Toko Hancur Akibat Tsunami, Pebisnis Jepang Andalkan Jualan Online

Laporan dari Sendai

Toko Hancur Akibat Tsunami, Pebisnis Jepang Andalkan Jualan Online

- detikFinance
Jumat, 03 Feb 2012 07:31 WIB
Sendai - Bencana gempa dan tsunami di Jepang tahun lalu tak hanya merenggut banyak korban meninggal dan hilang tetapi juga merusak infrastruktur kota. Selain rumah dan fasilitas umum, bencana itu juga menyapu toko-toko yang menjadi mata pencaharian warga setempat.

Sendai, merupakan sebuah kota kecil di bagian utara Jepang, dengan korban tsunami paling parah, begitu juga dengan tingkat kerusakan terhadap kotanya.

Banyak warga kehilangan pekerjaan dan bisnisnya akibat bencana alam tersebut. Kota tersebut pun sempat lumpuh selama kurang lebih dua bulan. Dalam upayanya bangkit kembali, para pebisnis yang kehilangan tokonya tersebut mulai melirik dunia maya dalam rangka menjajakan produknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasca tsunami, kami harus mulai dari awal lagi. Tapi semua orang saling membantu sampai akhirnya bisa kembali normal. Untuk mulai mencari pelanggan baru kami semua mengandalkan penjualan lewat internet," kata Kazunari Kimamura, pemilik toko Minato Marine, Sendai, Jepang, Kamis (2/2/2012).

Dengan tidak adanya toko, ia bersama beberapa pedagang lainnya mencoba melirik jualan lewat internet, yaitu melalui situs ecommerce atau jual beli online bernama Rakuten Ichiba.

Secara perlahan-lahan ia bisa mulai berbisnis seperti sedia kala, bahkan lebih maju dengan meluasnya pelanggan hingga ke seluruh Jepang. Kazunari yang menjual ikan beku hasil tangkapan dari berbagai belahan dunia ini akhirnya bisa menyebarkan produknya hingga ke seluruh Jepang.

Meski demikian, ia belum berniat untuk melakukan ekspor terhadap produknya. Pasalnya, saat ini ia masih berkonsentrasi untuk membangun kembali bisnisnya yang sempat jaya sebelum tsunami.

"Penjualan kami naik setelah berdagang lewat internet. Situs jual beli benar-benar membantu promosi dan pengenalan produk kami," ungkapnya.

Selain itu, Rakuten yang sering mengadakan acara pameran atas para pedagangnya itu memberikan kesempatan untuk memperluas pangsa pasar.

Saat ini, kata Kazunari, berkat bantunan situs belanja online ia memiliki sekitar 600 ribu pelanggan di seluruh Jepang dengan omzet sekitar 40 juta yen atau sekitar Rp 4 miliar per tahun.

Hal serupa juga dialami oleh Hideaki Masuno, pemilik beberapa toko kue dan roti bernama Monsiour Masuno di seputaran sendai. Tsunami telah menghancurkan dua tokonya yang berada di Sendai.

Untungnya, ia memiliki toko ketiga di luar Sendai sehingga bisa sedikit demi sedikit membangun kembali bisnisnya. Sayangnya, jumlah pelanggan semakin menipis karena daerahnya baru saja terkena bencana.

Ia pun memutuskan mencari lebih banyak pelanggan di luar kota melalui jualan di dunia maya. Ia pun ikut menjadi salah satu pedagang di situs belanja online nomor satu di Jepang tersebut.

"Sebelum berjualan online, keuntungan yang kami dapat sangat kecil hanya cukup untuk memperbaiki toko kami yang rusak. Setelah bergabung dengan Rakuten, kini ia punya pelanggan di seluruh Jepang.

Bahkan ia bisa memberikan banyak promosi berupa bebas ongkos kirim dan bonus-bonus lainnya bagi pelanggan. Kini ia punya total lima toko yang beroperasi di beberapa kota di Jepang.

Hideaki mengatakan, tahun lalu ia sudah meraup omzet lebih dari 40 juta yen atau sekitar Rp 4 miliar. Penjualannya dilakukan melalui internet dan toko.

(ang/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads