Jam kerja baru saja mulai, Kantor Manajemen Pusat (Kampus) PT Dahana (Persero) dikagetkan dengan informasi mendadak akan datangnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ke area Energetic Material Center (EMC) yang berlokasi di desa Sadarwarna, Subang, Jawa Barat.
Selang satu jam kemudian, rombongan Rini sudah tiba di Kampus Dahana. Ini merupakan blusukan pertama Rini ke Dahana, perusahaan penghasil bahan peledak yang berada di bawah kementeriannya.
Bersama rombongan, Rini meninjau langsung kondisi zona ring 1, lokasi di mana bahan peledak diproduksi. Rini pun menyempatkan diri untuk turun dari kendaraan dan melihat langsung lokasi yang akan didirikan pabrik propelan, yang masih nampak hijau dipenuhi semak belukar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, menteri yang baru tiga bulan bertugas ini mengunjungi pabrik Detonator Non-Electric (Nonel), dan melihat langsung proses perakitan serta berkesempatan menguji mutu daya cepat rambat ledak detonator.
Menteri Rini pun berkesempatan mencoba kualitas Non Electric Detonator, salah satu produk aksesoris peledak Dahana. "Wow, keras sekali suaranya," ujar Rini terkaget-kaget seusai uji coba detonator tersebut sambil melihat hasil yang terpampang di layar monitor.
Selain produk detonator yang diproduksi di EMC Subang, Detonator jenis elektrik juga diproduksi di Pabrik Dahana di Turen, Malang. Sementara itu, untuk bahan peledak utama yang sudah diproduksi di antaranya Dayagel Magnum, Dabex, Danfo, Pentolite Booster, Dayagel Seismic dan Shaped charges untuk sektor komersial.
Rini menetapkan target yang harus menjadi perhatian Dahana ke depan. Target tersebut antara lain komersialisasi produk Dahana dengan menyasar tambang besar dan menjadi pemain utama di ASEAN.
"Perlu dipikirkan usaha-usaha komersialisasi pasar bahan peledak dari yang sudah ada. Terutama tambang besar yang masih menggunakan produk impor. Kementerian akan mendorong supaya kandungan lokal menjadi prioritas," papar Rini yang juga didampingi Oleh Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro, Deputi Bidang Industri Agro dan Industri Strategis Muhammad Zamkhani dan Staf Khusus Menteri Pos M. Hutabarat.
Terkait penetrasi pasar di ASEAN, Rini mengharapkan, Dahana lebih berkembang lagi. Menurutnya, pasar ASEAN sangat potensial untuk BUMN melebarkan sayap usahanya.
"Kami mendorong BUMN untuk berkembang. Termasuk menjajaki ASEAN sebagai pasar propelan yang akan diproduksi oleh Dahana," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, selain sektor bahan peledak komersial yang hampir 90 persen berkontribusi terhadap pendapatan Dahana, sektor militer kini menjadi perhatian khusus. Beberapa proyek terkait pertahanan sedang digarap saat ini, yakni pembangunan industri propelan, pengisian bom P 100 L untuk pesawat tempur Sukhoi, dan proyek-proyek kerja sama lainnya yang sedang dikembangkan.
"Selain untuk kebutuhan dalam negeri, propelan akan diekspor. Salah satunya kita sedang upayakan mengcover ASEAN," tutur Hutabarat.
Saat ini, produk-produk bahan peledak komersial Dahana telah tersebar ke mancanegara. Ke depan, tidak hanya produknya saja yang diekspor, tapi juga jasa peledakannya menggunakan Dahana.
"Untuk services, Dahana sedang penetrasi pasar ke Australia untuk sektor pertambangan," ungkap Sekretaris Perusahaan Dahana Mamat Ruhimat.
Rini 'Hijaukan' Dahana
Selain mengunjungi pabrik dan fasilitas pendukung lainnya, Rini juga melakukan aksi penanaman pohon.
Direktur Keuangan & SDM Dahana Susilo Hertanto mengajak Rini untuk menanam pohon trembesi di halaman Kampus Dahana sebagai tanda prasasti kehadirannya di Dahana, dan juga ikut serta dalam gerakan menanam pohon untuk lingkungan hijau.
"Semoga pohon ini terus hidup dan tumbuh semakin besar, begitu pun dengan Dahana semoga semakin jaya. Amiin," ucap Rini dengan doa, sambil menyiramkan air ke pohon yang baru saja ditanamnya.
Pohon trembesi yang ditanam ini merupakan hasil budidaya Unit Nursery Dahana. Arthur Sitanggang, Kepala Unit Nursery Dahana, mengungkapkan unit kerja yang dipimpinnya saat ini terus berupaya menciptakan hutan di kawasan Energetic Material Center (EMC).
"Menjadikan lingkungan Dahana lebih asri dan hijau dalam mengaplikasikan program Go Green adalah tugas dari unit kerja kami," ujarnya.
Menurutnya, kawasan EMC yang luasnya hampir 600 hektar ini akan dijadikan tiga macam hutan. Pertama, Hutan Konservasi yang terletak di zona Ring 1. Zona ini akan ditumbuhi hutan pelestarian tanaman dan pepohonan langka.
Kedua, Hutan Kota untuk area perkantoran dan perumahan. Area ini akan ditanami pohon dan tanaman dengan memperhatikan estetika lingkungan. Dan yang ketiga adalah Hutan Produksi dan Vegetasi yang berada di zona nursery untuk melakukan pembibitan dan penanaman pohon produksi. Dengan kata lain, ditanam dan dipanen.
"Sekitar 450 hektar tanah Dahana nantinya akan dijadikan kawasan vegetasi dan hutan produksi sebagai upaya pemanfaatan lahan dan juga penghijauan lingkungan serta menjaga ekosistem di area EMC," kata Arthur.
(ang/dnl)