-
Dalam dunia bisnis, kita sering dengar kata "branding". Branding adalah konsep yang ternyata paling banyak salah dimengerti dalam dunia pemasaran.
Branding bukanlah periklanan dan bukan pula pemasaran atau humas. Branding adalah cara membentuk konsumen potensial agar memandang Anda sebagai satu satunya pemecahan masalah mereka.
Begitu Anda dipandang sebagai satu satunya, tidak ada tempat lain untuk berbelanja. Sedangkan Merek adalah "kepribadian sejati perusahaan." Merek adalah apa yang dipikirkan dan dikatakan konsumen.
Selain itu merek adalah sebuah janji dan branding merupakan tindakan mewujudkan janji yang dibuat perusahaan kepada dunia.
Berikut di bawah ini adalah daftar 10 branding alias merek lokal Indonesia yang berhasil dihimpun detikFinance dari berbagai sumber, Selasa (9/4/2013). Merek-merek ini behasil melakukan branding sehingga menjadi besar melebihi ukuran perusahaannya sendiri bahkan mendunia.
Maraknya komunitas skateboard di Bandung membuat trio Rizki, Maskom dan Firman, pada 1997 menciptakan Ouval Research. Tujuan semula adalah untuk menyuplai peranti juga fesyen buat para skateboarder.
Kekuatan label ini terletak pada koleksi kaosnya yang hadir dengan print unik dan erat sekali dengan budaya street style yang dinamis, fun dan berjiwa muda. Dari kaos, koleksi Ouval Research berkembang hingga ke aksesori, mulai dari tas, sepatu, bahkan sampai MP3 dan otopet.
Kini Ouval Research semakin memperlihatkan keseriusan dan kemajuan bisnisnya hingga mengekspor produknya ke mancanegara seperti Singapura di butik Fyeweraz dan skateboard di Jerman.
Le Monde diambil dari Bahasa Prancis yang artinya dunia. Perusahaan ini merupakan bisnis keluarga memiliki yang didirikan oleh Zakiah Ambadar (Jackie Ambadar) dengan aset Rp 13 miliar dengan omset Rp 3 miliar per bulan.
Saat ini, perusahaan perlengkapan bayi ini mempunyai 10 outlet yang tersebar di Jakarta, Bandung, Bogor dan Malang. Selain memiliki banyak outlet, Le Monde telah melakukan franchise sejak tahun 2001.
Kini produk produk Le Monde sudah diekspor keberbagai negara di Asia, Australia, Jerman, hingga negara Timur Tengah seperti Kuwait dan Bahrain. Berkat keberhasilannya menjaga mutu prima, Le Monde pernah menyabet penghargaan Best Asean Infant Wear 2005.
Christyna Theosa, seorang mahasiswi Art Center College of Design Pasadena, Perempuan kelahiran Tuban, 2 Januari 1982, sukses dengan tas buatannya yang diberi nama label Mimsy pada 2004.
Ia banyak bereksperimen dengan bahan dan warna untuk menciptakan desain yang elegan, unik, dan classy, namun juga seksi dan funky. Ia mendesain clutch-nya dengan bahan terbaik seperti kulit Italia, kain lace Jepang dan Prancis, pita sutra, beludru, hingga kristal Swarovski.
Semua tas dan clutch-nya juga dilapisi dengan bahan suede Italia dan satin. Tas-tas buatannya ini dijual dengan kisaran harga Rp 1,5 juta hingga Rp 7 juta. Kini tas karyanya bisa ditemui di Amerika (New York, Los Angeles, Chicago), Jepang, Malaysia, dan tentunya Indonesia (Grand Indonesia Shopping Town).
Christyna Theosa, seorang mahasiswi Art Center College of Design Pasadena, Perempuan kelahiran Tuban, 2 Januari 1982, sukses dengan tas buatannya yang diberi nama label Mimsy pada 2004.
