Namun, turunnya harga Pertamax Rp 9.950 per liter menjadi perdebatan di masyarakat, pasalnya harga tersebut ternyata tidak dinikmati masyarakat di daerah lain di luar Jabodetabek.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, harga pertamax di Jabodetabek paling murah, sementara di wilayah lain lebih mahal, itu karena komponen biaya distribusinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kicauan Masyarakat Terkait Harga Pertamax
|
Akun @pramono-DQ mengatakan, harga pertamax di Sukoharjo, Surakarta Rp 10.500/liter. Ada juga akun @akhmadrizki666 yang menyatakan harga pertamax di Klaten adalah Rp 10.600/liter.
Sementara akun @ramadhanfajar berkicau, harga pertamax di daerah Depok Timur mencapai Rp 10.200/liter. Akun @VI85Lia mengatakan, harga pertamax di Pamekasan, Madura adalah Rp 10.500/liter.
Pembaca dari Magetan, yaitu pemilik akun Ryn_vella mengatakan, harga pertamax di daerahnya adalah Rp 10.800/liter. Kemudian ada @alcohol_120 yang mengatakan, harga pertamax di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Rp 10.800/liter. Lalu @ErPantra mengatakan, di Kediri, Jawa Timur, harga pertamax Rp 10.600.liter. Sementara @myisChaa mengatakan, di SPBU Candi Mas, Cilacap, harga pertamac Rp 10.060/liter.
Menarik lagi, akun @indraarif89 mengatakan, harga pertmax di Lampung adalah Rp 12.200/liter. Padahal lokasi Lampung dan Jakarta sangat dekat.
Ada juga @tan37dewi yang mengatakan, harga pertamax di wilayah Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara adalah Rp 12.250/liter. Lalu @merviadellia mengatakan, harga pertamax di Padang, Sumatera Barat adalah Rp 12.025/liter. Sementara @pearlfuturistik mengatakan, harga pertamax di Samarinda, Kalimantan Timur adalah Rp 12.500/liter.
Dari contoh banyaknya kicauan yang masuk ini, masyarakat memang mengharapkan adanya usaha agar harga pertamax di banyak daerah tidak terlalu jauh perbedaannya. Masyarakat ingin menggunakan pertamax dan lepas dari subsidi BBM bila harga tidak terlampau jauh perbedaannya. Bisakah?
Mengapa Harga Premium Bisa Sama Tapi Pertamax Beda?
|
"Harga premium dan solar sama karena disubsidi negara. Biaya distribusi ditanggung negara, bahkan ada di beberapa daerah ditambah bantuan dari pemda karena lokasinya yang sulit ditembus dan harus menggunakan pesawat, seperti di Jayapura," jelas Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir saat ditemui di SPDN Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (25/11/2014).
Sedangkan pertamax, lanjut Ali, adalah harga pasar tanpa subsidi. Segala biaya, termasuk distribusi, ditanggung sendiri oleh Pertamina.
"Kalau pertamax semakin jauh jaraknya semakin kecil untungnya. Kita juga tetapkan alpha (komponen biaya distribusi dan marjin) pertamax itu sekitar Rp 500 per liter. Kalau kejauhan ya rugi," ungkapnya.
"Makanya semakin mudah suatu daerah dalam mendistribusikan BBM, semakin lengkap juga infrastruktur BBM-nya. Mulai dari kilang, depo BBM, makin murah harga pertamax begitu juga sebaliknya," tutur Ali.
Harga Pertamax RI Lebih Mahal dari Malaysia, Ini Penjelasan Pertamina
|
"Jangan membandingkan kita dengan Malaysia soal harga BBM. Di sana wilayahnya tidak seperti di Indonesia yang sangat luas," tegas Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir ditemui di Tempat Pelelangan Ikan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (25/11/2014).
Di Malaysia, lanjut Ali, distribusi BBM bisa dilakukan hanya dengan angkutan darat. Sementara di Indonesia, harus dengan berbagai moda transportasi dan melalui medan yang kadang tidak mudah.
