Berarti bisa dibilang ini obat untuk menyehatkan kembali pasar modal?
Ya sebenarnya bukan menyehatkan kembali ya, tapi lebih kepada apa suatu keputusan atau decision untuk membuat pasar modal di Indonesia menjadi lebih sesuai dengan best practice yang ada dan lebih memberikan perlindungan secara long-run kepada para investor. Karena behaviornya kita coba ubah sehingga mereka bisa melakukan proses pemilihan saham secara lebih rasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini berarti kan pesan dari BEI tidak sampai, karena sebenarnya tujuannya untuk melindungi investor. Lalu apa penjelasan BEI bahwa kebijakan ini baik untuk investor juga?
Jadi kita sudah banyak sekali melakukan upaya sosialisasi, edukasi, bahkan sudah hampir setahun ya kami melakukan ini semua. Awal-awal memang terjadi penolakan yang cukup keras, tapi kami juga menjelaskan rasional di balik ini semua. Kami ingin bahwa investor di Indonesia ini, terutama investor baru itu melakukan investasi berdasarkan hasil hasil analisa yang lebih baik ya, daripada sekadar ikut-ikutan. Dan juga menyatakan bahwa ya memang best practice-nya begitu di market-market lain yang memang terbukti sudah lebih lama ya dibandingkan dengan Bursa Efek Indonesia.
Apakah dengan kebijakan ini harga-harga saham di pasar modal akan lebih wajar?
Iya harapannya begitu. Harapannya ini bisa ada potensi untuk meningkatkan likuiditas dan harga-harga bisa lebih tight lagi. Kemudian ini bisa mencegah aktivitas panic selling, apabila misalnya melihat 'waduh investor asing menjual nih, berarti kita juga harus ikut-ikutan jual' selama ini ada juga mengacu ke sana. Saat ini informasi mengenai asing maupun lokal ini masih ada, dan nanti 6 bulan depan, yaitu estimasi kita di bulan Juli ini juga akan dihapus. Jadi harapan kami aktivitas yang sifatnya tergesa-gesa karena panik itu bisa diminimalkan.
Kemudian kita berbicara herding behavior, ya panik itu juga bagian dari herding behavior, yang ikut-ikutan. kemudian yang terakhir terutama adalah meningkatkan encouragement bagi para investor untuk melakukan analisa yang lebih baik dalam melakukan proses investasi, baik membeli maupun menjual.
Tadi dibilang bahwa ini sudah disosialisasikan selama 1 tahun ke belakang dan ada sebagian penolakan, memang apa alasan penolakannya?
Saya di industri sejak awal 90-an ya, ya tahunya kalau mau trading itu kode broker itu ada dan ini juga digunakan oleh beberapa investor untuk membuat analisa, kalau broker A beli ini kita juga bisa ikut-ikutan, kalau si B jual ini kita juga bisa ikut-ikut jual. Nah ini tiba-tiba nggak ada, tentunya ini menimbulkan kegamangan bagi mereka yang sudah terbiasa. Seperti dulu kan pernah naik motor tiba-tiba suruh pakai helm gitu ya. Nah itu kan buat yang pertama-tama pakai helm kan nggak enak ya, rasa sempit, pengap, panas suaranya nggak kedengeran, tapi kan demi kebaikan bersama. Kurang lebih seperti itu.
Berarti ada kekhawatiran bagi investor yang sudah terbiasa seperti itu tiba-tiba dihapuskan, apa jaminan bursa untuk mereka agar mereka bisa lebih tenang?
Ya kita memang tidak bisa memberikan jaminan ya, tapi yang kita berikan adalah bahwa satu, informasi mengenai apa dan siapa yang dibeli oleh broker mana itu tetap dapat diakses di akhir hari perdagangan. Silakan kalau membuat analisa berdasarkan informasi tersebut untuk mungkin dipraktekan besoknta. Jadi cukup waktu, market tutup jam 3 dan nanti mungkin kembali jam 4 lagi tahun depan, ya itu cukup waktu untuk melakukan strategi perdagangan di kemudian hari.
Kedua, ya kami mendorong mereka untuk ya gunakanlah analisa-analisa yang lain, apakah itu analisa teknikal atau analisa fundamental yang memang sudah digunakan juga oleh para investor lain, di bursa-bursa lainnya dan juga sudah banyak dipraktikkan oleh para investor di Indonesia baik ritel maupun institusi.
Jadi ini sekali lagi saya melihat bahwa tidak terjadinya penurunan setelah kita melakukan penutupan kode broker ini juga menyatakan bahwa ya sebenarnya sudah banyak secara umum mereka ini sudah melakukan transaksi tanpa melihat kode broker. Memang kadang sudah negatif itu dibesarkannya lebih mudah, kadang bad news sales more easier than good news.
(das/fdl)