Ingat kaidah SMART dalam menetapkan target. S yaitu Specific, target keuangan sebaiknya dijabarkan dengan jelas dan spesifik sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi keberhasilan pencapaiannya. M untuk Measurable, target dapat diukur pencapaiannya, atau dapat diukur nilainya dengan uang.
A untuk Achievable, artinya realistis untuk dicapai. R untuk Relevant, apakah tujuan ini relevan dengan Anda? Dan T untuk Time Bound, artinya ada target waktu untuk mencapainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Memiliki Rumah
Misalnya Ian, menetapkan bahwa ia ingin memiliki rumah. Alasannya adalah sebagai tempat tinggal setelah dia menikah. Agar spesifik, Ian harus menentukan rumah seperti apa, lokasinya di mana, harganya berapa, dan kapan Ian ingin membelinya.
Setelah berpikir matang, Ian ingin membeli rumah dengan 3 kamar tidur, memiliki carport, halaman tidak terlalu luas, range harga di kisaran Rp 750 juta - Rp 1 miliar. Lokasinya dekat stasiun, pasar, TK, SD, dan pintu tol.
Ian ingin membelinya dua tahun lagi dengan cara kredit. Tahun ini Ian sudah menetapkan bahwa ia ingin menikah, dan setahun kemudian Ian dan istrinya sudah bisa menempati rumah mereka sendiri. Oh iya, resolusi tidak harus dicapai dalam setahun ya, bisa saja Anda menetapkan resolusi untuk dicapai hingga beberapa tahun ke depan.
Jika kita perhatikan, Ian telah menetapkan target yang SMART. Pertama, jenis rumah sudah cukup spesifik ditetapkan. Lokasi juga sudah cukup jelas, dekat stasiun, pasar, TK, SD, dan tol.
Sepertinya ini terkait dengan kemudahan anak-anak untuk sekolah, belanja harian, dan mobilitas. Range harga juga sudah disesuaikan dengan kemampuan pembayaran cicilan rumah. Dengan menetapkan target yang SMART tersebut, Ian dengan mudah dapat menetapkan berapa jumlah yang harus ia tabung sebagai uang muka pembelian rumah tersebut.
Ian memilih cara kredit karena tidak memiliki kemampuan membeli secara tunai. Hal ini pun sejalan dengan ia masih harus mengeluarkan biaya untuk pernikahan di tahun ini.
Namun dengan menetapkan dua resolusi tersebut, Ian dapat menetapkan biaya pernikahannya dengan lebih tepat dan wajar, karena ia menyesuaikannya dengan kebutuhan menabung uang muka rumah, sehingga ia tidak jor-joran dalam mengeluarkan biaya pernikahan. Ian sadar bahwa ada hal lain yang tidak kalah penting dibandingkan pernikahan yang memerlukan biaya tinggi.
Untuk mencapai resolusi tersebut Ian kemudian menetapkan strategi untuk mencapainya. Karena pernikahan dan uang muka rumah ini akan dicapai dalam setahun dan dua tahun, maka masih tergolong dalam target keuangan jangka pendek, sehingga Ian memutuskan mengumpulkan uangnya dalam tabungan dan reksa dana pasar uang.
Baca juga: Asuransi Jiwa Itu Seronok! (1) |
Strategi perencanaan keuangan ini bisa anda pelajari dari kelas dan workshop perencanaan keuangan yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari tentang bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari tentang Reksadana. Ada juga workshop khusus tentang Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)
Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Baca juga: Membuat Resolusi Keuangan di Awal Tahun (1) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. (ang/ang)