Berkah Ramadhan: Bisnis Katering Sahur Bisa Dapat Omzet Rp 100 Juta

Berkah Ramadhan: Bisnis Katering Sahur Bisa Dapat Omzet Rp 100 Juta

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 26 Mei 2019 15:40 WIB
Foto: Katering Sahur (dok Soku)
Jakarta - Bulan ramadhan bisa menjadi waktu yang tepat untuk memulai bisnis kuliner. Salah satunya adalah bisnis katering sahur. Bahkan, bisnis ini bisa menghasilkan omzet sampai Rp 100 juta, lho!

Soku Kitchen adalah salah satu bisnis katering sahur yang meraup untung besar di bulan ramadhan ini. Soku Kitchen merentangkan sayapnya sejak 2015, di Kota Solo. Dengan modal awal Rp 15 juta, kini omzet di bulan ramadhan mencapai Rp 90-100 juta.

"Di bulan ramadhan ini bisa Rp 90-100 juta itu omzetnya. Kalau profitnya sekitar 50% dari omzet," tutur pemilik Soku Kitchen, Soekma Agus Sulistyo kepada detikFinance, Minggu (27/5/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Omzet tersebut diraupnya dari pelanggan yang sebagian besar adalah mahasiswa. Dari total pelanggannya, 60% pelanggan Soku KItchen adalah mahasiswa.

Soku Kitchen melayani pesanan melalui sosial media instagram Soku_Kitchen, whatsapp, SMS, dan juga telfon. Kemudian, karena harganya murah, Soku KItchen menjadi incaran mahasiswa di sekitar Kota Solo. Soku KItchen menawarkan paket yang komplit untuk sahur seharga Rp 20.000, dan sudah termasuk biaya kirim.

Oleh karena itu, pesanan yang diterima Soku KItchen bisa meningkat hingga 100% di bulan ramadhan.

"Awal itu kita memang buka 24 jam. Jadi karena 24 jam itu di bulan ramadhan kan kita terkena jam sahur dan jam buka. Kebetulan ketika di bulan ramadhan pertama kita coba, lebih banyak di sahurnya. Ya sudah akhirnya kita fokusin promonya di sahur sekalian. Pesenannya meningkat bisa sampai 100%," jelas Soekma.

Selain itu, Soku Kitchen juga menawarkan sistem pembayaran di belakang.

"Mereka itu bayarnya bisa di belakang. Jadi mereka nggak harus bayar langsung. Bisa totalan di belakang, sampai satu bulan. Jadi kita beri kemudahan untuk nggak langsung bayar nggak apa-apa.Misal di bulan puasa, ketika mau mudik baru bayar," terang Soekma.

Berbeda dengan Soku Kitchen, bisnis katering yang berbasis di Bekasi ini justru mengharuskan pembayaran di awal untuk bisnis katering hariannya, yaitu MyHalalFood.co.

"Dulu aku bisa sistem payment DP, tapi sekarang aku nggak mau DP. Aku maunya pelunasan di awal. Karena aku nggak mau sehabis makan masih harus nagih itu aku nggak suka. Kecuali katering harian, itu aku payment dua minggu, payment per minggu tapi tetap semua di awal," ungkap Riezka Sari Injaryanti, pemilik MyHalalFood.co ketika dihubungi detikFinance, Minggu (27/5/2019).

Riezka memulai bisnis katering sejak tahun 2015. Karena menggunakan sistem made by order, Riezka hanya mengeluarkan modal sebesar Rp 3.000.000. Modal tersebut ia gunakan untuk pemasaran melalui online.

"Jadi modal awal Rp 3.000.000 aku pakai di online marketing. Jadi dana itu lebih ke branding semua. Kalau untuk belanja dan lain-lain itu dana tamu (pelanggan). Jadi tamu pesen harus bayar dulu. Karena aku nggak ada modal untuk belanja," terang Riezka.


Dengan menggunakan sistem pemasaran online, juga dengan SEO, bisnis kuliner Riezka melejit. Di bulan ramadhan ini contohnya, ia bisa meraup omzet Rp 70-95 juta untuk katering buka puasa dan sahur saja.

"Kalau bulan biasa, yang normal nggak terlalu ramai omzetnya Rp 50-70 juta. Kemarin ini (bulan ramadhan) katering harian saja omzetnya Rp 70-95 juta. Ada peningkatan di bulan ramadhan," kata ibu dari 3 anak tersebut.

Berbeda dengan Soekma, segmentasi pelanggan Riezka sebagian besar adalah ibu rumah tangga atau pasangan muda. Untuk itu, di bulan ramadhan ini pengiriman katering sahurnya berbarengan dengan katering buka puasa. Nantinya, pelanggannya sendiri yang akan memanaskan kembali menu dari MyHalalFood.co untuk disantap saat sahur.

"Kalau mereka biasanya pesan untuk buka puasa. Nanti porsinya di double. Jadi sama mereka dimasukkan ke kulkas lagi nanti dipanaskan," paparnya.

DI tahun-tahun sebelumnya hingga tahun 2018, Riezka pernah menerima pesanan sahur yang khusus diantar di malam hari. Namun, karena pesanan membludak dan jumlah staf yang tidak memadai, ia memberlakukan jam pengiriman makanan yang digabung dengan jam buka puasa.

"Tahun lalu aku kirim untuk sahur sampai malam. Ternyata membludak, jadi aku batasin 250 pesanan dan digabung dengan pengiriman buka puasa. Akhirnya kan sudah kebaca kalau begini," tandasnya. (dna/dna)

Hide Ads