Harga gabah kering panen pada Februari 2015 di tingkat petani adlaah Rp 4.922,52/kg. Turun 2,1% dibanding Januari 2015.
"Harga gabah turun, tapi harga beras naik. Para pedagang tengkulak beli ke petani harganya sudah turun terutama di Sumatera tapi dijual ke konsumen lebih mahal," ungkap Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadiwibowo saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (2/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu belum jadi beras," ujarnya.
Lebih jauh Sasmito mengatakan, harga gabah yang dijual petani turun 2,1% tetapi di penggilingan naik 0,33%. Di pedagang grosir naik lagi 1,01%, ke tingkat eceran dijual ke konsumen naik 2,88%.
"Ini yang terjadi situasi perberasan kita. Penggilingan untungnya banyak," tegasnya.
Sasmito mengungkapkan, keputusan pemerintah untuk menahan keran impor beras dinilainya tepat. Sebab, harga di tingkat petani akan jatuh lebih dalam ketika beras impor masuk ke pasar.
"Ketika pemerintah memutuskan tidak impor beras, kita acungkan jempol. Kalau impor beras, harga di petani akan turun berapa lagi?" ucap dia.
Sasmito menambahkan, kenaikan harga beras di pasaran hingga mencapai 30% hanya terjadi di beberapa tempat dan hanya untuk 2 jenis beras.
"Yang naik 30% itu hanya 2 jenis beras yang naik di beberapa pedagang. Walau pun di DKI memang tinggi juga harga beras rata-rata naik 7%, DKI Februari ini inflasi," jelasnya.
(drk/hds)