Tapi nyatanya, KTT ASEAN yang sedianya berlangsung di Pattaya, Thailand pada 10-12 April terpaksa harus ditunda untuk waktu yang tidak bisa ditentukan menurut keterangan PM Thailand Abhisit Vejjajiva. KTT ASEAN yang dihadiri para pemimpin negara tersebut harus ditunda karena tempat pertemuan diduduki demonstran anti PM Abhisit.
Namun Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menegaskan, kejadian tersebut bukan berarti ada kemunduran dari kesepakatan yang sudah dicapai sebelumnya. Seperti diketahui, sebelum pertemuan tingkat kepala negara, sudah didahului oleh pertemuan tingkat Menlu dan Menkeu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menlu bersama dengan Presiden SBY dan rombongan akhirnya kembali ke tanah air setelah sempat mendarat di Thailand. Rombongan presiden SBY memutuskan kembali ke tanah air setelah melihat situasi di Thailand dan ditundanya KTT ASEAN.
Menlu menjelaskan, dalam pertemuan tingkat Menkeu 2 hari yang lalu, disepakati bahwa Chiangmai Initiative Multilateralisation (CMIM) akan segera dirampungkan. Termasuk alokasi US$ 120 miliar dari crisis fund yang telah disepakati sebelumnya.
Dari US$ 120 miliar crisis fund tersebut, ASEAN rencananya akan menyumbang 20 persennya atau sekitar US$ 24 miliar. Sementara Korsel akan menyumbang US$ 24 miliar. Sisanya US$ 72 miliar akan dibagi kontribusinya oleh Jepang dan China.
Sementara itu, Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan, ASEAN Summit ini memang datang ketika dunia sedang melihat ASEAN dan Asia timur memberikan kontribusi bagi solusi di tengah krisis finansial global.
"Jadi memang belum ada kesepakatan antara Jepang dan China. Persoalannya bukan karena dua-duanya kekurangan komitmen untuk mendukung hingga US$ 72 miliar, tapi karena masing-masing ingin lebih besar dari yang lain," ujar Menlu.
"Tadi malam kita senyum-senyum melihat ASEAN bisa kipar-kipas karena mereka justru berkompetisi siapa yang paling banyak. Karena itu, keputusan untuk segera diputuskan di summit ini atau besok pun dianggap tidak perlu, biarkan saja mereka berunding lagi," imbuh Menlu.
Yang penting, lanjut Menlu, pada pertemuan ADB pada 3-4 Mei di Bali mendatang, masakah ini bisa terselesaikan.
Kesepakatan lainnya, sebagaimana diusulkan PM Lee Hsien Liong adalah untuk pembentukan dana fasilitas redit diantara negara-negara ASEAN+3 ini. Termasuk pemanfaatan dana-dana yang sekarang dialokasikan melalui badan keuangan internasional ataupun regional seperti IMF, Bank Dunia dan ADB.
Batalnya pertemuan itu sekaligus menunda penandatanganan kesepakatan antara China dan ASEAN terkait investasi dan pengamanan energi termasuk manajemen bencana.
Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan berharap demo di Thailand bisa segera berakhri dengan damai, meski akhirnya KTT ASEAN sudah diputuskan ditunda.
"Ini untuk kepentingan seluruh 570 juta penduduk ASEAN bahwa para pemimpin ASEAN dan Asia Timur bisa bersama berdiskusi dan mensinergikan upaya menghadapi berbagai tantangan yang sedang dihadapi dunia," ujar Surin dalam siaran persnya.
(qom/qom)