Bahkan, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyatakan, Pertamina melalui PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), mengimpor BBM RON 92 dan diturunkan menjadi RON 88. Ini karena sulit mencari BBM RON 88. Akhirnya, pasti biaya lebih mahal.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Ibrahim Hasyim mengatakan, dirinya belum melihat ada negara yang menjual bensin RON 88.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara saat dikonfirmasi soal Pertamina yang mengimpor bensin RON 92 dan diturunkan kelasnya menjadi bensin RON 88, Ibrahim mengatakan, kondisi saat ini memang kilang-kilang di luar negeri tidak ada lagi yang mau mengolah bensin di bawah RON 90.
Sementara di Indonesia, mayoritas kilang minyak hanya bisa memproses hingga RON 88. Jadi terpaksa, impor RON 90 ke atas dan diturunkan kelasnya menjadi RON 88.
Ibrahim mengatakan, hanya kilang Balongan saja yang saat ini bisa memproses bensin di atas RON 88.
Saat ditanya apakah dengan mengimpor bensin RON 92 dan diturunkan menjadi RON 88 memakan biaya lebih mahal lagi, Ibrahim tak mau banyak komentar.
"Namun yang jelas, jika tahapan prosesnya makin banyak, maka biayanya tambah banyak lagi," tutup Ibrahim.
(dnl/hds)