Krisis di Italia memasuki babak baru seiring melonjaknya tingkat imbal hasil surat utang pemerintah. tingkat imbal hasil surat berharganya melonjak hingga 7,502 persen, tertinggi sejak euro diperkenalkan pada tahun 1999.
Investor terpaksa menjual surat-surat berharga Italia setelah kustodian Eropa menaikkan kolateral yang dibutuhkan untuk meminjam dengan surat utang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investor semakin khawatir ketidakstabilan kondisi politik setelah mundurnya Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi bisa menyebabkan reformasi ekonomi tertunda.
Jika krisis Italia memburuk, maka para pemimpin Eropa dan internasional harus berjuang untuk memberikan bailout yang cukup besar pada Italia yang merupakan negara terbesar ketika di kawasan Eropa. Padahal menurut seorang pejabat, kawasan Eropa tidak memiliki rencana untuk penyelamatan Italia.
Sentimen itulah yang terus menekan euro. Pada perdagangan Rabu (9/11/2011), euro merosot 2,1% menjadi US$ 1,3547. Euro bahkan sempat merosot ke US$ 1,3522. Ini adalah penurunan harian terbesar euro sejak pertengahan Agustus 2010.
"Jika tidak ada resolusi yang cepat dalam beberapa hari, Anda bisa melihat nilai tukar yang rendah euro di US$ 1,30," jelas Samarjit Shankar, managing director global BNY Melon seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/11/2011).
Eurp sebelumnya sempat menguat tajam setelah Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi menyatakan siap mengundurkan diri setelah UU anggaran negara tersebut disetujui. Pengunduran diri itu memunculkan harapan adanya pemimpin baru yang beraksi lebih agresif mengatasi krisis di Italia.
(qom/qom)