"Yang kita hadapi sekarang beda dengan 10 tahun lalu. Sekarang bukan uang digelontorkan luar biasa oleh negara maju," ujar Suahasil dalam acara Dialog APBN untuk Indonesia Maju di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).
Suahasil bilang, tanpa terasa kebijakan tersebut juga berdampak ke Indonesia. Sebagian uang dari kebijakan pelonggaran moneter tersebut masuk ke Indonesia. Namun, kondisi tersebut jauh berbeda saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masuknya modal asing ke Indonesia saat ini salah satunya lewat portofolio yang sewaktu-waktu bisa saja ditarik ke luar jika ada imbal hasil yang lebih menarik.
"Portofolio capital inflow naik tapi gampang masuk, gampang ke luar," tuturnya.
Suahasil menerangkan, mereka yang masuk ke portofolio investasi di Indonesia melihat angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Sedangkan, penanaman modal asing (PMA), hal yang menjadi pertimbangan bukan hanya sekadar pertumbuhan ekonomi dan inflasi, juga iklim investasinya.
"Kalau penanaman modal asing itu mencari tempat, bukan lihat pertumbuhan dan inflasi, lihat iklim investasinya," katanya.
Selain itu, ekspor dan impor juga menjadi pekerjaan rumah yang tak juga selesai. Suahasil mengatakan bahwa industri mengandalkan bahan baku impor untuk membuat produk yang diekspor.
"Lihat juga impor naik membebani neraca perdagangan, tapi jangka panjang produksi meningkat," ujarnya.
Suahasil menambahkan, industri hulu Indonesia juga tidak pernah dibangun lagi sejak puluhan tahun lalu. Tak ada lagi pabrik baja selain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan juga industri kimia baru.
"Titiknya di industri hulu yang nggak pernah kita bangun dari 40 tahun terakhir," ujarnya.
(ara/eds)