Cerita Startup Asal Medan yang Masuk Forbes Under 30

Wawancara Khusus

Cerita Startup Asal Medan yang Masuk Forbes Under 30

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 22 Sep 2021 06:30 WIB
Topremit
Foto: Dok. Topremit
Jakarta -

Pengiriman uang ke luar negeri biasanya akan menelan biaya yang cukup mahal. Hal ini karena ada beberapa faktor seperti perhitungan kurs hingga biaya layanan.

Namun dengan Topremit, pengiriman uang ke berbagai negara bisa lebih murah dan efisien. Jika pengiriman dengan layanan konvensional bisa dikenakan biaya hingga US$ 25 atau setara dengan Rp 355 ribu per transaksi maka dengan Topremit ini pengiriman hanya puluhan ribu saja. Selain itu uang biaya pengiriman dibebankan ke pengirim, sehingga uang diterima secara penuh.

Kali ini detikcom mewawancarai Hermanto Wie, Co-Founder sekaligus CEO Topremit yang juga masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia & Indonesia. Berikut wawancaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisa dijelaskan awal mula berdirinya Topremit?

Sebenarnya ini berawal dari usaha keluarga, mereka menjalankan cara kerja remitansi. Tapi waktu itu digital belum terlalu booming, orang kalau mau kirim uang harus ke bank, antre di teller belum lagi biaya perjalanan ke tempat pengiriman. Kita juga tahu biaya pengiriman uang untuk cross border atau ke luar negeri itu mahal karena kompleksitasnya tinggi. Nah kita berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kita juga mau transaksi semuanya bisa online, kapanpun dan di manapun. Kalau di bank atau di tempat pengiriman itu kan harus isi formulir berulang-ulang. Paling utama problem solving itu sangat cepat. Selain itu Topremit ini juga bisa menghemat waktu dan tenaga para pengirim uangnya.

ADVERTISEMENT

Bagaimana akhirnya Topremit go digital?

Usaha ini dibangun 2009, lalu pada 2016-2017 saya ikut event startup di Jakarta, karena base Topremit ini kan memang di Medan. Saya yakin bisa dikembangkan go digital nih pengiriman uang tradisional. Selanjutnya saya dan adik saya Henry Wirawan yang sekarang Chief Marketing Officer (CMO) develop dan dilaunching pada 2018.

Diluncurkan dalam satu aplikasi?

Iya, untuk memenuhi tuntutan pasar terkait pengiriman uang yang mudah. Topremit akhirnya meluncurkan aplikasi seluler di iOS dan Android. Kami jadi pionir layanan remitansi online di Indonesia.

Apa saja layanan Topremit?

Mulai dari instant transfer yang bisa diterima ke akun tujuan 5-20 menit, bank transfer akan diterima oleh rekening bank pada hari yang sama. Cash pickup adalah layanan yang memudahkan pengiriman karena tidak membutuhkan rekening bank. E-Wallet yatu penerima akan mendapatkan uang yang dikirim ke dalam dompet elektronik dengan waktu mulai 20 menit sampai Home Delivery yang memungkinkan uang dikirim ke alamat penerima ini sudah ada di beberapa negara seperti di Vietnam karena memang masih banyak yang belum ada rekening bank. Ke depan kemungkinan ada lagi negara tujuan untuk layanan ini.

Biaya pengiriman melalui Topremit ini 87% lebih terjangkau dibandingkan pengiriman biasa. Selain itu juga transparansi biaya terjamin, sehingga jika pengiriman gagal dana akan dikembalikan ke pengirim tanpa potongan apapun.

Bagaimana pengurusan perizinan di Bank Indonesia (BI)?

Sebenarnya tidak sulit, karena sebelumnya sudah berjalan bisnisnya. Lalu di BI Juga ada peraturan terkait pengiriman uang atau remitansi ini ya. Nggak susah untuk apply, karena BI memang mau push bisnis yang melayani pengiriman uang. Satu tahun setelah Topremit diluncurkan aplikasi mobilenya, kita juga dapat penghargaan dari Bank Indonesia sebagai "Penyedia Jasa Pengiriman Uang Terbaik 2019".

