Tarif Lebih Murah dari Parkir, Tanjung Priok Jadi Gudang Kontainer

Tarif Lebih Murah dari Parkir, Tanjung Priok Jadi Gudang Kontainer

- detikFinance
Selasa, 09 Jul 2013 13:01 WIB
Jakarta - Tarif inap kontainer di Tanjung Priok, Jakarta Utara masih dianggap lebih murah dari tarif parkir umum ataupun penyewaan gudang. Sehingga para pengguna jasa pelabuhan termasuk importir lebih memilih menaruh barangnya lebih lama di pelabuhan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri kemarin malam melakukan sidak di Pelabuhan Tanjung Priok. Chatib menyoroti soal tumpukan kontainer di Tanjung Priok, membuat pelabuhan terbesar di Indonesia seperti gudang raksasa.

"Salah satu persoalan Tanjung Priok jadi gudang, kenapa jadi gudang misal ada kontainer Rp 50 ribu per hari, kalau parkir misal Rp 4.000 per jam, kali 24 jam masa biaya kontainer lebih murah dari biaya parkir, kalau barang numpuk nggak bergerak, tanpa itu ruang nggak terpakai, ada yg bayar Rp 22.500 per satuan saya lupa (20 feet)," ucap Chatib di Gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa (9/7/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Chatib, rendahnya biaya inap di pelabuhan Tanjung Priok membuat pengusaha logistik enggan membangun gudang penampung kontainer di luar pelabuhan. Menurutnya, ada opsi menaikkan tarif inap kontainer namun hal tersebut harus didiskusikan dengan berbagai pihak termasuk pengguna jasa pelabuhan.

"Bukan saya, koordinasi dengan coba bicarakan dengan (Kementerian) perhubungan, BUMN," terangnya.

Chatib yakin jika tumpukan ini bisa dikurangi, waktu tunggu untuk bongkar muat atau dwelling time di Priok bisa bisa dipercepat.

Masalah penumpukan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok sempat disikapi oleh PT Pelindo II selaku operator setempat. Mulai 1 Januari 2012 lalu, PT Pelindo II mengenakan penalti terhadap penumpukan kontainer.

Penalti tersebut berlaku bagi pemilik kontainer yang menaruh barangnya di pelabuhan labih dari 2 hari setelah mengantongi surat persetujuan pengeluaran barang (SPPB) dengan denda 200-300%

Sekjen Gabungan Importir Nasional Indonesia (Ginsi) Achmad Ridwan Tento pernah mengatakan kebijakan tersebut sangat positif bagi kecepatan arus keluar barang di Pelabuhan Tanjung Priok. "Karena pelabuhan hanya tempat transit bukan tempat penumpukan barang," kata Ridwan beberapa waktu lalu.




(feb/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads