"Harga karet di tahun 2011 extraordinary (luar biasa)," kata Staf Ahli Menteri Perdagangan Gusmardi Bustami saat ditemui di Gedung Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Kamis (9/04/2015).
Sejak harga karet dunia menembus level tertinggi, beberapa negara produsen karet atau International Tripartite Rubber Council (ITRC) seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia mulai bergeliat menaikkan produksi karet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gusmardi mengatakan sebenarnya ada dua cara menekan kelebihan stok karet dunia saat ini agar harga karet dunia bisa terdongkrak. Pertama adalah setiap anggota ITRC melakukan penahanan produksi serta melakukan suatu manajemen pasokan dengan cara peremajaan pohon. Kedua adalah skema pembatasan ekspor.
"Tetapi ini sulit dan tidak berjalan. Jadi masing-masing negara harus mencari jalan keluar," imbuhnya.
Indonesia terus berjuang dengan lebih banyak menyerap getah mentah bagi industri dalam negeri dan proyek infrastruktur yang tahun ini ditargetkan mencapai 700.000 ton/tahun. Sementara hal yang sama juga dilakukan Malaysia dengan mengalokasikan 40% produksi getah karet bagi industri dan proyek infrastruktur dalam negerinya.
Diharapkan dengan cara-cara seperti ini, harga karet dunia bisa bergerak naik. Sehingga harapannya 10 juta petani karet di dalam negeri tidak mengalami kerugian.
"Yang wajar harga karet dunia itu US$ 3 per kg dan kita harus capai target itu. Mulai dari US$ 2 per kg sampai US$ 2,5 per kg sudah baik, sehingga penerimaan petani kita cukup baik," jelas Gusmardi.
(wij/hen)