"Di sana distribusikan BBM cukup pakai angkutan darat. Di Indonesia mulai dari kapal tanker besar, ganti kapal tanker kecil, lalu pakai truk, ada yang sampai diangkut pakai perahu kecil, dinaikkan pesawat, dan sampai diangkut sama tenaga manusia," jelas Ali.
Selain itu, tambah Ali, di Indonesia harga BBM non subsidi dikenakan pajak 15% yang terdiri dari 10% Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan 5% pajak kendaraan.
"Total 15% kena pajak tiap liter BBM non subsidi termasuk Pertamax. Kalau Pertamaxnya Rp 8.000 per liter, kena pajak 15% itu sudah Rp 1.200 per liter atau harga Pertamax jadi Rp 9.200 per liter," papar Ali.
Kenapa Pertamax di Jabodetabek Termurah se-Indonesia?
|
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, harga pertamax di Jabodetabek paling murah, sementara di wilayah lain lebih mahal, itu karena komponen biaya distribusinya.
"Kalau di Jakarta kan dekat dari kilang Balongan (Indramayu, Jawa Barat), angkutnya juga lewat pipa bukan lewat jalan raya," jelas Hanung di Tempat Pelelangan Ikan, Cilincing, Jakarta, Selasa (25/11/2014).
Contoh saja harga pertamax di Aceh yang mencapai Rp 11.700/liter. Hanung mengatakan, ini karena jaraknya yang jauh dari kilang.
"Ya karena jaraknya jauh. Angkut pakai kapal tanker, truk besar, truk kecil," ujar Hanung.
Pada kesempatan itu Hanung mengatakan, pasca kenaikan harga BBM subsidi Rp 2.000/liter beberapa waktu lalu, penjualan bensin pertamax naik 40% secara nasional. Stok pertamax dijaga Pertamina cukup untuk 40 hari lebih.
Pertamax di Jakarta Rp 9.950/Liter Tapi di Aceh Rp 11.700/Liter
|
"Itulah alasannya mengapa kita hanya menurunkan harga Pertamax Rp 300/liter," kata Fakhri, Selasa (25/11/2014).
Menurutnya, Pertamina tidak dapat menurunkan harga pertamax sama di seluruh Indonesia. "Di Jakarta biaya pengirimannya lebih murah," jelasnya.
Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi Rp 2000/liter, warga Banda Aceh mulai ramai beralih ke Pertamax.
Warga mulai ramai mengantre untuk memperoleh BBM jenis pertamax di sejumlah SPBU di Banda Aceh. Meski demikian, warga mengaku kecewa dengan perbedaan harga pertamax yang tinggi dengan di Jakarta.
Seorang warga Banda Aceh, Rizki Amelia mengatakan, seharusnya Pertamina menyamaratakan harga pertamax di Jabodetabek dengan seluruh wilayah lain di Indonesia.
"Saya sudah lama pakai pertamax, sejak beli motor sudah pakai pertamax meski kemarin sempat beralih ke premium sebentar. Tapi sekarang sudah pakai pertamax lagi," kata Rizki.
Ia berharap Pertamina dapat menurunkan harga Pertamax di daerah lain sehingga sama dengan wilayah Jabodetabek. "Perbedaan harga di sini dengan di Jakarta sangat signifikan. Saya berharap Pertamina dapat menyamaratakan harga," jelasnya.
Konsumsi Pertamax Naik, Pertamina Tambah Impor 1 Juta Barel
|
"Konsumsi pertamax dalam beberapa hari ini naik 40%, karena sebagian masyarakat beralih ke BBM non subsidi setelah kenaikan harga BBM," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya ditemui di SPDN Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (25/11/2014).
Hanung mengungkapkan, akibat tingginya permintaan pertamax, Pertamina harus menambah stok dengan mengimpor pertamax pada Desember nanti.
"Desember kita impor pertamax tambahan sebanyak 3-4 kargo di mana 1 kargonya 250.000 barel," ujarnya.
Hanung menambahkan, Pertamina juga akan menambah tangki-tangki timbun BBM khusus pertamax di beberapa terminal BBM di Indonesia.
"Yang jelas pasokan BBM aman, Pertamax cukup hingga 40 hari lebih," tutupnya.
Halaman 2 dari 7