Dari data di Kementerian Pertanian produksi kedelai 2015 berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 998.870 ton biji kering kedelai.
Angka ini tercatat meningkat sekitar 43.870 ton biji kering kedelai atau setara 4,5% dari produksi kedelai 2014 yang hanya sebanyak 955.000 ton biji kering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, peningkatan produksi ini tak cukup tinggi untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan data tersebut konsumsi masyarakat mancapai 2,54 juta ton biji kering kedelai yang terdiri dari konsumsi langsung penduduk sebesar 2 juta ton biji kering kedelai, pakan ternak sebesar 3.000 ton biji kering kedelai, benih sebesar 39.000 ton biji kering kedelai, industri non makanan sebesar 446.000 ton biji kering kedelai, dan susu sebesar 49.000 ton biji kering kedelai.
Dengan produksi mencapai hanya menjadi 998.000 ton biji kering kedelai, maka produksi kedelai tahun ini diprediksi defisit sekitar 1,54 juta ton biji kering kedelai.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina pernah mengatakan 2-3 tahun ke depan, Indonesia masih akan mengimpor kedelai.
Srie menyatakan produksi kedelai lokal dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun kebutuhan tersebut masih belum bisa memenuhi terutama bagi industri tahu dan tempe.
"Kebutuhan untuk bahan baku tahu tempe 62%-70% (dari 2,5 juta ton), lainnya untuk makanan, minuman," tambahnya.
(dna/hen)