Lihat juga video '15 Startup Terbaik 'Bangkit 2021' Terima Modal hingga Rp 140 Juta!':

[Gambas:Video 20detik]



Lanjut ke halaman berikutnya.

Saat ini sudah berapa banyak negara pengiriman uangnya bisa dilayani Topremit?

Sudah ada 66 negara. Sebenarnya semua benua sudah kita cover sih. Di Eropa, USA dan Australia juga sudah. Target ke depan kita akan membuka layanan di Arab Saudi, Timur Tengah sampai New Zealand. Dalam bekerja sama menyediakan layanan ini masalah perizinan bukan isu besar untuk kita. Jika kita ingin membuka coverage baru kita akan mencari bank atau partner untuk urus lisensi.

Sudah berapa banyak pengguna Topremit?

Tahun 2020 saja sudah ada sekitar 66 ribu pengguna yang rutin mengirimkan uang ke berbagai negara. Pada 2019 pengguna masih 14.700 lalu naik 250%. Nah awal 2021 pada kuartal I ini pengguna naik menjadi 89.800 pengguna.

Biasanya siapa saja yang melakukan pengiriman menggunakan Topremit ini?

Biasanya orang tua yang anaknya sekolah di luar negeri, pelaku bisnis ekspor impor sampai ekspatriat yang bekerja di Indonesia. Kami harapkan Topremit bisa terus memberi kemudahan dan kenyamanan pengiriman uang dari Indonesia ke luar negeri.

Berapa nilai transaksi Topremit tahun ini?

Pada 2020 Topremit sudah dipercaya mengirimkan lebih dari Rp 1,1 triliun yang dikirim dari Indonesia ke luar negeri. Untuk kuartal I tahun ini sekitar Rp 1,8 triliun. Paling banyak pengiriman adalah ke Malaysia, Singapura dan Filipina. Kita selalu mengupayakan pengiriman yang mudah dan efisien. Karena kita ingin pengiriman uang antar negara itu semudah chatting dan kita fokus untuk memudahkan pengguna.

Bagaimana perasaan anda ketika masuk dalam daftar Forbes Under 30?

Kita agak kaget juga, karena sejak pertama diapproach di Instagram sempat ragu. Ini benar nggak ya, saya baca DM dan masih ragu. Sampai akhirnya ada email dari Forbes dan baru percaya. Saya senang sekali, karena ini adalah salah satu title bergengsi di dunia bisnis. Mereka menilai karena kita memberikan impact society yang cukup besar dari layanan pengiriman uang antar negara dari Indonesia.

Jujur kami senang dan terhormat bisa jadi perwakilan Indonesia yang masuk ke Forbes. Ini akan kami jadikan motivasi dan semangat untuk mengembangkan layanan profesional dan aman untuk menangani pengiriman uang internasional.

Apa pesan anda untuk generasi milenial untuk mengembangkan diri dan memulai usaha?

Ini yang juga kita terapkan di Topremit kebanyakan milenial juga. Kita selalu berusaha untuk terus belajar hal baru apapun itu. Karena pelajaran-pelajaran itu juga bisa diterapkan di bisnis atau di pekerjaan ke depannya.

Selain itu, jika memang ingin menjalankan bisnis bisa mencari mentor. Tidak perlu mentor yang sudah pro banget. Bisa juga dari orang tua atau teman yang sudah sukses menjalankan bisnis dan kita bisa menjalankan short cut yang mereka lakukan. Kita start dari apa yang dialami dan dipelajari mentor. Kemudian jangan pernah ada niatan untuk berhenti berpikir. Karena itu artinya kita berhenti untuk tumbuh.

(kil/fdl)

Hide Ads