Masyarakat kan bisa dibilang terpaksa meminjam di pinjol karena cepat dan nggak ribet. Apakah Baznas berencana membuat program untuk meminjamkan uang ke masyarakat yang membutuhkan?
Itu yang tadi kami bilang Microfinance berbasis pasar itu. Orang begitu merasa butuh oh kami pinjami (online) kan biasanya begitu karena mereka sudah punya HP begitu enaknya minjam tahu-tahu menjerat itu.
Jadi daripada utang ke pinjol mending langsung hubungi Baznas saja ya?
Iya insya Allah nanti akan kita perkuat ke depan dan ini juga menjadi gerakan bersama tidak hanya Baznas saja tapi pemerintah juga punya perhatian yang cukup bahkan mungkin organisasi yang lain juga dukung. Intinya bagaimana pinjol ilegal yang menjerat masyarakat itu harus tidak ada lagi.
Di samping dosa yang besar, itu kan riba yang mudha'afah, riba yang berlipat-lipat, juga ya caranya itu menjadikan masyarakat tertekan oleh masyarakat yang lain. Jadi orang yang pinjam pinjol itu seperti orang tidak punya kemerdekaan, jumlahnya cukup besar itu kan kasihan anaknya, kasihan keluarganya, dampak sosialnya itu besar di mana pinjol-pinjol itu pada akhirnya menyebabkan ketertekanan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain korban pinjol, adakah masyarakat kategori lain yang akan dibantu Baznas?
Ada juga Rumah Sehat Baznas, itu kerja sama dengan Pemda, Pemda menyediakan lahan kemudian kita bangun, kerja sama membangun rumah sehatnya, kemudian kami kerja sama sampai dua tahun kawal terus yang penting Pemda kapitasinya kerja sama dengan BPJS, dengan begitu sudah bisa jalan sendiri, itu yang kita harapkan bisa seluruh provinsi nanti bahkan seluruh kabupaten/kota ada.
Untuk apa? Untuk mereka-mereka yang tidak tercover BPJS karena cukup banyak masyarakat kita yang belum tercover BPJS yang mereka itu kalau sakit kemudian tidak bisa apa-apa. Yang tidak tercover BPJS itu siapa saja? Cukup banyak ternyata mereka-mereka yang memang mungkin orang-orang yang datang ke kota kemudian dia tidak punya KTP atau dia ngurus BPJS juga tidak clear. Harapan saya nanti Pemda mengambil jatah BPJS-nya untuk Rumah Sehat Baznas tersebut karena untuk jatah BPJS di kabupaten kan sudah ada tersendiri tinggal bagaimana Pemda itu mengaturnya.
Demikian juga kami mencoba untuk memperkuat masyarakat yang telah berusaha tetapi banyak terkena dampak COVID-19. Makanya ada program Kita Jaga Usaha, sementara kemarin baru kita anggarkan Rp 13,7 miliar untuk 13.700 pengusaha kecil kita kasih masing-masing Rp 1 juta. Mereka alhamdulillah senang sekali dan terbantu sekali karena memang waktu COVID kan habis modalnya. Itu yang kami lakukan dalam rangka penguatan ekonomi masyarakat.
Di samping itu juga kami mencoba untuk menghidupkan Zmart, itu kayak penguatan warung-warung kecil di kampung kita modernkan sehingga meskipun masuk warung kecil tapi kayak masuk Indomaret, Alfamart gitu. Itu harapan kita, baru ada beberapa tapi insya Allah ini akan kita geber terus akan kita kuatkan terus karena ada banyak permintaan dan ternyata itu cukup efektif, mereka cukup senang dengan program-program semacam itu di samping program beasiswa, bantuan langsung yang memang habis.
Seperti Kita Jaga Yatim, itu data kami ada 37 ribu anak yatim yang ditinggal mati orang tuanya di masa COVID, seluruh Indonesia. Di beberapa daerah seperti Jawa Tengah itu sudah mengcover 5 ribu orang bahkan mereka kemudian ditawari bagaimana kalau masuk pesantren, sebagian besar mau daripada mereka di rumah juga tidak punya orang tua, kita bantu pembiayaannya. Dalam konteks itu harapan saya ke depan mereka yang nanti di pesantren itu bisa menghafal al-quran. Kalau bisa menghafal al-quran itu kan nanti ke universitas manapun gratis ke semua jurusan. Itu skema kami yang dilakukan tahun ini.
Lalu bagaimana pengumpulan uang zakat di tengah pandemi?
Alhamdulillah kemarin kita targetkan Rp 603 juta, sampai Oktober kemarin kita sudah Rp 530 (juta). Insya Allah tertutup di tahun ini, ini sudah meningkat 30% dari perolehan 2020. Meskipun pandemi alhamdulillah orang berzakat, berinfaq, sedekah itu tidak kurang, bahkan meningkat. Seperti kemarin qurban itu kita meningkat 100% dibanding 2020.
Waktu 2020 itu kita dapat setara dengan 2.763 kambing, kemarin di atas 5.200 kambing. Ini karena kita lebih banyak menggunakan online sehingga mereka bisa dimana saja kemudian permintaannya juga bisa darimana saja. Kalau pendistribusiannya lebih banyak Jakarta dan sekitarnya, Jabodetabek lah. Kemarin kita se-Indonesia, pokoknya daerah mana (saja) kita kasih karena mudah pakai online dan kita ngasihnya 'ini ada permintaan di sini tolong rumah ternak Baznas yang ada di sana nanti kirim'.
Kita kan punya rumah ternak sekaligus jaringan rumah ternak kita di seluruh Indonesia. Walaupun belum banyak tapi jaringan rumah ternak kita sudah ada 83 se-Indonesia ini. Kurang banyak sebenarnya makanya nanti kita akan kerja sama juga untuk balai ternak seperti yang sudah kami inisiasi di Jawa Tengah misalnya kita sudah meminta orang untuk beternak sapi.
Kemarin mereka beli Rp 10 juta sapi dua bulan yang lalu, diperkirakan nanti pada bulan idul adha sudah jadi Rp 22 juta, artinya per bulan itu ada keuntungan Rp 1 juta, untuk pakan kira-kira Rp 500 ribu, lumayan kan. Rata-rata begitu kita berikan modal, dibesarkan oleh peternak yang ada di daerah, kemudian nanti kita ambil untuk dijual dan begitu seterusnya karena nanti pada saat bulan qurban juga sangat kekurangan stok. Kita harapkan nanti balai-balai ternak Baznas akan lebih banyak.
Di Baznas itu kan tidak boleh menyimpan uang, kita bukan lembaga investasi dan lembaga profit, sehingga harus habis. Tetapi bagaimana itu tidak habis hilang begitu saja, jadi tetap ada yang dikembangkan. Yang hilang begitu saja memang lebih banyak seperti bantuan untuk anak yatim, tapi nggak jadi persoalan karena memang harapan kita begitu. Biasanya mereka juga yang kita kasih modal tahu diri, pada akhirnya mereka berzakat itu yang kita ciptakan jadi ekosistem ijtimaiyah. Itulah yang kita harapkan bisa berkembang satu komunitas, memang belum kuat komunitasnya tapi harapan kita komunitas zakat ini akan jadi komunitas yang kuat di Indonesia.
(aid/fdl)