Jurus Bikin Untung Usai 8 Tahun Berdarah-darah

Wawancara Khusus Dirut Krakatau Steel

Jurus Bikin Untung Usai 8 Tahun Berdarah-darah

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 29 Sep 2021 12:51 WIB

Mulai merugi sejak 2012, padahal 2014 dengan pemerintahan baru, fokus utamanya di infrastruktur. Ini kan menjadi sebuah pasar yang sangat potensial untuk KS memasok baja. Atau memang tidak terpenuhi oleh KS?

Banyak yang salah, dipikir baja itu cuma besi beton doang yang dicor. Sementara market terbesar itu ada default product. Salah satunya plat baja, yang bisa jadi mobil, elektronik. Elektronik pakai baja, Pak? Itu yang mesin cuci, lemari es, kerangka kotaknya kan sudah itu baja. Itu jauh lebih besar dibandingkan besi beton buat jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kita main di situ, tetapi di situ marginnya sangat tipis, yang di besi beton. Saya sudah mendapatkan given bahwa bisnis utamanya flat product. Flat product itu jadi kapal, mobil, elektronik, elevated tol road, pipa, saya perkuat bisnis itu dulu. Baru saya masuk ke bisnis besi beton. Kebetulan bisnis besi beton mesin yang kita punya zaman Uni Soviet dulu, tahun 60-an. Zaman itu kan harga energi relatif murah. Baru setahun kemarin ini, untuk yang produksi long product itu bisa efisien. Makanya tahun lalu sudah mulai untung untuk anak perusahaan.

Itu yang cikal bakalnya KS dibangun 1962, awalnya itu proyek baja Trikora dengan Uni Soviet. Kemudian mulai ternyata membangun industri. Akhirnya dibangun flat product. Nah flat product inilah yang menjadi bisnis utama Krakatau Steel. Oleh sebab itu, ketika bicara mengenai pembangunan infrastruktur yang banyak laku ya besi beton. Di mana saat saya masuk, salah satu kontributor negatif. Nah, ini harus bikin untung. Alhamdulillah sudah untung.

ADVERTISEMENT

Buat saya, kadang-kadang kita harus mengorbankan volume supaya untung. Nggak apa-apa volume turun dulu tapi untung. Daripada kita bikin besar, untungnya memang tipis. Nanti dulu, kalau meleset, ruginya berdampak besar. Sehingga realistis, ketika untung bisnis model dan bisnis prosesnya udah bener, duplikasi. Tetapi business model dan bisnis prosesnya nggak bener, ini nggak akan beres. Termasuk layer, struktur organisasi. Kalau terlalu banyak akhirnya andal-andalan.

Jadi ada istilah dalam ekonomi itu, dalam suatu ruangan ini 6x6 diisi 6 mesin diisi 6 orang. Itu titik optimal. Ketika saya masukin jadi 10 orang, mesinnya cuma 6, yang 4 ngobrol. Kalau iya dia ngobrol hanya berempat, kalau ngajak yang 6 lagi kerja. Bukannya produktivitasnya naik, malah turun.

Begitu juga dalam kita menjalankan bisnis. Bukan berarti orang banyak produktif. Kita nolin dulu. Maksudnya titik optimalnya di mana, 'Oh di sini. Oke'. Udah dapet duplikasi, perbanyak. Otomatis jadi untung. Di ruang kecil ini misalnya ada 25 orang, kita berharap produksinya naik. Nggak ada ceritanya kita melakukan hal yang sama berharap hasilnya beda. Nah, itu kebanyakan kita begitu. Makanya saya bilang ke anak-anak. 'Kalian ini melakukan hal yang sama berharap hasilnya beda. Lakukan yang berbeda, baru hasilnya berbeda. Nggak cukup ayo kita berjualan tetapi pola bisnis tidak dibenerin."

Dari sisi kualitas, tingkat impor kita tinggi.

Baja KS masuk ke Eropa, artinya apa? Kalau kita bilang baja KS top, ya yang ngomong dirutnya. Baja kita dipakai di Eropa, dipakai di Australia. Artinya apa? Bagus dong memenuhi kualitas. Kalau bisa dibilang kualitasnya prima.

Kalau dikaitkan dengan impor bagaimana, ini ada produk bagus dijual ke luar. Tetapi orang kita malah beli di luar?

