BRI Majukan Peternak Ayam Telur di Blitar Lewat Ekosistem Digital

BRI Majukan Peternak Ayam Telur di Blitar Lewat Ekosistem Digital

Advertorial - detikFinance
Senin, 22 Mar 2021 00:00 WIB
adv bri
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta - Sektor peternakan memegang peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, terkhusus bagi Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bagaimana tidak, sektor peternakan ini menjadi salah satu motor penggerak sekaligus penopang pembangunan Kabupaten Blitar khususnya di wilayah pedesaan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019 sektor ini mampu menyumbang pembentukan nilai tambah lapangan usaha terbesar, yakni 40,4% dari 82%. Disusul komoditi tanaman pangan sebesar 20,1%, komoditi tanaman perkebunan 11,2%, komoditi tanaman hortikultura sebesar 9%, sisanya 1,2% dari jasa pertanian dan perburuan.

Namun, pandemi COVID-19 yang berkepanjangan hingga saat ini telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi para peternak. Harga pakan yang naik di masa pandemi berimbas pada fluktuasi harga telur hingga menyebabkan kurangnya penyerapan. Padahal pasokan telur yang ada di nasional, sebanyak 30%-nya dari Blitar.

Menilik hal ini, Bank BRI turut andil dalam menggairahkan roda ekonomi para peternak ayam layer atau petelur. Salah satunya, menjadikan Blitar sebagai pilot project pengembangan aplikasi Pasar Mikro agar para peternak dapat merambah digitalisasi dalam proses transaksi jual beli telur ayam.

Menurut Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari, telur merupakan komoditas pangan utama yang dibutuhkan oleh seluruh segmen masyarakat. Rantai ekosistem telur di Indonesia yang sangat besar menjadikannya potensial untuk dikembangkan menjadi lebih efisien, sehingga pergerakan ekonominya bisa semakin meningkat.

"Generasi petani peternak itu sudah melimpah, ada generasi peternak yang milenial, saya yakin mereka akan terus berinovasi untuk mencari sebuah titik efisiensi di dalam mengelola usahanya, oleh karena itu Bank BRI coba menghadirkan platform digital untuk menghubungkan ekosistem telur ini," ujar Supari beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Supari menuturkan telur ini juga merupakan ekosistem yang sudah mapan. Jika ekosistem ini dibuat lebih efisien dengan digitalisasi akan memberi banyak manfaat pada seluruh anggota ekosistemnya, mulai dari para peternak hingga para pedagang di pasar.

"Setidaknya mereka akan meningkatkan margin di pos-nya masing-masing, petaninya di margin meningkat, pedagang di pasar hingga ke pengepul di marginnya juga meningkat. Kemudian kapasitas pakan bisa dapat dikontrol dan logistiknya juga bisa dikelola dengan baik walaupun ada keterbatasan di masa pandemi seperti saat ini," ungkapnya.

adv briDirektur Bisnis Mikro Bank BRI Supari Foto: Alfi Kholisdinuka/detikcom

Selain itu, aplikasi digital yang dibuat BRI ini bertujuan untuk memperpendek arus transaksi dari telur. Menurutnya, hal ini akan membuat para peternak mampu menjual telur secara luas langsung kepada pembeli tanpa perantara, dengan proses harga yang diterapkan peternak.

"Dengan aplikasi itu, kita kumpulkan si peternak dalam satu wadah atau aplikasi, dari situ mereka tinggal bidding harga dan sebagainya, kemudian ketika sudah deal, sudah di siap untuk barangnya, diberangkatkan dengan ekspedisi, ada yang di transfer baru mereka nyampe. Jadi prosesnya lebih dimudahkan, mengurangi ke chaos-an di tengah," jelasnya.

Aplikasi Pasar Mikro tersebut diharapkan juga mampu memotong mata rantai penjualan yang panjang selama ini. Selain itu, tujuan lainnya juga untuk menyediakan akses pembiayaan melalui aplikasi tersebut. Misalnya, pelaku usaha yang sudah bergabung di aplikasi tersebut, transaksi keuangannya bisa tercermin dan ter-record dengan mudah.

