Hal ini yang membuat raksasa mall online dunia, Zalora, menjadikan Indonesia sebagai lokasi bisnis yang potensial. Pertumbuhan transaksi online untuk pasar Indonesia tertinggi di regional.
Zalora mencatat total 800.000 transaksi terjadi sepanjang tahun 2014 di tanah air. Angka itu diproyeksi terus tumbuh.
"Kita tahu, Indonesia pasar besar di Asia Tenggara. Pertumbuhannya juga terbesar," kata Managing Director dan Co-Founder Zalora Magnus Grimeland di sela acara Wealth Management Bank Mandiri, Pacific Place, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Magnus mengatakan, penetrasi internet aktif di Indonesia sangat tinggi, apalagi didorong dengan akses internet mobile phone. Menurutnya, ada total 60 juta WNI terkoneksi dengan jaringan internet.
Zalora menjelaskan proyeksi pelanggan dari Indonesia akan tumbuh 1,5 juta dalam periode 3 sampai 5 tahun ke depan. Mayoritas pelanggan datang dari usia pertengahan 20 sampai pertengahan 30 tahun.
"Kita bicara 3-5 tahun ke depan, ada 1,5 juta customer potensial kita," ujarnya.
Untuk mendukung operasional di Indonesia, Zalora akan menambah kantor perwakilan hingga pusat pergudangan. Saat ini, semua kegiatan operasional Zalora masih terkonsentrasi di Jakarta.
Untuk distribusi produk yang dijual, Zalora mayoritas mengambil produk lokal. Zalora juga memperoleh pasokan barang dari sistem distribusi global.
"Mayoritas kita ambil dari pasar Indonesia. Ada juga dari luar tapi produk Indonesia kita jual ke luar juga. Kita buat sistem distribusi yang saling terkoneksi atau mix. Kita juga mendorong penciptaan pengusaha lokal di Indonesia," ujarnya.
Selama mengoperasikan mall online, pembeli asal Indonesia mayoritas melirik produk fashion hingga sepatu. Mayoritas pelanggan Zalora adalah kaum hawa.
"Untuk wanita, mayoritas yang dibeli pakaian dan sepatu. Kalau pria beli pakaian," ujarnya.
(Feby Dwi Sutianto/Angga Aliya)