termotivasi banget bagaimana caranya biar terus penjualannya meningkat. Nah di situ sih.
Dengan pencapaian yang sekarang diterima itu apakah Anda sudah bisa menilai bahwa Anda sudah sukses berbisnis? atau ada pencapaian lain yang harus diperoleh lagi?
Kalau pencapaian sukses saya dari dulu tidak pernah merasa oh ini tingkat suksesnya di sini, tingkat suksesnya di sana, misalnya seperti itu karena itu akan terus memotivasi saya untuk terus belajar, belajar dan belajar karena kalau saya lihat brand saya yang baru berumur satu tahun lebih 2 bulan ini, walaupun penjualannya terus meningkat dari bulan ke bulan tapi saya tetap belajar dari mungkin brand skincare yang sudah eksis lebih dahulu, ya itu saya belajar dari situ. Tapi tidak ada patokan sukses itu harus seperti apa, harus seperti dia, harus seperti ini, nggak ada. Saya terus saja belajar saja terus karena prinsipnya di atas langit masih ada langit. Jadi kita harus terus saja. Nah itu memotivasi saya setiap saat.
Lebih menyenangkan sebagai artis atau sebagai pebisnis?
Keduanya itu sangat menyenangkan tapi memang keduanya beda dunia, yang satu dunianya lebih santai, lebih glamor karena kita ketemu banyak orang, disambut orang, itu bedanya dunia artis, terus dikenal banyak masyarakat. Itu yang mungkin pembeda dari dunia bisnis yang sekarang. Kalau yang sekarang itu kan kita lebih banyak di balik layar, memikirkan bagaimana caranya satu produk yang sudah kita ciptakan ini laku di pasaran. Nah tetapi karena passion saya di sini jadi nggak ada masalah. Jadi keduanya ini benar-benar menjadi kebahagiaan saya tersendiri sih sebetulnya. Jadi nggak bisa memilih antara lebih enak di dunia artis atau di dunia bisnis.
Anda kan bisa dibilang hijrah ya dari dunia artis ke dunia bisnis. Di luar sana mungkin banyak orang yang ingin hijrah dari karyawan kantoran menjadi berbisnis tapi masih mikir-mikir. Motivasi untuk mereka seperti apa?
Motivasinya adalah harus berani mengambil keputusan. Jadi gini, kalau sebagai karyawan itu kan zona nyamannya digaji setiap bulan gitu. Tapi memang kalau pebisnis kita nggak ada yang gaji. Selain motivasi, diri kita sendiri, kita itu harus berani mengambil keputusan dan yang pasti harus fokus. Jadi kalau sudah ambil keputusan harus fokus dengan apa yang sudah menjadi pilihan kita. Jadi nggak ada masalah selain jadi karyawan jadi pengusaha itu enak banget karena kita bisa mengatur waktu kita kapan saja, mau ketemu orang atau mau kerja segala macam. Tapi memang balik lagi ke individunya lebih enak ke zona nyamannya selama ini atau tantangan baru di dunia bisnis.
Orang yang takut hijrah ke dunia bisnis mungkin karena takut gagal. Kira-kira apa tipsnya supaya tidak gagal dalam berbisnis?
Supaya nggak gagal, kalau tips saya selama ini bukan berarti saya nggak pernah gagal ya tapi yang selama ini saya jalankan yang pertama harus fokus dengan apa yang sudah kita pilih atau dengan apa yang sudah kita sukai, misalnya kalau saya ini sukanya sama dunia kecantikan, berarti saya ambil skincare. Saya harus fokus di situ. Jadi jangan satu-dua bulan 'aduk kok ini kayaknya penjualannya kurang' udah deh ganti, gitu. Jangan seperti itu. Jadi harus fokus. Lalu bertahan dengan yang sudah kita pilih, yang tadi saya bilang, jangan satu-dua bulan, 3 bulan, 6 bulan 'kok penjualannya menurun, sudah ganti' jangan.
Jadi apapun keadaannya kita itu harus tetap bertahan. Lalu selanjutnya kalau dari saya selain fokus, bertahan ya kita harus terus mempromosikan produk yang kita punya, bisa hard selling nya ditawarkan langsung, door to door. Kalau sekarang mungkin bukan door to door ya, pakai aplikasi chat satu-satu. Nah itu tuh promosi juga penting. Jadi selain fokus, bertahan tapi semua itu promosinya juga harus kencang sih.