Direktur Utama PT Rainlik, Heru Kuswanto, berujar dari hitung-hitungan sementara untuk tarif tiket Kereta Bandara Soetta di atas Rp 100.000.
"Paling sedikit kalau hitungan kami di atas Rp 100.000, batasnya sampai dengan Rp 150.000. Tapi itu belum fix (tetap). Kalau perhitungan sudah sudah matang akan segera kami informasikan ke masyarakat," kata Heru di Jakarta Railway Centre, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau jujur kita juga butuh competitiveness (daya saing), semakin rendah (tiket) semakin kompetitif. Tapi ada perhitungan, mau tidak mau harus dengan logika berhitung," ungkap Heru.
Besaran investasi pembangunan yang memakan biaya besar, lanjut dia, salah satunya karena banyak infrastruktur baru yang dibangun. Selain itu, butuh pembebasan tanah yang cukup banyak di Kota Tangerang, yakni dari Stasiun Batu Ceper hingga ke area bandara.
"Maunya kalau bisnis murah. (Biaya pembebasan) tanah ini saya enggak bisa sebutkan angka itu, harganya mahal. Itu di luar kemampuan operator," ungkap Heru.
Dia mencontohkan, negara tetangga Malaysia yang juga membangun kereta bandara dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA) sampai ke pusat kota Kuala Lumpur, namun tak ada biaya pembebasan lahan yang keluar dari operator, lantaran lahannya sudah disediakan dari pemerintah.
"KLIA itu bangun kereta bandara enggak beli lahan, lahannya dari kerajaan. Dari sisi tanah saja untuk membangun transportasi publik dengan negara tetangga beda, sementara selain kita beli tanah sendiri, prosesnya juga lama," terang Heru. (idr/wdl)