Dirjen Pengolahan dan Pemasaran KKP Saut P Hutagalung beralasan produksi udang dalam negeri yang sedang stabil. Sedangkan di panen udang di negara lain seperti Vietnam dan Thailand sedang tidak stabil akibat serangan penyakit udang.
"Target ekspor udang 2014 sebesar 200.000 naik dari ekspor 2013 sebesar 160.000 ton. Memasuki triwulan III, kondisi pra ekspor bagi Indonesia all produksi udang lokal dapat meningkat stabil, permintaan udang dunia membaik, juga kondisi usaha pertambakan dan perikanan secara umum jauh lebih baik di Indonesia dibandingkan di negara produsen lain," kata Saut kepada detikFinance seperti dikutip Kamis (31/07/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita perhatikan data ekspor udang khususnya Januari-Maret 2014, naik 21,8% dalam volume atau dari 33.600 ton periode yang sama 2013 menjadi 41.500 ton. Juga naik 70% dalam nilai dari US$ 285,3 juta periode yang sama 2013 menjadi US$ 476.6 juta. Boleh dikatakan semua petambak bergembira ria, rejeki besar, tentu juga pedagang perantara dan Unit Pengolahan Ikan (UPI) atau eksportir," tuturnya.
Kemudian yang menjadi keuntungan yang didapat petambak adalah mulai tingginya harga udang di pasar internasional. Harga jual udang jauh lebih tinggi dibandingkan harga produksi udang setiap Kg nya. Saut mengatakan pasar utama udang Indonesia seperti AS (Amerika Serikat) juga sudah mulai meningkatkan jumlah permintaan udang.
"Biaya produksi tambak udang sekitar Rp 36.000-38.000/Kg. Harga jual juga merangkak naik perlahan, sekarang sekitar Rp 60.000-65.000/Kg jadi masih menguntungkan. Bagi yang memanfaatkan momentum dengan baik, tentulah mendapatkan keuntungan yang lumayan besar. Jadi selamat buat para petambak udang terutama di pantura Jawa, lampung, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali," paparnya.
(wij/hen)