"Pertama adalah kepastian dari pembeli, jadi telur kan produknya terus-terusan nih. Dia terus berproduksi. Pada saat stok sudah ada, petani di Blitar itu bingung mau dijual ke mana, sedangkan harga sedang naik turun. Dan penjual juga ingin langsung dapat dari petani langsung supaya dapat harga yang terbaik. Nah itu kita coba menjembatani, jadi tak ada situasi yang terlalu tinggi," ungkapnya.

adv briPeternak Milenial Foto: Ari Saputra/detikcom

Kemudahan Aplikasi Pasar Mikro

Sementara itu, salah satu Peternak Ayam Layer asal Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar Kurniawan Unggul Pambudi (30) mengaku terbantu dengan kehadiran aplikasi ini. Menurutnya, hal ini menguntungkan bagi para peternak milenial dalam melakukan proses transaksi dan pencatatan.

"Semua sudah tersistem di HP masing-masing. Termasuk pembukuan, check-in awal, belanja, jual telur, tidak perlu lagi dengan menggunakan lembaran-lembaran buku yang banyak. Mungkin bagi orang sepuh mungkin agak sedikit terhambat, namun ini mudah untuk dipelajari," terangnya.

"Kemudian masalah jual telur disitu ada pasar tertutup dan terbuka, harga jual bisa sesuai dengan yang kita inginkan. Ada sistem talangan dari BRI, jadi tidak khawatir uang tidak terbayar. Ketika telur sudah diambil dan dikonfirmasi sudah diambil dan uang langsung masuk ke aplikasi kemudian ke rekening BRI kita kurang lebih 2 hari," jelasnya.

adv briPeternak Milenial Kristina Sari Noverita Ningtyas Foto: Ari Saputra/detikcom

Hal senada juga diutarakan oleh Kristina Sari Noverita Ningtyas Peternak sekaligus Pedagang Telur di Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar. Menurutnya, aplikasi ini memudahkan dalam pencatatan keuangan, penjualan telur hingga pembelian barang peternak yang tadinya manual melalui WhatsApp.

"Jadi di sini memangkas tiga pekerjaan, satu konfirmasi mengenai transfer, dua jalan saya ke Bank, tiga pencatatan keuangan. Jadi semuanya itu sudah terangkum di aplikasi," terangnya.

adv briKetua Koperasi Putera Blitar Sukarman Foto: Ari Saputra/detikcom

Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar Sukarman mengapresiasi aplikasi yang diberi nama Pasar Mikro yang digagas oleh salah satu bank badan usaha milik negara (BUMN) ini. Menurutnya, walau masih menjadi pilot project, aplikasi itu sangat membantunya dan anggotanya dalam menjual telur-telur hasil panen.

"Yang tujuannya terutama untuk memberi talangan dana dalam waktu singkat kepada peternak. Jadi kita ambil telur, telurnya kita ambil, kemudian, kalau sudah berapa jumlahnya, berapa harganya, kemudian dimasukkan ke aplikasi, langsung peternak yang ambil telurnya, uangnya cair dari BRI," jelas Karman.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka menyampaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang turut membantu produksi telur dari Blitar, salah satunya adalah Bank BRI yang memberikan bantuan bagi peternak ayam layer di Blitar mulai dari fasilitas aplikasi digital hingga KUR.

"Jadi ya BRI ini sudah menjadi partner dengan dunia peternakan. Apalagi BRI adalah BUMN jadi harapannya bisa bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat juga," tutur Adi.

adv briFoto: Ari Saputra/detikcom

Sebagai informasi, aplikasi Pasar Mikro ini masih bersifat pilot project dan tersentral di beberapa pelaku usaha ternak ayam telur yang telah disosialisasikan pada akhir Desember 2020 lalu. Adapun, pelakunya adalah anggota Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar. Selain lewat aplikasi ini, BRI juga membantu permodalan peternak lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sepanjang tahun 2020, Kantor Cabang BRI Blitar menyalurkan KUR Mikro sebanyak Rp 1,2 triliun dan KUR Kecil Rp 83,7 miliar

(adv/adv)