Gila Merek, Orang RI Lebih Doyan Beli Baju dan Kain Impor

Gila Merek, Orang RI Lebih Doyan Beli Baju dan Kain Impor

- detikFinance
Sabtu, 25 Okt 2014 14:10 WIB
Foto: Elin Herlina (detikFinance)
Jakarta - Orang Indonesia ternyata lebih suka membeli baju dan kain impor ketimbang buatan lokal. Padahal kualitas baju dan kain lokal tak kalah daripada produk impor.

Supervisor Pronto Moda cabang Pasar Baru Jajang mengungkapkan, sampai saat ini orang Indonesia masih suka membeli produk impor meskipun harga yang ditawarkan jauh lebih mahal karena merek. Padahal belum tentu produk kain dan baju impor dan bermerek tersebut lebih tinggi kualitasnya dari produk lokal.

"Orang Indonesia itu memang gila merek, beli kain untuk pesta, beli jas, seragam nikahan mereka lebih pilih yang impor, sebetulnya mereka beli merek, bukan kualitas. Karena kalau kualitas produk lokal banyak yang berkualitas dan harganya miring," ucap Jajang kepada detikFinance saat ditemui di Pronto Moda, Pasar Baru, Jakarta, Sabtu (25/10/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena tingginya permintaan, hampir sebagian besar toko fashion yang ada di Pasar Baru lebih banyak menjual baju dan kain impor. Hal yang sama dilakukan oleh Jajang yang lebih banyak menjual produk impor mulai dari kain berbahan katun, kaos, polister, wol hingga sutra.

"Di sini 75% impor dan 25% lokal, impornya dari Jepang, Eropa," ujarnya.

Secara spesifik Jajang mengungkapkan ada perbedaan yang mendasar antara produk kain impor dan lokal salah satunya di motif. Kain impor mempunyai motif lebih beragam dibandingkan kain lokal. Namun keunggulan kain lokal adalah dari segi kualitas.

"Walau begitu orang Indonesia tetap suka yang impor, namun sebaliknya orang asing seperti Jepang, China, Amerika dan Inggris yang bisa beli kain di sini justru sukanya yang lokal karena lebih murah," katanya.

Kemudian dari segi harga, produk impor cukup mahal. Ia mencontohkan kain pesta atau kebaya impor di jual Rp 10.000 per meter sampai Rp 75 juta per 3,5 meter. Sedangkan baju mulai dari Rp 1 juta-Rp 33 juta.

"Paling mahal itu kain Scabal V Icuna & Chanci yang hanya 3,5 meternya Rp 72,5 juta, ini biasanya dibeli untuk koleksi untuk dibuat jas, kenapa mahal karena kancingnya terbuat dari tanduk rusa, kain wol-nya diambil hanya dari bagian leher domba saja, ada produknya memang terbatas. Kalau yang kain untuk perempuan yang paling mahal di sini F Lace Christian Dior 2,65 meternya Rp 33,5 juta," tambahnya.

Jajang menegaskan hanya orang yang punya kocek lebih yang bisa membeli baju dan kain impor di Pasar Baru.

"Desainer terkenal seperti anne avantie, Ivan Gunawan, Sebastian Gunawan Eureka kalau belanja bahannya ya disini," tutupnya.

(rrd/wij)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads