Mau Hidup Sehat & Bahagia di Masa Pensiun? Begini Strateginya

Mau Hidup Sehat & Bahagia di Masa Pensiun? Begini Strateginya

Advertorial - detikFinance
Jumat, 26 Mar 2021 00:00 WIB
adv bri
Foto: Shutterstock
Jakarta - Mengacu pada survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, penduduk usia lanjut di Indonesia berjumlah 26,82 juta jiwa. Mayoritas masyarakat di kategori usia tersebut akan memasuki atau telah masuk usia pensiun sehingga memerlukan peralihan rutinitas agar tetap produktif secara fisik dan mental.

Orang-orang yang telah menginjak masa pensiun memiliki banyak waktu untuk beristirahat dan menyalurkan hobi sebebas mungkin. Namun, tak jarang pula seorang pensiunan diterpa kejenuhan akibat tak punya aktivitas regular.

Mengutip British Heart Foundation (BHF), orang yang telah masuk masa pensiun harus menyiapkan diri serta menyesuaikan aktivitas dan pola hidupnya agar tetap sehat dan bugar. Kesiapan finansial salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas hidup setelah tak lagi aktif bekerja. Oleh sebab itu, menjelang masa pensiun para pekerja perlu mengatur simpanan dana dan memikirkan alokasi dana tersebut.

Menjaga pola hidup sehat tak boleh diabaikan oleh para pensiunan. Menjaga pola makan, olahraga rutin, dan melakukan pemeriksaan medis secara rutin mencegah risiko timbulnya penyakit kronis di masa pensiun.

Masih melansir sumber yang sama, membangun rutinitas baru juga penting untuk para pensiunan. Ketimbang menghabiskan waktu hanya untuk tidur, makan, menonton TV, ada baiknya mencari kegiatan produktif di masa pensiun. Bisa dengan berkebun, beternak, membuka usaha, dan lainnya. Kegiatan produktif itu akan membuat pensiunan tetap aktif secara fisik dan mental, dengan begitu kesehatannya tetap terjaga.

Para pensiunan maupun karyawan aktif dapat meningkatkan produktivitas, sekaligus menambah pendapatan dengan menjalankan bisnis. Usaha toko sembako atau kebutuhan rumah tangga merupakan satu pilihan yang cocok dijalankan oleh pekerja aktif maupun pensiunan.

Toko sembako relatif minim risiko, karena barang-barang yang dijual relatif bisa disimpan dalam waktu lama. Selain itu, kebutuhan akan sembako dan barang-barang rumah tangga tak pernah menurun, sehingga pemasukan pemilik toko cenderung stabil.

Dengan modal tak terlampau besar, antara Rp 10-40 juta, para pekerja atau pensiunan bisa membuka kios sembakonya. Urusan permodalan, mereka dapat memanfaatkan fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan.

BRI memberikan fasilitas kredit bagi karyawan aktif dan pensiunan melalui program BRIguna Kios Warga. Modal yang diberikan hingga Rp 40 juta untuk para pensiunan maupun karyawan aktif yang menggunakan payroll dari BRI. Fasilitas permodalan ini memberikan jangka waktu kredit yang longgar, hingga 15 tahun (usia maksimal 75 tahun saat cicilan lunas) dilengkapi dengan asuransi jiwa.

Selain memikirkan modal, pemilik toko juga perlu memikirkan layout toko yang menarik dan efisien sehingga meningkatkan minat pembeli untuk berbelanja. Pemilihan produk-produk cepat laris (fast moving) juga penting untuk meningkatkan potensi pendapatan. Nasabah BRIguna Kios Warga akan mendapatkan bantuan untuk mengurus dua hal tersebut.

Pembiayaan BRIguna Kios Warga dapat diajukan melalui aplikasi BRISpot. Nasabah tinggal mengunduh aplikasi tersebut di Play Store. Proses registrasi, tracking pengajuan, sampai pencairan dana semua dilakukan cukup lewat aplikasi BRISpot, tanpa perlu mengunjungi kantor BRI. Tracking dan approval dilakukan secara transparan karena nasabah dapat melihatnya secara real time. Aplikasi BRISpot dapat diunduh melalui link http://bit.ly/BrispotBRI. (adv/adv)