Impor itu perang lain, makanya menjadi Dirut KS itu tidak mudah. Di dalam ada pertempuran, di luar juga ada pertempuran. Di luar, kebijakan pemerintah misalnya, bisnis global di baja. Di India, baja ditangani oleh seorang menteri, kementerian baja. Di China kalau nggak salah sampai 2007 masih ada. Tetapi kan dia harus membuat 1 miliar kapasitas. Sudah cukuplah tugasnya, sudah menguasai dunia baja China. Sangkin strateginya. Waktu zaman Pak Tungki, Menteri Perindustrian merangkap Dirut KS. Saat ini bisnis baja bisnis kebijakan. Ditambahkan kreativitas pengimpor tinggi. Kenapa kreativitasnya tinggi. Misal bunga lavender dan bunga mawar bea masuknya beda.

Begitu banyak baja, dia mengaku saja bunga mawar nih, lavender nih, siapa yang mau membuktikan? Bentuknya sama harus dibawa ke lab. Sementara itu 20 ton itu lab mana yang bisa masuk 20 ton. Kalau sampel, ngamuk dipotong. Akhirnya dokumen. Nah dokumen ini adalah dokumen ini sudah nggak cocok, dia mengaku barang lain kalau lavender-mawar kelihatan. Kalau baja? Mirip, sama. Harus masuk lab, tidak bisa dilihat secara visual.

Nah mereka ngebohongin, nomornya HS Scootnya dari 73 menjadi 72, secara dokumen masuk. Kedua, China hebat yang ekspor dapat tax rebate, besarannya sampai 30 persen. Bisnis apa yang untungnya dikasih negara langsung 30 persen. Lah kita? Tidak efisien, longgar. Gimana nggak masuk itu semua ke sini. Yang ekspor dapat tax rebate. Udah gitu mengatasnamakan UKM. UKM yang mana? Udah gitu membawa surat, 'Kami membeli sekian ribu dikhawatirkan yang akan PHK'. PHK yang mana? Saya ketua asosiasinya. Jangan mengelabui, itu yang menurut saya harus diberantas. Karena itu sudah menipu, mengatasnamakan tetapi ternyata bermain di kualitas tidak sesuai SNI. Kalau lebih tipis pasti lebih murah.

Jadi, makanya waktu Pak Jokowi datang ke KS. 'Pak, SNI untuk baja harus wajib hulu hingga hilir'. SNI ada dua itu, sukarela dan wajib. Kalau sukarela kan nggak ada sanksinya, kalau wajib harus tertib. Kenapa hulu sampai hilir dijaga? Kalau hilirnya bolong, hulunya pasti kena. Dan industri itu berkaitan. Oke, HRC tidak dikasih impor, tetapi baja lapis dikasih impor, otomatis kena. Baja lapis itu dilapisi oleh aluminium, timah, seng, atau warna. Jadi produknya banyak, ratusan ribuan bahkan. Bagaimana kita mengontrolnya?

Sejak Pak Silmy memimpin Asosiasi dan KS sudah mulai ada pembenahan dari pemerintah?

Salah satunya adalah postborder. Baja diperiksanya setelah masuk, setelah border Bea-Cukai. Kalau nggak salah 3-5 tahun. Ya itu sudah dicor, sudah jadi mobil masa kita mau periksa? Nggak mungkin. Saya bilang kembalikan ke border lagi. Wah, banyak yang nyumpahin kita, sudah banyak. Masih saja bertahan di KS. Itu salah satunya di postboder-nya. Saya datengin Bea-Cukai, akhirnya diubah akhirnya balik lagi border.

Kemudian di beton itu ada dua SNI. Ada SNI baja keperluan umum, ada baja tulangan beton. Sekarang saya tanya, kita ada renovasi rumah, yang beli ke toko besi kan orang di rumah, kita kerja. Nih si ibu ke toko bangunan, nanya 'SNI nih nggak Pak?' Ya SNI, barangnya sama. Yang satu bukan buat beton, yang satu beton.

Gilanya lagi, kalau di proyek, saya kasih tahu. Saya ke Kementerian PUPR, 'Mas, ini ada dua loh SNI-nya, ini bahaya'. Saya bilang, 'Ini bisa dioplos, kualitas infrastruktur kita bisa kacau loh'. Katanya, 'Kita harus apa?' Akhirnya beliau bikin surat edaran. Surat edaran proyek pemerintah harus pakai SNI BJ TB. Tapi yang di lapangan siapa yang mau tahu. Makanya saya mengusulkan yang BJ KU dihapus.

Apakah sudah ada dampaknya, penurunan nilai impornya sudah berkurang?

