"Minuman yang besar-besar relatif sedikit yang beli, kalau yang kecil pembelinya langsung banyak karena terjangkau," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Suroso Natakusuma kepada detikfinance, Selasa (19/4/2011).
Menurut Suroso, pembuatan kemasan minuman ringan haruslah dari masing-masing produsen untuk memasarkan barangnya. Meski laris namun, biaya produksi untuk minuman dengan ukuran yang lebih kecil justru lebih mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suroso menambakan, kepraktisan dan kenyamanan dalam menikmati sebuah produk lebih dikedepankan oleh para konsumen dalam memilih minuman ringan.
"Botol yang lebih kecil lebih praktis," ujarnya.
Kenaikan pendapatan per kapita orang-orang Indonesia, kata Suroso, juga mepengaruhi konsumen dalam memilih barang yang akan dikonsumsinya. Tren yang berkembang sekarang, para konsumen ingin mengonsumsi barang yang diingikannya.
"Kenaikan income mendorong konsumen untuk membeli dan sekarang trennya ke situ," pungkasnya.
(hen/hen)