Jadinya rencana operasional bengkel MRO akan dimulai kapan?
Kita mau tender. Jadi masterplan sudah ada. Pembangunan mungkin 12-18 bulanan. Kalau umpamanya lebih dari satu peminatnya kan kita harus tender.
Apakah akan pas dengan ramalan IATA saat penerbangan internasional pulih di tahun 2024?
Iya. IATA ya. International Air Transport Association dijadwalkan internasional yang 2024 bangkit. Tapi, prediksi saya 2023 ini domestiknya ini, pasar domestik kita kuat. Selama pandemi menjadi endemi, perjalanan dinas akan timbul lagi. Contoh deh, SWI, BPPK, BPKP, kan nggak mungkin dia ngecek fisik landasan lewat Zoom harus tetap ke lokasi juga. Kemudian kalau kampus sudah masuk lagi, wisuda dan penerimaan tadi, pasti kan harus gunakan transportasi udara itu. Jadi ya kami tetap optimis lah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Indonesia juga kan banyak private jet alias pesawat pribadi, mereka ini biasanya parkir di mana, apakah sudah ditawarkan juga ke Kertajati?
Kalau private ya memang banyak di Halim ya, di Bali juga ada ya. Mereka tuh mau aja saya minta ke sini. Masalahnya kalau mereka mau taruh pesawat ke sini, itu teknisi-teknisinya, pemeliharaannya, montirnya ke sini kan, alat ground handling-nya juga di bawa ke sini. Karena pesawat itu nggak bisa diam, satu hari itu harus digerakkan. Itu namanya prolonged maintenance.
Semua pesawat yang parkir sekarang itu, itu harus dimundur dan majukan setiap hari, kalau nggak dia bannya akan lonjong karena menahan beban. Saya dengar di Australia ya, mereka parkirnya di gurun, bukan di apron pesawat, itu diparkir di gurun pasir, itu supaya tadi nggak ada maintenance prolonged-nya. Jadi nggak gampang memang, parkir nggak seberapa. Dia harus tempatkan engineering di sini, tempatkan alat maintenance di sini, gitu lho.
Bicara soal akses kan yang sering disebut adalah tol, mungkin ada moda transportasi lain, kalau kereta itu bagaimana?
Yang jelas ya kereta cepat, kereta cepat itu kalau sudah sampai Bandung, pak Presiden sudah merestui bisa diteruskan ke Kertajati, sehingga kita membuat design-nya ini ada di masterplan ada integrated building juga ini stasiun kereta. Kedua ini masih dikaji, middle speed train, Manggarai-Surabaya, mampir ke Kertajati.
Nah yang ketiga kereta logistik, itu menyambungkan Patimban, itu sedang dibuat. Kemarin yang dikaji juga kereta yang commuter-nya, dulu ada dari Kota Bandung ke Majalengka. Nah itu setop operasi, relnya sampai di Kadipaten tuh. Kalau Kadipaten ke sini itu sama kayak Kulonprogo ke Purworejo, tinggal tarik gitu.
Kelebihannya ini nanti Kertajati itu dahsyat gitu, karena mempunyai aksesibilitas yang banyak. Tol 152, memang Cisumdawu akan toll to toll ke Cipali ya, tapi tahun depan sudah masuk ke Kepres-kepres tadi. Jadi dari Cisumdawu, masuk jalan nasional, masuk bandara melintas aerocity, sehingga nanti ada dua jalur, ada tadi kereta api, kereta penumpang dan kereta barang.
Pengalaman di Soekarno Hatta, itu keluar masuk tol aksesnya cuma satu, Sedyatmo keluar, kontainer, bus, taksi, motor, semua di sana. Ada kontainer miring aja semua kru ketinggalan. Menjemput kedatangan habib, langsung stagnan ke bandaranya, gitu lho. Maka kita buat di masterplan, membagi jalan tol untuk kargo dan jalur untuk penumpang.
Kami juga mulai melakukan tender untuk membangun cargo village, karena ini kan jadi penopang ya. Kalau tol Cisumdawu-nya sampai Cileunyi, itu akan terus ke Cigatra, sampai ke Ciamis dan Tasik. Kemudian Jagorawi II kan, Cianjur, Sukabumi jadi, sehingga ini Jawa Barat akan luar biasa konektivitasnya dan bandaranya Kertajati. Jadi, nggak hanya dari Bandung, nanti dari Ciamis, dari Garut, dari Tasik akan bermuara ke sini.
Garut aja kulitnya luar biasa, kemarin saya roadshow ke Majalengka, ternyata ada UMKM kita industri ijuk, ke Jepang, ke Korea, ke Jerman. Saya bilang sapu ijuk di Jerman aja dari sini, dia bilang jok Mercy dan BMW itu di dalamnya ijuk dari Majalengka, nah dahsyat kan. Ini ada rotan juga dikirim ke Belanda, buat tempat-tempat keju di Belanda. Ini semua dari Majalengka. Belum Garut kulitnya, jangan gaya-gaya beli di Prancis jaket kulit, begitu dipakai asalnya mah dari Garut-Garut juga.