Ia banyak bereksperimen dengan bahan dan warna untuk menciptakan desain yang elegan, unik, dan classy, namun juga seksi dan funky. Ia mendesain clutch-nya dengan bahan terbaik seperti kulit Italia, kain lace Jepang dan Prancis, pita sutra, beludru, hingga kristal Swarovski.
Semua tas dan clutch-nya juga dilapisi dengan bahan suede Italia dan satin. Tas-tas buatannya ini dijual dengan kisaran harga Rp 1,5 juta hingga Rp 7 juta. Kini tas karyanya bisa ditemui di Amerika (New York, Los Angeles, Chicago), Jepang, Malaysia, dan tentunya Indonesia (Grand Indonesia Shopping Town).
PeterSaysDenim adalah nama merek celana jins yang cukup terkenal di Bandung, didirikan oleh Peter Firmansyah. Produk-produknya sudah diekspor ke beberapa negara. Bahkan jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek PeterSaysDenim, bahkan dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri.
Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice & Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat (AS), I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs PeterSaysDenim.
PeterSaysDenim adalah nama merek celana jins yang cukup terkenal di Bandung, didirikan oleh Peter Firmansyah. Produk-produknya sudah diekspor ke beberapa negara. Bahkan jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek PeterSaysDenim, bahkan dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri.
Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice & Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat (AS), I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs PeterSaysDenim.
Al Madad adalah merek cokelat yang digagas Sofihah dan mulai dikenal pasar lokal sejak 2008 lalu. Sofihah memang berniat mengangkat kekhasan lokal Banten dari produk cokelatnya. Mulai penamaan yang bernuansa religi dan budaya khas Banten, hingga penggunaan bahan baku cokelat yang berasal dari sejumlah pabrikan cokelat di Banten.
Sejumlah pabrikan ini juga menggunakan bahan baku cokelat dari perkebunan yang ada di provinsi berusia 10 tahun ini. Produk lokal cokelat Al Madad di bawah kepemimpinan Sofi, membuktikan kemampuan bisnis skala kecil memenuhi permintaan konsumen dan menarik kepercayaan perusahaan untuk menjadi mitra.
Dengan tambahan modal dari mitra, Sofi mampu menambah produksi cokelat untuk tetap konsisten memenuhi permintaan pasar. Dalam dua tahun, Al Madad dikenal sebagai produk unggulan khas Banten, serta berhasil menggaet pasar di kota lain seperti Bandung, Yogyakarta, dan Semarang. Bukan mustahil nantinya dark chocolate asli Banten ini mendunia. Toh sejumlah produk impor nyatanya mengambil bahan baku dari lahan yang sama, tanah Banten.
Al Madad adalah merek cokelat yang digagas Sofihah dan mulai dikenal pasar lokal sejak 2008 lalu. Sofihah memang berniat mengangkat kekhasan lokal Banten dari produk cokelatnya. Mulai penamaan yang bernuansa religi dan budaya khas Banten, hingga penggunaan bahan baku cokelat yang berasal dari sejumlah pabrikan cokelat di Banten.
Sejumlah pabrikan ini juga menggunakan bahan baku cokelat dari perkebunan yang ada di provinsi berusia 10 tahun ini. Produk lokal cokelat Al Madad di bawah kepemimpinan Sofi, membuktikan kemampuan bisnis skala kecil memenuhi permintaan konsumen dan menarik kepercayaan perusahaan untuk menjadi mitra.
Dengan tambahan modal dari mitra, Sofi mampu menambah produksi cokelat untuk tetap konsisten memenuhi permintaan pasar. Dalam dua tahun, Al Madad dikenal sebagai produk unggulan khas Banten, serta berhasil menggaet pasar di kota lain seperti Bandung, Yogyakarta, dan Semarang. Bukan mustahil nantinya dark chocolate asli Banten ini mendunia. Toh sejumlah produk impor nyatanya mengambil bahan baku dari lahan yang sama, tanah Banten.