Ada, tetapi naik-turun. Waktu pandemi turun, saya nggak tahu karena sulit mendapatkan izin impor atau mengajukan izin impor turun. Tadinya saya pikir bahwa izinnya lebih ketat, mudah-mudahan. Sekarang cenderungnya meningkat. Saya sudah komunikasikan bahwa ini bahaya nih, kalau meningkat utilisasinya rendah. Baja itu kan produk strategi, mother of industry. Nggak ada negara besar yang baja lemah. China 1 miliar ton per tahun. Kalau Indonesia itu 15 juta per tahun. Amerika saja diporteksi habis. Kita bicara pasar bebas, rajanya pasar bebas itu Amerika, tetapi baja mereka proteksi. Harga baja di Amerika itu bisa 1 kali sampai 2 kalinya. Gila nggak? Dia jaga. Itu kenapa? Kepentingan perang. Kalau dia tidak punya pabrik baja sendiri, kalau terjadi sesuatu, dia mau bikin kapal perang, mau pakai apa?

Sementara tidak hanya untuk perang, untuk memproduksi kepentingan ekonomi. Satu untuk perang, kedua national interest karena harus menjaga buruh-buruh di pekerja di Amerika. Kenapa industri Amerika selalu bagus? Jangan dipikir di Jepang ekspor gelondongan di mobil. Dia bikin aturan main, kenapa bajanya maju. Bahwa local content itu dia spesifik berapa persen baja yang digunakan, tidak dari sistem. Kalau sistem itu kan local content-nya bisa kena macam-macam. Kalau dia dilihat dari bajanya. Bajanya 1 ton, berapa persen, local content berapa persen. Makanya bikinnya di Amerika, kalau nggak, kena gede.

Bapak berhasil meyakinkan restrukturisasi, kalau untuk pengembangan, kerja sama mencari investasi. Apa pabrik yang diresmikan Pak Jokowi bagian dari kreasi Bapak?

Saya datang pabrik itu sudah dimulai. Saya memastikan itu selesai dan ini selesainya pada zaman pandemi. Keistimewaan yang dipilih juga technology provider-nya Jerman, topnya baja ini Jerman. Makanya Pak Jokowi bilang ada dua di dunia, memang punya keistimewaan nih pabrik. Terus kemudian, di produk ini ditujukan untuk nanti turunnya di otomotif, karena kualitasnya bagus, efisien, memenuhi syarat produk baja masa depan, dari sisi kualitas dari sisi juga cost.

Kalau saya ditanya, Bapak investasi apa? Saya penganut pemikiran milenial. Sharing ekonomi, bagaimana nih sharing ekonomi? Tokopedia punya nggak tokonya? Nggak punya toko tapi ada barangnya. Begitu juga di KS, kalau saya masuk ke hilir, harus bikin pabrik baru jadi 3-4 tahun ke depan.

Makanya begini, itu pabrik-pabrik ini yang idol dan pelanggannya KS, yang hulu-hilir itu, kita rapikan, standar kita, bahan baku kita, merek kita. Daripada bahan baku kita di gudang, mendingan kirim ke dia, jadi produk turunan. Kemudian ngisi pasar supaya impor nggak masuk. Jadi sharing ekonomi jalan.

Kaya iPhone, dia nggak punya pabrik, di macam-macam negara. Yang penting bagaimana me-manage-nya, brand-nya kita, nilai tambahnya. Bukan berarti kita anti-investasi. Tetapi harus realistis, KS itu masih masa restrukturisasi kalau mau investasi, banyak yang teriak. "Utang masih Rp 30 triliun lebih, mau investasi."

Jadi cocok nih pakai sistem ini (sharing ekonomi), jadi menambah revenue, tanpa kita investasi. Everybody happy, si pelanggan utilisasi pabriknya naik, KS daripada produknya di gudang karatan, lebih baik diproduksi jadi produk turunan. Negara juga happy, kenapa? Pasarnya keisi, impornya juga susah. Kemudian juga kita tidak perlu kehilangan waktu untuk menunggu pabriknya jadi.

Dari semua yang sudah dilakukan, efisiensi sudah sesuai harapan?

Dari total inisiatif restrukturisasi dan transformasi 90% sudah. Saya kan realistis, penugasan itu kan 3-5 tahun. Ya sudah saya anggap 100%. Kemudian, ini ukurannya sudah 90%, jadi paling tinggal 10% lagi. Ada beberapa inisiatif strategi yang mesti selesaikan. Kita optimis di Q4 ini selesai, Oktober-November.

Salah satunya subholding Krakatau Sarana Infrastruktur yang sedang mencari investor. Ini kan di-handle Mandiri Sekuritas melakukan proses penawaran biding, kita nggak mau ikut-ikut. Kita serahkan ke pihak ketiga. Ini kan duitnya masuk ke KS sebagai untuk pengembangan subholding dan sebagiannya untuk utang. Kalau dengan ini tahun ini bisa bayar utang 200 juta dolar, Rp 3 triliun lumayan kan.

