Boba Factor: Menggiurkan, Tapi Bisa Menghancurkan (2)

Boba Factor: Menggiurkan, Tapi Bisa Menghancurkan (2)

Baratadewa Sakti Perdana - Aidil Akbar Madjid & Partners - detikFinance
Jumat, 20 Sep 2019 06:10 WIB
1.

Boba Factor: Menggiurkan, Tapi Bisa Menghancurkan (2)

Boba Factor: Menggiurkan, Tapi Bisa Menghancurkan (2)
Foto: shutterstock
Jakarta - Kalau di luar negeri kita mengenal ada yang namanya Latte Effect atau Factor, nah di Indonesia kita perkenalkan Boba Factor. Apakah itu?

Sesuai dengan judulnya, Boba Factor adalah hal-hal yang menggiurkan namun berpotensi menghancurkan, sama seperti minuman Boba kalau kebanyakan atau tidak hati-hati yang menurut banyak cerita di media sudah menelan korban. Nah dari sisi kuangan apa saja yang bisa dimasukan kedalam kategori Boba Factor lagi? Yuk kita simak.

Klik halaman selanjutnya
Skema piramida (pyramid scheme) pada dasarnya juga mirip Ponzi, yaitu berusaha mengumpulkan uang masyarakat melalui rekruitmen member baru secara turun temurun. Hanya saja skema piramida sering dibungkus dalam bentuk jual beli barang atau jasa.

Proses jual-beli tersebut pada dasarnya hanya kamuflase semata, karena barang yang diperjualbelikan biasanya jauh lebih mahal dari seharusnya, dan seringkali barang yang ditawarkan juga sebetulnya tidak memiliki manfaat alias barang sampah. Barang tersebut bila dijual di dengan cara normal pun belum tentu laku.

Saat merayu calon member biasanya mereka akan lebih banyak berbicara tentang uang, uang, uang dan bukan tentang produk yang ditawarkan. Namun untuk memastikan uang mengalir masuk, biasanya bisnis skema piramida ada juga yang mewajibkan membernya untuk melakukan pembelian bulanan dalam jumlah banyak, jauh melebihi kebutuhan atau kemampuan si member untuk menjualnya kembali.

Pada akhirnya bisnis skema piramida akan runtuh dan menyusahkan banyak membernya karena produk yang dijualnya tidak terserap di pasar. Dengan kata lain, orang yang membeli produk (alias mendaftar) dan menyetor uang semakin sedikit lalu bisnis pun bubar. Mereka yang tidak mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan kemudian akan berkoar-koar karena merasa tertipu.

Klik halaman selanjutnya

Pada zaman yang serba online ini, sumber pemberi pinjaman semakin banyak tersedia. Jika dahulu kita hanya mengenal bank, leasing, dan koperasi, kini mengakses pinjaman menjadi semakin mudah.

Kemudahan memperoleh pinjaman ini ibarat pisau bermata dua. Pada satu sisi, kemudahan mengakses pinjaman akan dianggap menguntungkan bagi mereka yang merasa sangat membutuhkan proses yang cepat.

Namun pada sisi lainnya, kemudahan ini justru membuat seseorang lebih mudah terbelit utang yang tak berujung. Nah, salah satu hal yang harus kita waspadai adalah kehadiran rentenir online. Istilah ini kembali dilontarkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso di media online beberapa waktu lalu yang bertujuan untuk mengingatkan masyarakat terhadap tawaran pinjaman uang online dengan bunga yang sangat tinggi.

Ciri utama rentenir online ini adalah mereka yang menyediakan pinjaman atau utang namun dengan beban bunga yang tinggi. Tidak jarang ditemui kasus di mana pinjaman dana dari rentenir hitungan bunganya dipatok per jam.

Hitungan bunganya pun bunga berbunga sehingga sekali terjerat rentenir, akan sulit bagi seseorang untuk lepas. Banyak kejadian di mana jerat rentenir atau si lintah darat ini kemudian memicu masalah lain yang pelik, mulai dari kriminalitas, konflik rumah tangga hingga hal-hal buruk lainnya.

Penting sekali anda tidak terjebak rentenir online. Anda harus bisa menghitung rasio keuangan anda, dalam bahasa sederhananya adalah financial check up.

Kalau mau hitung financial check up secara gratis (biasanya FP charge cukup lumayan), anda bisa unduh aplikasi keuangan tanpa biaya alias gratis dengan unduh di sini.

Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

Hide Ads