Sejak tanggal 10 Oktober 2013, konstruksi MRT Jakarta mulai dikerjakan. Hingga kini proses pembangunan terus berlangsung seperti pemagaran titik-titik konstruksi, persiapan pembangunan stasiun bawah tanah (underground) dan permukaan.
Untuk kegiatan pembangunan jalur bawah tanah dari Senayan sampai Bundaran HI, proses tahapannya dimulai dari pembangunan stasiun agar bisa menurunkan bor berdiameter 6 meter lebih dari stasiun ke stasiun untuk membuat jalur bawah tanah.
Tingkat Kedalamannya bermacam-macam, contohnya di Bundaran HI yang merupakan stasiun terakhir fase I MRT, kedalaman penggaliannya mencapai 23 meter dengan panjang 400 meter.
"Sekarang sedang membuat guide wall atau semacam polanya. Tantangannya adalah ruang kerja kita sempit, karena harus banyak mengalihkan arus lalu lintas," kata Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Muhammad Nasir kepada detikFinance, Selasa (10/6/2014).
Selain itu, penggalian pun sedikit mengalami persoalan dengan adanya kabel sambungan listrik, telepon, pipa air, pipa gas dan utilitas lain di bawah tanah. Menurut Nasir, semua persoalan itu bisa terkendali setelah berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Ada pipa air minum, kabel tegangan tinggi PLN. Dia persis di tengah-tengah. Koordinasi sudah, tinggal eksekusi di lapangan, karena prosesnya bersamaan dengan penggalian stasiun," papar Nasir.
Selain masalah teknis, proyek MRT juga punya kendala masalah pembebasan lahan, perizinan, penggusuran bangunan, hingga hambatan sosial. Proyek ini pun sempat ditolak oleh warga Jl Fatmawati karena dianggap akan merusak lingkungan jika dibangun melayang. Jalur MRT dari Lebak Bulus hingga Senayan akan dibangun melayang.
Namun Nasir mengatakan, persoalan tersebut tidak besar, sehingga ia optimistis maslaah tersebut akan segera diatasi.
"Kalau yang di Fatmawati kita sudah diminta sama panitia pembebasan lahan Wali Kota Jaksel untuk sosialisasi ke masyarakat. Harapan saya mudah-mudahan tidak ada masalah lagi," paparnya.
Selain itu, kini juga tengah diselesaikan perizinan untuk pembongkaran Stadion dan Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan untuk membangun stasiun dan depo/bengkel MRT.
Nasir mengatakan, pihaknya masih optimistis proyek ini bakal rampung sesuai target yakni pada 2018 beroperasi.
(zul/hen)