Corporate Secretary Bank Mandiri Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis yang sangat bergantung dengan kepercayaan, Bank Mandiri selama ini fokus menjaga merek sebagai salah satu aset utama. Periode 2007-2008, merupakan masa Bank Mandiri melakukan rebranding.
"Kami bersyukur saat ini nilai brand Bank Mandiri tertinggi di industri perbankan Indonesia. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras seluruh unsure di Bank Mandiri dan hal ini dapat mendorong semangat kami dalam mewujudkan keinginan untuk menjadi yang terbaik di ASEAN pada 2020," kata Nixon dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/1/2014)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendekatan yang digunakan dalam menghitung brand value adalah income dengan metode royalty relief, artinya perhitungan didasarkan pada asumsi jika suatu perusahaan tidak memiliki merek, maka berapa harga untuk menggunakan merek tersebut.
Perhitungan nilai merek tersebut dilakukan dalam lima tahapan, yaitu menghitung forecasting pendapatan, brand strength, menentukan royalty rate, menghitung discount rate dan brand valuation calculation.
Menurut Nixon seusai menerima penghargaan Indonesia's Top Most Valuable Brands yang disampaikan Brand Finance pada Jumat (10/1/2014), brand dapat menjadi komponen penting untuk menarik masyarakat menjadi nasabah. Selain itu dengan menjaga brand tetap baik, semakin banyak nasabah menggunakan layanan-layanan perbankan yang dimiliki Bank Mandiri.
Bank Mandiri membukukan total aset Rp 700,1 triliun hingga September 2013 yang didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang menjadi Rp 450,8 triliun. Pertumbuhan itu juga mendorong perolehan laba bersih menjadi Rp 12,8 triliun dari Rp 11,1 triliun pada triwulan III-2012.
"Kami berharap, kekuatan merek Bank Mandiri sebagai intangible asset (aset tak berwujud) kami, dapat mendorong pertumbuhan kinerja ke arah yang lebih baik lagi di masa datang," katanya.
(drk/hen)