Nah ini yang kami mau bangun, supply chain logistic centre, jadi Jawa Barat juga punya Komite Pemulihan Ekonomi Daerah dan Transformasi, saya salah satu timnya, kami sedang susun juga supply chain logistic centre di Jawa Barat untuk diintegrasikan dan elaborasikan. Jadi di COVID ini kita nggak bisa lagi kompetisi, harus kolaborasi.
Di area Bandara Kertajati ini banyak lahan kosong, sudah dikavlingkan buat apa saja?
Saya kurang hafal ya, tapi setahu saya itu ada untuk hotel, ada untuk industri, sudah ada pemiliknya semua. Pengalaman ya saya bangun Bandara Kualanamu, bangun bandara di Pekanbaru, Pontianak. Kualanamu deh yang hutan sawit, gelap gulita. Nggak sampai 5 tahun itu, setahun saja sudah lahir restoran, Alfa, toko-toko sudah buka semua itu. Nah mereka juga sudah siapkan itu semua.
Untuk rencana aerocity itu dibangun kapan, dan seperti apa?
Kita sudah buat master plan-nya itu sampai di tahun 2030 ya. Tapi tahapannya sudah ada. Jadi sekarang BIJB sudah punya anak usaha dengan PP BUMN, kita sinergi dengan BUMD-BUMN dengan PP Pro, anaknya PP. Itu sudah namanya BIJB Aerocity Development, lagi bangun apartemen, Grand Anila. Sudah laku itu, dari 600 unit 50%-nya terjual dan sekarang sedang konstruksi. Bisnis tahap pertama dia dapat 300 ha dan sudah mulai.
Kemudian, sesuai Instruksi Presiden, Pindad, PT DI, Pindad sudah ketemu saya direksinya, minta 120 ha dulu untuk pabrikasi. Karena apa? Karena kalau Pindad ke sini, pabrikasinya di sini, logistiknya supply chain-nya kalau mau menerbangkan akan memotong biaya dan waktu gitu. Jadi jangan lihat Kertajati mau dijadikan prasasti hari ini, lihat lah 3, 5, atau 10 tahun ke depan.
Manajemen BIJB optimis 10 tahun ke depan bandara dan kawasannya akan ramai?
Iya. Karena selain apartemen, sudah ada pabrik warehouse. Ada Pindad, PT DI, kita kan pelat merah ya sama-sama. Sesama BUMD itu kita sama Agro Jabar dia sedang membuat 6 PDC namanya, province distribution center. Karena setelah pandemi ini ke depan ini kan perang berikutnya itu adalah perang pangan lho, makanya kita lagi bangun food estate. Jadi food estate di Jawa Barat banyak akan bermuaranya di sini.
Lalu kemarin juga sudah nanya-nanya ya, Shopee, Amazon.com, juga sudah ke kita juga. Bahkan kemarin, seperti handphone ya, saya boleh nyebut brand nggak ya di sini? Jadi Aerocity itu logistic hub ya konsepnya, konsepnya nanti warehousing assembly, kalau kita beli handphone langsung kan pajaknya besar. Tapi kalau dia assembly di sini, casing-nya dipisah, baterainya dipisah, sparepart itu kan nggak ada cukainya.
Kalau dirakit di sini nanti akan didistribusikan ke daerah-daerah atau negara lain. Itu sudah banyak, karena 60% industrinya itu ada di Jawa Barat dan 28% kargo di Soekarno Hatta itu dari Jawa Barat.
Bila ternyata pandemi selesai akhir tahun ini, di tahun 2022 berapa jumlah penerbangan forecast-nya?
Kita kan susun juga rencana jangka panjang perusahaan ya, atau rencana bisnis kita 5 tahun ke depan kita sudah buat. Di tahun 2020 kita masih buat forecasting-nya moderat realistis, kalau saya bilang sih moderat pesimis. Jadi nggak terlalu growth-nya luar biasa, bayangan saya masih kembali ke Kertajati di tahun 2019 lah 22 flight per hari. Tapi yang kita buat forecast itu ke umrah dan haji, karena kalau umrah itu sudah jelas. Kalau sudah umrah, faktanya jelas, datanya jelas, dan ini orang sudah ngebet banget ke tanah suci.
Kemarin kita buat paket dengan Jeddah ya, ternyata orang Saudi Arabia juga sudah kepingin banget wisata. Jadi kalau umrah berangkat, baliknya kan kosong, kita kerja sama dengan travel di Jeddah akan membawa, makanya hotel ini bakal operasi di bulan Desember. Jadi outbound-nya bawa jemaah umrah, inbound-nya bawa tourism.
