Wawancara Khusus (1)
Yuk, Mengenal ORI
Kamis, 01 Mar 2007 12:48 WIB

Jakarta - Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 002 sebentar lagi akan diterbitkan pemerintah, yakni tepatnya pada 28 Maret. Bayang-bayang kesuksesan ORI 001 juga menggelayut. Akankah ORI kali ini kembali laku keras, disaat pola pikir masyarakat Indonesia yang masih menganut paham menabung daripada menanamkan dananya di obligasi?Dengan penerbitan ORI, pemerintah berharap bisa meredam kepemilikan investor asing dalam porsi Surat Utang Negara (SUN). Ada unsur nasionalismenya di sini.Untuk mengenal ORI lebih lengkap, detikFinance mewawancara orang yang bertanggung jawab dalam penerbitan ORI yakni Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (1/3/2007).Apa sebenarnya ORI itu?ORI itu sudah merupakan surat utang negara. Salah satu jenis surat utang negara. Surat utang negara terdiri atas dua berdasarkan jatuh tempo, yang pertama Surat Perbendaharaan Negara (SPN), di negara lain T-Bills namanya usianya sampai 12 bulan, kemudian surat utang yang jangka panjang disebut obligasi negara. Tenornya di atas 12 bulan sampai 30 tahun. Selama ini yang kita terbitkan obligasi negara, tiap bulan kita terbitkan obligasi negara.Tahun lalu tepatnya bulan Agustus kita terbitkan obligasi negara tapi ritel. Itu semua termasuk surat utang negara, ORI juga surat utang negara. Kenapa ritel? Ritel itu mengandung pengertian bahwa obligasi diterbitkan hanya untuk investor individu yang kecil-kecil. Investor yang biasa itu institusi mereka belinya besar bisa mencapai Rp 200 milar bahkan lebih. Nah investor individu itu minimal beli Rp 5 juta maksimal Rp 5 miliar.Apa tujuan pemerintah menerbitkan ORI?Pemerintah ingin memperluas basis investor di dalam negeri. Kita ingin menahan laju kepemilikan SUN oleh asing. ASing tidak boleh beli karena harus memakai KTP. Yang kedua kita ingin mengubah tren di masyarakat yang hanya ingin menabung, dari saving oriented menjadi investment oriented. Kita ingin memperkuat pasar modal. Krisis kita selama ini disebabkan sistem perbankan, ketergantungan kita ke perbankan terlalu besar sehingga waktu bank itu kolaps, pada saat terjadi krisis semua ekonominya kolaps. Waktu itu kita belum punya pasar modal yang kuat. Kalau nanti kuat, perusahaan juga banyak yang menggunakan resource dari pasar modal, masyaraka juga makin banyak yang investasi. Nanti akan ada keseimbangan kekuatan antara pasar modal dan bank. Dan itu baik.Masyarakat yang berminat membeli ORI harus menghubungi siapa? Untuk ORI masa penawaran tanggal 8-23 Maret. Jadi ditawarkan dengan tenor 3 tahun dengan kupon tertentu ayang akan ditentukan minggu ini. Tata cara pembelian akan disampaikan. Nah pembelian itu harus melalui agen penjual. Kita sudah menunjuk 16 agen penjual, ada 13 bank dan 3 perusahaan efek. Mereka ini sebagai distributor dari ORI, dia nanti tugasnya adalah mengumpulkan pesanan dari berbagai investor individu. Besaran ini nanti akan disampaikan ke pemerintah. Kemudian pemerintah mengalokasikan ke masing-masing individun dengan catatan mereka sudah membayar.Jadi pembeliannya melalui agen penjual itu di pasar pedana. Kalau di pasar sekunder bisa melalui agen penjual bisa melalui bursa. Nanti ada mekanismenya, kalau lewat bursa kita harus datang ke anggota bursa, perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Kemudian kita menyampaikan keinginan kita untuk membeli pada harga tertentu, di bursa itu akan dimatch ada yang menjual tidak.
(ddn/qom)