Bayangkan, Thailand hanya mempunyai luas laut 205.600 km2, sedangkan luas lautan Indonesia 5,8 juta km2. Namun produksi ikan tuna Thailand mampu mencapai 800.000 ton per tahun, sedangkan Indonesia hanya 600.000 ton per tahun. Apa kunci sukses Thailand?
"Thailand itu punya luas laut sedikit dan menjadi pemain utama di perdagangan sektor ikan di ASEAN," ungkap Kepala Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Yon Vitner saat ditemui di kantor Kadin, Kuningan, Jakarta, Senin (22/09/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yon, salah satu aturan Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan, setiap hasil tangkapan itu harus didaratkan di pelabuhan yang menjadi tempat keberangkatan kapal.
"Dia memanfaatkan kelemahan sistem kita. Kalimatnya 'setiap hasil tangkapan harus didaratkan'. Ya didaratkan sudah, lalu turun dari kapal dan naik mobil kemudian naik kapal besar. Itu kan sudah didaratkan," imbuhnya.
Hasil tangkapan itu kemudian dikirim kembali ke Thailand. Di Thailand, ikan-ikan asal Indonesia dikemas menarik dan didinginkan di dalam sebuah kotak dengan nilai jual lebih tinggi.
"Jadi kalau ke Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban kalau lihat ikan kembung di-packing itu ada bacaannya made in Thailand. Dibuka ukuran 10 kg disebut ikan balok, kita beli untuk bikin ikan pindang. Jadi mereka dapat nilai tambah. Jadi memang kita dilihat dari skenario kita harus membangun logistik dan kita tahan baru kita mainkan dan bekerja," papar Yon.
(wij/dnl)