Ya karena kita promosikan Jawa Barat itu bukan Puncak aja ke orang Arab, jangan di sana mulu dong. Karena dia tahunya, Bali, Puncak, Jakarta. Maka Sumedang juga membangun, Majalengka, kita juga dengan Dinas Pariwisata juga sudah siapkan itu, prediksi saya 2023 lah baru running, dan traveller ini timbul gitu. Itu lah upaya-upaya yang kita lakukan.
Mengenai rencana Cargo Village, akan dibuat bagaimana, posisinya seperti apa dan di mana?
Jadi cargo village kita tender, tahun lalu kita market sounding di West Java Investment Summit, itu ada 18 yang mengirimkan Letter of Interest, LOI, ke kita. Nah apa lagi sekarang sudah ada Perpres-nya, kalau Perpres kan jadi program strategi nasional lagi, kita akan menjadikan sentra logistik, akan jadikan hub logistik di sini. Kita perlu membuat terminal kargo terpadu, one stop service.
Kalau dilihat di bandara lain ya, bandara Soekarno Hatta, kan terpisah-pisah. Nah ini cargo village itu memadukan seluruh kepentingan, dan pemangku kepentingan atau stakeholder-nya seperti custom, immigration, quarantine, karantina aja banyak tuh karantina kesehatan, tumbuhan, hewan, itu juga kalau mereka ekspor impor harus ada lab-nya segala macam. Itu semua ada di satu lokasi, di kita ada 80 ha, bangunnya tahapan pasti ya.
Ini akan membuat, ini yang namanya dwelling time ya, akan memotong mata rantai proses kargo yang panjang itu jadi efisien 40%. Bahkan turunkan cost logistik 20%-an karena dibuat menjadi satu. Jadi terpadu, lini 1, lini 2, sampai ke apron-nya di situ. Ini juga pesertanya kita syaratkan dia harus bawa networking, misalnya hub ke Hong Kong, hub ke Dubai dan Abu Dhabi, sehingga nanti bisa jadikan hub to hub di sini.
Nanti kalau mau datangkan air freighter yang besar-besar, DHL, Fedex, yang bisa bawa kargo sampai 50 ton kapasitasnya itu kalau MRO tadi mereka akan yakin terbang ke sini, jadi nyaman karena bengkel ada di sini. Kalau mogok siapa mau dorong itu atau mau tarik ke negaranya kan? Itu kelebihan cargo village kita itu.
Cargo village ada di kanan bandara, lokasinya rencana di runway ke dua. Kapasitas kargo kita di sini kan 35 ribu ton kapasitasnya, per tahun ya, 3.500 meter persegi. Prediksi kami 3 tahun juga udah nggak mampu menampung, maka kita harus bangun cargo village.
Nah untuk yang lahan kosong itu juga sama ya, Gubernur minta ke saya 'Raf, itu lahan kosongmu itu dibuat tani milenial lah, Jawa Barat nih lagi musim tani milenial nih'. Kan tanam porang, sorghum. Saya bilang 'pak hati-hati pak, di bandara nggak boleh menanam yang mendatangkan binatang'. Burung-burung itu kan masuk safety document. Kan nggak semua tanaman tumbuh ke atas, yang ke bawah tanah kan ada itu ubi, jahe merah, porang segala macam.
Nah kita gunakan lahan yang belum dibangun untuk digarap oleh para tani milenial, harus melibatkan warga sekitar. Yang menanam harus warga. Ada syaratnya malah kalau saya, yang menggarap harus penduduk setempat, tapi yang memiliki pengelolanya tadi harus memiliki buyer. Jadi yang ditanam di sini harus punya buyer, harus ada market, nggak ada lagi bisa menanam nggak bisa menjual. Ternyata luar biasa.
Dengan adanya agrowisata ini dia kan tanam misalnya ubi, sorghum, atau porang, tapi nggak cuma itu di tengah itu ada dibuat pendopo atau kantin, karena di zaman pandemi atau akhir pandemi ini kan orang sukanya di alam terbuka daripada ruang rapat, itu jadi daya tarik orang datang ke bandara selain penumpang. Selain hasil produksinya sudah ada dan punya buyer, harus diterbangkan juga dari Kertajati, nggak boleh lewat bandara lain. Ngapain lewat yang lain juga, orang terminal kargonya di sini.
Jadi kita terus membangun, ini ada juga hotel bintang tiga di depan terminal kita sinergi dengan BUMD Jaswita, pengelola Preanger di Bandung, mereka sudah deal dan dapat investor akan mulai membangun. Karena itu dituntut airlines juga, krunya tidur kejauhan harus ke Cirebon. Jadi akan dibangun tahun ini, bulan depan mulai konstruksi. Bintang 3 dalam sini, dan di luar sana bintang 4, Horison ya depan itu.
(hal/zlf)