eFishery kan mainnya di ekosistem perikanan budidaya, air tawar. Untuk perikanan secara lebih luas, apakah akan masuk ke ekosistem air laut?
Sekarang sih kita bukan hanya di air tawar, tapi budidaya air payau sama air laut juga masuk. Contohnya bandeng masuk ke kita. Udang juga masuk. Tapi harus budi daya, bukan perikanan alam. Nah kalau pertanyaannya apakah nanti kita masuk ke perikanan laut, kalau itu budi daya akan kita masukin. Jadi perikanan-perikanan misalnya, tambak kerapu, atau barramundi, atau kakap, itu nanti kita akan masuk ke value-nya lebih tinggi. Tapi apakah kita akan ke sektor tangkap? Sepertinya nggak sih. Karena kita fokusnya di budi daya. Jadi nanti yang nelayan tangkap, kita nggak fokus ke sana.
Mas Gibran pernah bilang di Twitter, bisnis yang nggak seksi ini justru lebih dilirik anak muda. Lalu ada fenomena di mana anak muda kini mulai balik ke desa. Nah sebenarnya, seberapa penting peran anak-anak muda ini di sektor yang dikembangkan?
Kalau yang poin pertama sih itu justru baru terjadi di akhir-akhir ini, karena waktu di awal banyaknya justru para pekerja, apalagi yang di teknologi pasti lebih tertarik ke sektor yang lebih seksi lah ya. Sektor yang lebih seksi kan marketplace, e-commerce, fintech, kan jauh lebih seksi dibanding ngurusin perikanan. Jadi justru di awal-awal kita sulit sekali mendapatkan talent. Karena mereka lebih memilih ke sektor yang orang pahami. Tapi yang menariknya di titik sekarang, dari fenomena-fenomena belakangan bisa menjadi e-commerce yang level regional, mereka lebih memilih ke sektor ini. Fenomena yang saya sendiri melihat perubahannya di akhir-akhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan kalau konteksnya pembudi daya muda, itu menurut saya sangat penting dan krusial. Jadi masalah yang ada di sektor pangan di Indonesia, itu jumlah pembudi daya atau jumlah petaninya menurun. Setiap tahun pasti menurun. Dan menurun itu sayangnya bukan karena produktivitasnya naik. Produktivitas naik tuh, maksudnya tuh kalau jumlah petani turun, tapi lahan yang dikelola sama, yang akhirnya produksi per hektar per petaninya jadi lebih besar gitu. Kayak di Amerika kan gitu ya, satu petani lahannya tuh besar sekali yang dikelola, karena produktivitasnya tinggi. Di Indonesia tuh nggak. Lahannya juga turun karena diganti oleh perumahan lah, diganti oleh macem-macem, dan jumlah petaninya turun. Kalau lahan itu masalah lain yang bisa disolusikan secara political will.
Tapi urusan petani ini karena memang generasi selanjutnya, yang biasanya turun temurun dari kakeknya warisin lahannya, tapi di generasi millenial ke bawah itu nggak mau karena mereka lebih cari opportunity di kota. Yang itu kalau terus-terusan kejadian, walaupun potensinya banyak, lahannya banyak, itu nggak ada yang garap karena petani-petaninya semakin tua. Dan itu trennya pasti seperti itu. Average umur petani Indonesia itu makin ke sini makin tinggi. Berarti nggak ada regenerasi. Itu yang menurut saya jadi problem sih.
Nah, yang eFishery coba tawarkan ada dua hal. Pertama, gimana kalau mau budi daya, itu nggak perlu ada experience yang besar. Jadi kalau kita masuk, kasih pangannya gimana nih nggak ngerti? Ada teknologinya.
Terus ngelolanya gimana? Ada aplikasinya buat mereka belajar. Terus nanti saya ngejualnya ke mana ya? Ada eFishery. Jadi kita mencoba membuka barrier-nya ya. Jadi yang awal mau buka kolam susah, sekarang gampang. Lahannya tinggal cari, modal udah ada, pakan udah ada, teknologinya ada, marketnya udah ada, jadi akhirnya mendorong orang-orang bisa masuk dan lebih mudah buat jadi pembudi daya.
Sama yang kedua mungkin lebih ke image-nya ya, citranya. Dulu kan citra para pembudidaya ini tidak teredukasi. Sekarang kan manfaatin tekologinya, petani ikan pun pakai aplikasi. Nah pakai teknologi, ada kesan keren yang kita coba bangun. Ternyata agak efektif. Kita melihat bagaimana jumlah secara umum di nasional, petani Indonesia semakin lama rata-rata semakin tua. Kalau di eFishery, petani yang tergabung di eFishery, itu rata-ratanya semakin muda. Average-nya kalau kita bagi itu makin ke sini makin muda. Kenapa, karena yang penerusnya, awalnya petani-petani yang 50 tahun, 60 tahun, anaknya tuh jadi ngurus. Padahal mereka lulusan ITB lulusan UI, sekarang jadi balik ke desa. Mereka ngurusin kolam bapaknya dan digedein secara profesional.
Ada data nggak, rata-rata pembudi daya yang dikelola eFishery umurnya berapa?
Ada, saya nggak hafal sekarang tapi saya bisa kasih liat data sesuai trennya. Misalnya dari awal kita berdiri di awal 2013 sampai 2022 ini, itu penurunan trennya gimana, usia pembudi daya di eFishery, itu saya bisa kasih lihat.
Terakhir, soal Rp 20 triliun - Rp 30 triliun tadi, itu bisa dibilang omzet total kolam budidaya yang dikelola eFishery, valuasi atau apa?
Itu omzet dari total kolam yang dikelola eFishery.
Omzet untuk seluruh kolam yang dikelola eFishery, which is tadi 200 ribu kolam tadi ya?
Eh bukan, bukan yang sekarang. Itu kalau misalkan kita udah nargetin ke yang tadi, yang 1 juta kolam tadi.
Oke berarti by the end of 2024 ya. Jadi kapan eFishery, kita bisa ketahui gelar unicorn?
Kita nggak punya target khusus di situ sih. Kita tinggal fokusin buat numbuhin bisnisnya, numbuhin impact-nya, nanti jangka panjang jadi unicorn. Karena itu nggak jadi target di kita.
Tapi kemungkinan tahun ini bisa mencapai valuasi itu ya?
Nggak tahu juga sih. Karena itu tadi bukan fokus kita. Karena unicorn itu kan, kalau next kita fundraising, kemungkinan besar kita jadi unicorn. Tapi next fundraising ini bukan karena kita ngejar buat jadi unicorn terus kita ngejar fundraising, nggak gitu juga. Lebih ke project pilot yang tadi saya ceritain. Jadi kalau pilotnya itu sukses, baru kita fundraising. Tapi fundraising ini tujuannya bukan buat unicorn. Itu lebih ke efek samping lah dari fundraising yang membesarkan value kita. Kapannya, kita masih belum bisa memastikan.
Sektor perikanan ini dipandang sebelah mata, bahkan oleh orang-orang yang kuliah di jurusan itu. Pendapat Mas Gibran?
Betul, kerasa sih itu memang. Tapi kalau kita bantu dari sektornya, value-nya lebih besar. Itu bisa menyerap lebih baik tenaga kerja dan bisa kasih income yang lebih besar juga. Jadi yang lulus di perikanan nggak perlu kerja di bank juga. Karena sektor perikanan tumbuh, bagus, profitable, dan mereka akan lebih tertarik sih masuk ke sana.
(eds/eds)