Inisiatif kedua, proses ini kan mengubah kepemilikan di Krakatau Posco. Kalau sekarang Krakatau Steel 30%, Posco 70%. Nanti masih negosiasi dan ini win win kita juga saling mengisi dalam partnership ini. Indonesia kan ingin 10 juta ton di Cilegon.

Kalau tahun depan berpindah untuk mengobati perusahaan lain yang lagi sakit, KS siap ditinggal?

Salah satu kawan baik saya yang sering jadi teman diskusi itu menyampaikan, 'Lo sukses kalau ketika lo tinggal ketika itu perusahaan masih bagus'. Saya terima tantangan itu. Kalau masih sukses ketika masih di sini didiskon 50%. Kalau ditinggal masih bagus, nilainya optimal. Kalau ditanya siap nggak? Saya sudah mempersiapkan. Kapan pun transisi, itu sudah siap menerima.

Di tengah mengobati KS, di tengah pandemi jarang ke kantor, bagaimana Pak Silmy menyegarkan untuk kembali manusia sebenarnya manusia?

Saya lagi senang main bola sama naik sepeda. Saya Sabtu kemarin Widodo Cahyono Putro. Dia dulu tim nasional. Pemain tengah Aji Ridwan Mas itu juga pemain nasional, Ashari Rangkuti dan juga yang lain lain. Menariknya, tim di atas 40 tahun, jadi bikin kompetisi di atas 40 tahun. Bolehlah buat nyemangatin.

Kemudian, saya naik sepeda seminggu lima kali, pagi start 5.15-5.30 selama satu jam. Hampir tiap hari kecuali Senin-Kamis. Rutenya di dalam kota saja, yang cepat selesai saja karena biasanya jam 7.30 biasanya sudah mulai meeting.

Jadi saya cepat saja, satu jam. Satu jam itu kan kalau kecepatan 40 km, berarti 40 km. Hari-hari itu segar, badan relatif lebih sehat. Karena pandemi ini. Kalau malam saya senang nonton dengan baca. Nonton Netflix Prime Movie. Saya sebenarnya senang komedi, kedua thriller bisa masuk lebih yang faktor intelegensinya. Walaupun antara film kenyataan beda.

Gimana ceritanya bisa sekolah ke NATO?

Saya dulu cita-cita pengin jadi tentara. Tetapi Tuhan itu memang luar biasa bekerja. Akhirnya ke Kementerian Pertahanan selama 8 tahun. Sempat juga ke BIN tugas. Otomatis sekolahnya jadi defense, intelligence, sempat ke NATO School. Kalau nggak salah lulusan pertama. Karena kita bukan anggota NATO. Sehingga kita harus meyakinkan dan saya harus ngarang bagaimana bisa diterima.

Begitu juga hal yang menarik itu, security bukan saja konteksnya pertahanan militer. Tetapi bagaimana national interest salah satunya ekonomi, dibedah lagi ada industri, perdagangan, kalau Indonesia ada BUMN, ada juga dalam hal pangan memberikan makan satu Indonesia, dan lainnya sebagainya.

Jadi yang kita pelajari adalah kebijakan. Otomatis di kelas ada dari FBI, jadi saya tanya-tanya. Ada yang di lapangan, ada yang di analis. Hampir setahun kita di sana, jadi teman, jadi ngerti juga bagaimana policy yang update, bagaimana me-manage sistem pertahanan.

Saya sekolah macam-macam, salah satunya di US Navy itu, defense management. Setiap sore kita ada simulasi satu jam perang-perangan. Kita seolah-olah sebagai pemutus dalam kebijakan pertahanan, investasi pertahanannya berapa, operasional berapa, belinya apa saja, diadu, yang menang si A atau si B. Itu simulasinya dibikin ada petanya, ancamannya ini, bermacam-macam.

Misal di laut, pulau, atau gurun. Dibikin simulasi seolah-olah sebagai Menteri Pertahanan atau Kebijakan Kementerian Pertahanan di bawah kita. Ya fun. Kita belajar teorinya, juga belajar simulasinya. Itu di Monterey, AS. Kalau NATO School di Jerman. Alhamdulillah dapat kesempatan langka. Waktu saya di AS, ada rekan saya wakil kepala polisi Australia, ada Kepala Staf Angkatan Udara Malaysia. Mereka juga berkembang juga.


(zlf/zlf)

Hide Ads