"Kita akan bangun 33 unit BBN (Bahan Bakar Nabati/biodiesel) storage. Tangki akan dibangun di tempat yang Pertamina belum punya, misalnya di Maluku. 23 juta liter total kapasitasnya," ujar Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, saat Media Gathering di Kantornya, Jumat (13/11/2015).
Rida menambahkan, telah disiapkan dana sebesar Rp 66 miliar untuk membangun tangki BBN tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiadaan tangki BBN selama ini membuat Pertamina kesulitan dalam menjalankan mandatori biodiesel sejak 2013. Di daerah-daerah yang belum ada tangki biodiesel, Pertamina hanya menjual BBM biasa, bukan yang sudah dicampur dengan biodiesel.
Di sisi lain, program mandatori biodiesel 15% (B15) yang sudah berjalan tahun ini akan ditingkatkan oleh Kementerian ESDM menjadi mandatori biodiesel 20% (B20). Artinya, campuran biodiesel ditambah 5% menjadi 20%. Selain itu, jika pembangunan 33 tangki BBN itu terwujud, maka akan membantuu Pertamina menjalankan mandatori biodiesel 20%.
Program mandatori biodiesel B15 akan ditingkatkan menjadi mandatori biodiesel B20 mulai Januari 2016. Saat ini telah dilaksanakan kegiatan uji jalan kendaraan dengan pemanfaatan B20 di jalan lintas Sumatera.
"Tahun depan kita akan mulai bisnis B20. Dengan program mandatori B20 ini kita akan mengurangi impor solar, menghemat devisa, rupiah juga makin kuat," pungkas Rida.
Sebagai informasi, sampai September 2015, capaian mandatori biodiesel baru 958.976 KL dari target yang ditetapkan 1,7 KL tahun ini. Jika target penggunaan biodiesel sebanyak 1,7 KL tercapai, total devisa yang dapat dihemat mencapai US$ 0,71 miliar atau Rp 9,61 triliun.
Selain menghemat devisa karena mengurangi impor solar, mandatori biodiesel 15% juga mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 2,5 juta ton karbon.
(hns/hns)