Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, mengungkapkan angka kemiskinan paling tinggi masih lebih besar terkonsentrasi di pedesaan sebanyak 13,96%. Sementara rasio penduduk miskin di perkotaan hanya 7,73%.
"Disparitas kemiskinan dan pedesaan tinggi. Jadi hampir dua kali lipatnya. Di desa masih lebih banyak orang miskinnya," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (3/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, meski ada penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 250.000 orang pada September dibandingkan dengan Maret 2016, ada kenaikan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan.
Menurut Suhariyanto, wilayah Maluku dan Papua jadi daerah dengan kesenjangan antara kemiskinan perkotaan dan pedesaan yang paling tinggi.
Persentase kemiskinan di pedesaan Papua dan Maluku tercatat sebesar 29,61% atau 1,42 juta penduduk, jauh di atas angka rasio kemiskinan di perkotaan yang hanya 5,51% dengan jumlah penduduk miskin 120.000 orang.
Sementara di Jawa, rasio penduduk miskin pedesaan yakni 13,94% atau 7,79 juta orang miskin, serta 7,72% di perkotaan dengan jumlah penduduk miskin 7,04 juta orang. (idr/ang)